Fenomena dua mingguan Fortnightly

4.2.3. Fenomena dua mingguan Fortnightly

Sinyal 13,5 hari sampai dengan 14 hari juga ditemukan pada hasil spektrum korelasi silang muka laut antar stasiun, sinyal ini diduga karena adanya pengaruh dari pasut dua mingguan. Sinyal-sinyal ini ditemukan pada hasil korelasi silang muka laut antara stasiun Sabang dan Padang dan hasil korelasi silang muka laut stasiun Sibolga dan Padang Tabel 7. Spektrum korelasi silang muka laut antar stasiun periode fortnightly No Korelasi Stasiun Periode fluktuasi jam Keterangan Spektrum Densitas Energi m siklus jam Koherensi Beda fase tan-1 Waktu 1 Sabang - Padang 324,44 13.5 hari 0,82 0,47 -0,74 1 hari 2 Sibolga - Padang 324,44 13.5 hari 1,61 0,94 -0,11 6 jam Koherensi 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 Periode jam 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 K oher ensi Beda fase 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 Periode jam -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 B eda f a se tan -1 Spektrum densitas energi silang Peubah X : Muka Laut Stasiun Padang Peubah Y : Muka Laut Stasiun Cilacap 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 Periode jam -5 5 10 15 20 25 30 S pekt rum D ensi tas E n er gi [ m si kl us per j a m] a b c Gambar 24. Spektrumkorelasi silang muka laut antara stasiun Padang dan Cilacap a Spektrum densitas energi silang b Koherensi c Beda fase Jarak antara Garis Putus-putus warna merah menunjukkan taraf nyata 95 Koherensi 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 Periode jam 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 K oher ensi Beda fase 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 Periode jam -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 B eda f a se tan -1 Spektrum densitas energi silang Peubah X : Muka Laut Stasiun Padang Peubah Y : Muka Laut Stasiun Benoa 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 Periode jam -2 2 4 6 8 10 12 14 S pekt rum D ensi tas E ner gi [ m si kl us per j a m] a b c Gambar 25. Spektrumkorelasi silang muka laut antara stasiun Padang dan Benoa a Spektrum densitas energi silang b Koherensi c Beda fase Jarak antara Garis Putus-putus warna merah menunjukkan taraf nyata 95 Koherensi 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 Periode jam 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 K oher ensi Beda fase 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 Periode jam -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 B eda f a se tan -1 Spektrum densitas energi silang Peubah X : Muka Laut Stasiun Cilacap Peubah Y : Muka Laut Stasiun Benoa 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 Periode jam -10 10 20 30 40 50 S pekt rum D ensi tas E ner gi [ m si kl us per ja m ] a b c Gambar 26. Spektrumkorelasi silang muka laut antara stasiun Cilacap dan Benoa a Spektrum densitas energi silang b Koherensi c Beda fase Jarak antara Garis Putus-putus warna merah menunjukkan taraf nyata 95 58

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Variasi muka laut di setiap stasiun pasang surut yang dikaji dalam penelitian ini yang dianalisa dengan menggunakan metode wavelet secara umum memperlihatkan adanya periode tengah tahunan semi annual, dimana tinggi muka laut mencapai dua kali maksimum dan dua kali minimum dalam setahun. Tinggi maksimum terjadi pada periode April hingga Mei musim peralihan 1 dan November musim peralihan 2 hal ini diduga berkaitan dengan perambatan gelombang Kelvin. Dalam penelitian ini perambatan muka laut yang berbentuk gelombang merambat ke dua arah, di selatan khatulistiwa gelombang merambat dari barat ke timur melalui Padang-Cilacap-Benoa dan di utara khatulistiwa gelombang merambat dari selatan ke utara melalui Padang-Sibolga-Sabang. Dari hasil spektrum densitas energi muka laut di tiap stasiun menunjukkan berbagai variasi, seperti variasi musiman seasonal, variasi intra musiman Intraseasonal dan dua mingguan. Variasi musiman ditemukan di semua stasiun dengan periode fluktuasi berkisar antara 4-6 bulan hal ini diperkirakan karena ada pengaruh saat terjadinya pergantian musim dari Musim Barat ke Musim Timur atau sebaliknya. Variasi intraseasonal ditemukan hampir di semua stasiun, kecuali stasiun Benoa. Periode fluktuasi variasi antar musiman berturut-turut di Sabang terjadi pada periode 3 bulan; 2,4 bulan dan 1,7 bulan, di Sibolga pada periode 3 bulan ; 2,4 bulan dan 1,5 bulan, di Padang pada periode 3 bulan dan 2,4 bulan dan terakhir di Cilacap pada periode 3,4 bulan. Variasi intraseasonal ini