Proses Perancangam TINJAUAN PUSTAKA

21 yang dikembangkan di Pujon dengan program yang sama yaitu program BANPRES. Unit digester di Kediri, telah memodifikasi instalasi unit biogas pada saluran pemasukan dan pengeluaran sludge. F. Sapi Sapi merupakan salah satu hewan ternak yang biasa dipelihara dalam kandang, oleh karena itu limbah sapi dapat dengan mudah dikumpulkan Sosroamidjojo, 1975 dalam Sahidu, 1983. Limbah yang dihasilkan seekor sapi rata-rata 25 kg Sosroamidjojo, 1975 dalam Sahidu, 1983, namun angka tersbut terlalu besar. Menurut Amaru 2004 dalam Rahman 2007, menyebutkan bahwa limbah sapi per ekor rata-rata mencapai 22 kg hari. Berdasarkan data yang lebih mutakhir menunjukkan bahwa pada peternakan sapi perah, sapi potong dan kerbau diperoleh kotoran rata-rata perhari sebesar 12 kgekor Syamsudin dan Iskandar, 2005. Hal ini menunjukkan bahwa limbah sapi yang dihasilkan oleh seekor sapi cukup besar dan apabila tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan.

G. Proses Perancangam

Perancangan merupakan penciptaan suatu rencana teknis untuk pemecahan suatu masalah, penentuan suatu solusi atas suatu masalah yang belum terpecahkan sebelumnya, atau penentuan solusi baru atas masalah yang sudah dipecahkan dengan cara lain. Tahapan perancangan meliputi rancangan fungsional dan rancangan struktural, perancangan dapat dilakukan berdasarkan ide awal yang belum pernah ada ataupun memperbaiki rancangan dari suatu produk yang telah ada saat ini Hermawan, 2008. Proses perancangan diawali dengan kegiatan mengidentifiksi kebutuhan, hal ini timbul karena ketidakpuasan atas suatu kondisi. Kemudian dilanjutkan dengan mengidentifikasi permasalah apa yang akan dipecahkan dan tujuan apa yang ingin dicapai dari desain yang akan dibuat. Selanjutnya dilakukan pengumpulan informasi yang berkaitan erat dengan desain yang akan dibuat, mengenai ketersediaan bahan baku, proses pembuatan, dan lain sebagainya Hermawan, 2008. 22 Setelah itu, dilakukan perancangan konsep awal perancangan, kemudian dilanjutkan dengan proses perancangan fungsional untuk menentukan semua fungsi yang dibutuhkan untuk memecahkan suatu masalah. Selanjutnya proses perancangan struktural untuk menentukan bahan dimensi yang sesuai untuk menjalankan semua fungsi yang telah ditentukan pada tiap bagian detail. Ketika semua selesai dilakukan evaluasi terhadap desain yang telah dibuat, kemudian hasil yang telah diperoleh maka dikomunikasi untuk membuat produk hasil rancangan Hermawan, 2008. Pada perancangan alat yang menggunakan bahan logam, ada hal-hal yang harus diperhatikan, seperti korosi. Korosi merupakan hasil reaksi kimia dari bahan logam dengan bantuan air dan oksigen. Korosi dapat dihindari dengan memberi lapisan penghalang pada logam agar memisahkan lingkungan dan logam itu sendiri, hal ini juga baik untuk mengendalikan lingkungan mikro pada logam itu sendiri Trethwey, 1991. Lapisan yang baik untuk menghindari korosi adalan zat cair dan aditif yang dapat membuat cat mempunyai fluiditas dan bila mengering atau menguap meniggalkan suatu selaput padat Trethwey, 1991. Ketebalan lapisan cat harus merata di seluruh lapisan logam termasuk pada pinggiran, pojok ulir, paku keling, dan sambungan. Kerusakan cat pada bagian tertentu akan menyebabkan keruskan lebih lanjut pada bagian logam yang lainnya Trethwey, 1991. Berikut adalah bagan alir perancangan, 23 Gambar 5. Diagram proses perancangan Hermawan, 2008

H. AnalisisTeknis