15
C. Manfaat Sistem Pembangkit Biogas
Pemanfaatan limbah sapi sebagai energi biogas selain dapat mensuplai kebutuhan energi juga dapat mengatasi masalah lingkungan di peternakan
setempat.
C.1 Biogas sebagai sumber energi alternatif
Biogas banyak mengandung gas metana, hal inilah yang mengakibatkan biogas dapat dijadikan sumber energi. Pada beberapa
literatur sering menyebutkan nilai energi yang berbeda dari komposisi bahan yang sama, hal ini berkaitan erat dengan kondisi lingkungan
setempat dan karakteristik substrat yang tidak selalu sama. Berikut adalah komposisi dan nilai energi yang dihasilkan;
Tabel 5. Komposisi limbah dan biogas yang dihasilkan.
Bahan baku Nilai energi
m
3
kg kering Suhu
C CH
4
Waktu fermentasi
Limbah sapi perah 0.23-0.50
11.1-31.1 -
- Limbah sapi daging
0.86 34.6
58 10
Limbah ayam 0.31
37.3 60
30 Limbah kambing
0.37-0.61 -
64 20
Limbah manusia 0.38
20.0-26.2 -
21 Sumber : Telaah 1980 dalam Fauziyah 1996
Berdasarkan volatil solid yang masuk Termasuk kotoran dan urin
Berikut jumlah gas yang dibutuhkan untuk berbagai pemakaian. Tabel 6. Jumlah biogas yang dibthkan untuk pemakaian tertentu.
Penggunaan Spesifikasi
Biogas m
3
jam
Memasak 2“ burner
0.33 4“burner
0.47 Penerangan
Per orang hari 0.34-0.4
1 lampu = 100 lilin 0.13
Sumber : Telaah 1980 dalam Fauziyah 1996 Efisiensi tidak disebutkan
16
C.2 Lumpur sebagai pupuk
Pada proses pembentukan biogas 99 kandungan nitrogen masih terdapat di dalamnya, sedangkan ±1 hilang dalam bentuk gas selama
proses. Kelebihan pupuk kompos yang diproses secara anaerob amonia yang terbentuk mudah menguap. Percobaan di RRC membandingkan hasil
dari 4 tanaman yang dipupuk dengan kotoran tidak difermentasi dan lumpur biogas adalah sebagai berikut:
Tabel 7. Prosentase hasil tanaman dengan sludge biogas dan pupuk tanpa fermentasi.
Pupuk Jagung
Beras Kapas
Gandum
Pupuk tidak difermentasi 100
100 100
100 Sludge biogas
128 110
124.7 112.5
Sumber : Telaah 1980 dalam Fauziyah 1996
C.3 Memperbaiki masalah lingkungan
Dengan memanfaatkan limbah sebagai biogas merupakan cara efektif untuk memperbaiki kondisi lingkungan. Percobaaan di RRC menyebutkan
bahwa telur-telur shchitosome, telur-telur dan larva hookworm setelah fermentasi berkurang sebanyak 99. Selain itu, selama fermentasi
beberapa bibit penyakit mati dalam waktu tertentu, seperti dysentri bacillus mati setelah 3 jam fermentasi dan parathypoid bacillus mati
setelah 44 hari
D. Jenis-Jenis Digester Tangki Pencernaan