perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumber daya ikan, termasuk ekosistem, jenis, dan genetik untuk menjamin keberadaan, ketersediaan dan
kesinambungannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman sumber daya ikan. Sedangkan, konservasi ekosistem adalah
upaya melindungi, melestarikan dan memanfaatkan fungsi ekosistem sebagai habitat penyangga kehidupan biota perairan pada waktu sekarang dan yang akan
datang.
Konsep konservasi yang dimaksudkan adalah konsep konservasi perairan secara keseluruhan yang dalam pemanfaatannya dapat menjaga dan memelihara
seluruh fungsi hingga dapat lestari pada waktu yang akan datang. 2.
Tidak membahayakan nelayan dan orang lain di perairan Keselamatan abk
√ Keselamatan kasko
√
ABK terlatih dan memiliki fisik yang baik
Selalu dilakukan perawatan rutin
ABK memiliki self rescue yaitu kemampuan seseorang untuk
menolong dirinya sendiri sebelum menolong orang lain.
Keadaan kasko baik saat persiapan
Alat penyelamat diri seperti pelampung penolong life buoy,
life jacket, immersion suit, thermal protective aid lengkap
dan cukup untuk semua awak kapal
Tidak terdapat kebocoran atau rembesan air
Terdapat syarat visual seperti cerawat tangan Red Hand Flare.
Cerawat parasut Parachute signal, isyarat asap apung
Bouyant Smoke Signal di atas kapal
Tidak terdapat ceceran bbm atau pelumnas
Terdapat Survival Craft seperti sekoci Penolong lifeboat, rakit
Penolong liferaft dan sekoci Penyelamat Resque Boat di
dalam kapal Bentuk kasko sesuai fungsi
kapal
Terdapat alat – alat peluncur dan
embarkasi Keadaan kasko baik pasca
operasi Terdapat roket pelempar tali Line
Throwing Appliances
TOTAL TOTAL
Keterangan: Rendah :
≤ 2 kriteria keselamatan Sedang : 3-5 kriteria keselamatan
Tinggi : ≥ 6 kriteria keselamatan
Keterangan: Rendah :
≤ 2 kriteria keselamatan Sedang : 3-4 kriteria keselamatan
Tinggi : ≥ 5 kriteria keselamatan
Keselamatan mesin √
Keselamatan alat penangkapan ikan
√
Pada mesin baru pelumnas awal Selalu dilakukan perawatan
diganti rutin
Suku cadang diganti secara insedental
Penanganan alat tangkap selama persiapan baik
Tinggi pelumnas, BBM dan konektor selalu di cek
Penanganan alat tangkap selama operasi baik dan benar
Penyalaan dan pendingin selalu di cek
Alat tangkap memiliki penanda atau tagging
Stabilitas mesin baik saat persiapan
Tata letak alat tangkap di atas kapal benar dan aman
Stabilitas mesin baik pasca operasi
Rendahnya peluang terjadi ghost fishing disebabkan
hilang atau lepasnya alat tangkap
Tata letak permesinan benar dan aman
Alat tangkap diamankan pasca operasi
Mesin dibersihkan dan diamankan pasca operasi
TOTAL TOTAL
Keterangan: Rendah :
≤ 2 kriteria keselamatan Sedang : 3-6 kriteria keselamatan
Tinggi : ≥7 kriteria keselamatan
Keterangan: Rendah :
≤ 2 kriteria keselamatan Sedang : 3-5 kriteria keselamatan
Tinggi : ≥ 6 kriteria keselamatan
Sub Indikator Kategori
Skor
Keselamatan ABK Rendah
1 Sedang
2 Tinggi
3 Keselamatan kasko
Rendah 1
Sedang 2
Tinggi 3
Keselamatan mesin Rendah
1 Sedang
2 Tinggi
3 Keselamatan alat
penangkapan ikan Rendah
1 Sedang
2 Tinggi
3
Skor Kriteria
Kisaran Skor
1 Membahayakan nelayan dan orang lain di perairan
4-6 2
Agak membahayakan nelayan dan orang lain di perairan
7-10 3
Tidak membayakan nelayan dan orang lain di perairan 11-12
Pada indikator ini digunakan 4 aspek untuk mengetahui tingkat keselamatan suatu teknologi penangkapan ikan terhadap nelayan dan orang lain di perairan.
Tiap aspek memiliki tingkat kriteria keselamatan berbeda yang telah disesuaikan.
3. Peraturan
Sub Indikator Kategori
Skor
Jalur penangkapan
Cenderung melanggar jalur penangkapan 1
Kadang melanggar jalur penangkapan 2
Selalu berada di jalur penangkapan 3
Alat tangkap Tidak sesuai
1 Agak sesuai
2 Sesuai
3
Skor Kriteria
Kisaran Skor
1 Tidak sesuai peraturan
2 2
Kurang sesuai dengan peraturan 3-5
3 Sesuai dengan peraturan
6
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Kapuas 2010 Gambar 11 Peta jalur kapal perikanan dan lokasi penangkapan
Setiap unit penangkapan ikan memiliki suatu standar atau aturan. Ada 2 aspek untuk mengukur kesesuaian suatu teknologi penangkapan ikan yaitu jalur
penangkapan dan alat tangkap. Penentuan jalur penangkapan menggunakan peta jalur kapal perikanan dan lokasi tangkap perairan Sungai Kabupaten Kapuas yang
dapat dilihat pada gambar 2 dan berdasarkan keterangan tambahan dari responden dan pemerintah setempat. Tujuan dari kriteria ini adalah untuk mengetahui
kesesuaian penggunaan suatu teknologi penangkapan terhadap peraturan.
4. Konsumsi Bahan Bakar
Sub Indikator Kategori
Skor
Pemakaian Bahan Bakar
Sangat boros bahan bakar 0.5 kgHPJam 1
Agak boros bahan bakar 0.22-0.5 kgHPJam 2
Hemat bahan bakar ≤ 0.22 kgHPJam
3 Tenaga penggerak
angin Tidak ada tenaga penggerak angin
1 Tenaga penggerak angin jarang digunakan
2 Tenaga penggerak angin sering digunakan
3
Skor Kriteria
Kisaran Skor
1 Kapal atau perahu yang digunakan tidak hemat
energi 2
2 Kapal atau perahu yang digunakan cukup hemat
energi 3-5
3 Kapal atau perahu yang digunakan hemat energi
6 Setiap alat tangkap memiliki cara pengoperasian yang berbeda. Menurut
Nomura 1975 pemakaian bahan bakar adalah pemakaian bahan bakar rata-rata x jumlah HP mesin x waktujam pemakaian bahan bakar. Pemakaian bahan bakar
rata-rata mesin diesel adalah 0.02 kghpjam. Tujuan dari indikator ini adalah untuk mengetahui tingkat hemat energi suatu teknologi penangkapan ikan.
5. Kuantitas Bahan Pencemar
Sub Indikator Kategori
Skor
Polusi Udara Menghasilkan polusi udara yang tinggi
1 Menghasilkan polusi udara yang sedang
2 Menghasilkan polusi udara yang rendah
3 Tidak ada polusi udara
4 Polusi Cair
Menghasilkan polusi cair yang tinggi 1
Menghasilkan polusi cair yang sedang 2
Menghasilkan polusi cair yang rendah 3
Tidak ada polusi cair 4
Skor Kriteria
Kisaran Skor
1 Kapal atau perahu yang digunakan menghasilkan
polusi yang banyak 2-4
2 Kapal atau perahu yang digunakan menghasilkan
polusi yang sedang 5-7
3 Kapal atau perahu yang digunakan menghasilkan
polusi yang rendah 8
Tujuan dari kriteria ini adalah untuk mengetahui tingkat polusi yang dihasilkan oleh suatu unit penangkapan ikan. Pengukuran tingkat polusi udara
dilihat dari mesin kapal yang berupa umur mesin, jenis mesin, penggunaan jenis bahan bakar, jarak tempuh dan periode servis. Pada pengukuran polusi cair,
peneliti melakukan pengamatan terhadap kondisi perairan dengan melakukan perbandingan dalam kurun waktu tertentu.
6. Bahan pembuatan alat penangkapan ikan
Sub Indikator
Kategori Skor
Bahan Alami Penggunaan dalam jumlah yang banyak
1 Penggunaan dalam jumlah yang sedikit
2 Tidak menggunakan bahan alami
3 Bahan Buatan
Tidak menggunakan bahan buatan 1
Penggunaan dalam jumlah yang sedikit 2
Penggunaan dalam jumlah yang banyak 3
Skor Kriteria
Kisaran Skor
1 Alat tangkap terbuat dari bahan yang pengadaannya
sangat merusak lingkungan atau ekosistem yang dilindungi
2
2 Alat tangkap terbuat dari bahan yang pengadaannya
agak merusak lingkungan atau ekosistem yang dilindungi
3-4
3 Alat tangkap terbuat dari bahan yang pengadaannya
tidak merusak lingkungan atau ekosistem yang dilindungi
5-6
Tujuan dari kriteria ini adalah untuk mengetahui alat tangkap yang bahan pengadaannya merusak lingkungan atau ekosistem yang dilindungi.
7.
Komposisi ikan yang tertangkap Sub Indikator
Kategori Skor
Tingkat keseragaman Beragam
1 Seragam
2 Tingkat legal atau
proper size Sebagian besar tidak seukuran
1 Sebagian besar seukuran
2 Target spesies
Campuran 1
Dominan target spesies utama 2
Skor Kriteria
Kisaran Skor
1 Ikan yang tertangkap tidak seragam, legal atau
proper size 3
2 Ikan yang tertangkap cukup seragam, legal atau
proper size 4-5
3 Ikan yang tertangkap seragam, legal atau proper size
6 Pada sub indikator ditambahkan satu komponen tambahan yaitu target
spesies. Target spesies adalah hasil tangkapan utama pada suatu alat tangkap. Tujuan dari kriteria ini adalah untuk mengetahui keseragaman hasil tangkapan dan
tingkat kelegalan ukuran hasil tangkapan.
8. Tingkat kerawanan suatu alat tangkap
Skor Kriteria
1 Alat tangkap memiliki potensi tinggi terjadinya
“ghost fishing”