PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sapi merupakan salah satu hewan ternak yang biasa dipelihara dalam kandang, oleh karena itu limbah kotoran sapi dapat dengan mudah dikumpulkan Sosroamidjojo, 1975 dalam Sahidu 1983. Limbah kotoran sapi yang dihasilkan setiap hari rata-rata 25 kg Sosroamidjojo, 1975 dalam Sahidu 1983 dan biasanya langsung dibuang ke selokan dan badan air di lingkungan sekitar sehingga kondisi di sekitar lokasi peternakan sapi menjadi kurang baik. Selain itu limbah kotoran sapi akan menghasilkan gas metana yang merupakan salah satu gas yang dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global. Oleh karena itu apabila limbah kotoran sapi dibiarkan berada di lingkungan terbuka, maka dapat menyebabkan suhu di permukaan bumi terus meningkat. Limbah kotoran sapi yang langsung dibuang ke badan air juga dapat merusak kualitas air tanah, meresap dan bergabung dengan air tanah. Berdasarkan kondisi tersebut diperlukan adanya penanganan yang lebih baik terhadap limbah kotoran sapi yang dihasilkan, agar lingkungan sekitar peternakan tetap terjaga. Limbah kotoran sapi dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik atau pun bahan isian untuk menghasilkan biogas. Pemanfaatan limbah kotoran sapi untuk menghasilkan biogas merupakan energi alternatif pilihan yang sangat potensial, karena semakin mahal harga bahan bakar khususnya kerosene atau minyak tanah untuk sektor rumah tangga dan kelangkaan sumber energi yang terjadi saat ini. Berikut adalah keuntungan dari penerapan teknologi biogas: a lingkungan sekitar peternakan menjadi lebih baik. b jumlah limbah kotoran sapi yang dibuang ke lingkungan sekitar berkurang. c bahan bakar dapat dihasilkan sekaligus memanfaatkan limbah kotoran sapi. d hasil pembakaran biogas relatif lebih bersih dibandingkan pembakaran dengan minyak tanah. 2 e pemanfaatan gas metana yang umumnya dilepaskan pada proses penguraian biomassa dapat menurunkan tingkat emisi gas rumah kaca. Berikut adalah data konsumsi energi di Indonesia untuk tiap sektor. Tabel 1. Data konsumsi BBM di Indonesia untuk tiap sektor Tahun Industri Rumah Tangga Komersial Transportasi Pembangkit Listrik 1994 23.2 21.6 45.8 9.4 1997 21.1 19 47.9 12 1998 21.5 20.7 48.8 9 2000 21.7 22.2 47.1 9 2003 24 18.2 47 10.7 2006 44.1 15.4 36.7 3.9 2007 18.2 17.4 50.4 13.9 Sumber: Ditjen Migas, 2003 : untuk sektor yang lain : Indonesia Energy Outlook and Energy Statistics 2006 dalam Hani 2009 : Agenda Riset Energi IPB 2008-2012 Di Peternakan Kebagusan, Jakarta Selatan limbah kotoran sapi padat yang dihasilkan telah dimanfaatkan menjadi pupuk organik dan sebagian lain yang merupakan limbah kotoran cair langsung dibuang ke badan air di lingkungan sekitar. Penggunaan teknologi biogas yang akan digunakan di peternakan ini tidak akan mengganggu tingkat produksi pupuk organik, karena limbah sisa dari proses produksi biogas yang berupa lumpur atau sludge juga merupakan pupuk organik. Pemilihan teknologi biogas sebagai salah satu cara untuk memanfaatkan limbah organik telah lama dilakukan. Namun, di Peternakan Kebagusan, teknologi biogas belum pernah diterapkan sesuai dengan kondisi riil di peternakan tersebut. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan melakukan studi awal kemungkinan penerapan teknologi biogas di peternakan ini, kemudian melakukan analisis kelayakan dari segi teknis, ekonomi, dan sosial yang sesuai dengan kondisi rill di area peternakan tersebut terhadap kemungkinan implementasi instalasi pembangkit biogas. Penelitian yang berkaitan erat dengan analisis kelayakan tersebut sangat diperlukan, untuk mengetahui tingkat penerimaan peternak dan masyrakat sekitar. Berikut adalah jenis sumber energi yang biasa digunakan untuk memasak di Indonesia. 3 Tabel 2. Nilai kalor beberapa sumber energi di Indonesia Jenis energi Nilai kalor kkalkg LPG kg 12040 Minyak tanah kg 10500 Gas kota m 3 3600 Arang kayu kg 7000 Kayu bakar kg 3500 Serbuk kayu kg 3200 Batubara 7200 Gasoline 11200 Berbagai Jenis Biomassa Briket bagasse kg 4200 Briket ampas jarak B2TE-BPPT kg 3900 Briket ampas jarak Tracon Ind kg 4000 Briket limbah lumpur sawit kg 2600 Briket serbuk gergaji kg 4500 Briket alang-alang kg 3900 Briket arang batok kelapa kg 4400 Bonggol jagung kg 3700 Briket arang bonggol jagung kg 4800 Briket arang ampas gergaji kg 4700 Getah jarak kg 5600 Kayu bakar akasia kg 4100 Biogas m 3 4800-6900 Sumber: Hartoyo, 1979 dalam Hartulistiyoso 1987 Agustina 2008 Loehr 1984 dalam Fauziyah 1996 Gunnerson dan Stuckey 1986

B. Tujuan

Penelitian ini melakukan studi awal kemungkinan penerapan teknologi biogas secara nyata di Peternakan Kebagusan, Jakarta Selatan dengan tujuan adalah : a Menghitung potensi limbah kotoran sapi yang akan digunakan sebagai bahan baku di Peternakan Kebagusan, Jakarta Selatan. b Melakukan analisis kelayakan dari segi teknis, ekonomi, dan sosial terhadap implementasi teknologi biogas di Peternakan Kebagusan, Jakarta Selatan. c Merencanakan penerapan teknologi Biogas di Peternakan Kebagusan, Jakarta Selatan. 4

II. TINJAUAN PUSTAKA