Peraturan Keragaan Alat Tangkap Togo Sebagai Unit Penangkapan Udang Di Desa Cemara Labat, Kalimantan Tengah

6. Bahan pembuatan alat penangkapan ikan

Sub Indikator Kategori Skor Bahan Alami Penggunaan dalam jumlah yang banyak 1 Penggunaan dalam jumlah yang sedikit 2 Tidak menggunakan bahan alami 3 Bahan Buatan Tidak menggunakan bahan buatan 1 Penggunaan dalam jumlah yang sedikit 2 Penggunaan dalam jumlah yang banyak 3 Skor Kriteria Kisaran Skor 1 Alat tangkap terbuat dari bahan yang pengadaannya sangat merusak lingkungan atau ekosistem yang dilindungi 2 2 Alat tangkap terbuat dari bahan yang pengadaannya agak merusak lingkungan atau ekosistem yang dilindungi 3-4 3 Alat tangkap terbuat dari bahan yang pengadaannya tidak merusak lingkungan atau ekosistem yang dilindungi 5-6 Tujuan dari kriteria ini adalah untuk mengetahui alat tangkap yang bahan pengadaannya merusak lingkungan atau ekosistem yang dilindungi. 7. Komposisi ikan yang tertangkap Sub Indikator Kategori Skor Tingkat keseragaman Beragam 1 Seragam 2 Tingkat legal atau proper size Sebagian besar tidak seukuran 1 Sebagian besar seukuran 2 Target spesies Campuran 1 Dominan target spesies utama 2 Skor Kriteria Kisaran Skor 1 Ikan yang tertangkap tidak seragam, legal atau proper size 3 2 Ikan yang tertangkap cukup seragam, legal atau proper size 4-5 3 Ikan yang tertangkap seragam, legal atau proper size 6 Pada sub indikator ditambahkan satu komponen tambahan yaitu target spesies. Target spesies adalah hasil tangkapan utama pada suatu alat tangkap. Tujuan dari kriteria ini adalah untuk mengetahui keseragaman hasil tangkapan dan tingkat kelegalan ukuran hasil tangkapan.

8. Tingkat kerawanan suatu alat tangkap

Skor Kriteria 1 Alat tangkap memiliki potensi tinggi terjadinya “ghost fishing” 2 Alat tangkap memiliki potensi cukup tinggi terjadinya “ghost fishing” 3 Alat tangkap memiliki potensi rendah terjadinya “ghost fishing” ”ghost fishing” adalah suatu istilah tentang fenomena alat tangkap yang hilang namun tetap dapat menangkap ikan tetapi tidak dapat dimanfaatkan oleh nelayan. Tujuan dari kriteria ini adalah untuk mengetahui seberapa rentannya suatu alat tangkap dalam proses kegiatan penangkapan ikan. 9. Proporsi hasil tangkapan yang dimanfaatkan Skor Kriteria 1 Hasil tangkapan tidak dimanfaatkan secara maksimum 2 Hasil tangkapan kurang dimanfaatkan secara maksimum 3 Hasil tangkapan dimanfaatkan secara maksimum Tujuan dari kriteria ini adalah untuk mengetahui tingkat pemanfaatan hasil tangkapan yang ditangkap oleh nelayan. 10. Perlakuan pada ikan dan biota perairan yang dikembalikan ke perairan Skor Kriteria 1 Ikan dan biota perairan yang tidak layak ditangkap dikembalikan ke perairan tidak dijamin keberlangsungan hidupnya 2 Ikan dan biota perairan yang tidak layak ditangkap dikembalikan ke perairan kurang dijamin keberlangsungan hidupnya 3 Ikan dan biota perairan yang tidak layak ditangkap dikembalikan ke perairan dijamin keberlangsungan hidupnya Tujuan dari kriteria ini adalah untuk mengetahui apakah hasil tangkapan tidak layak yang dikembalikan ke perairan dijamin keberlangsungan hidupnya 11. Kasus tertangkapnya jenis biota yang dilindungi Skor Kriteria 1 Sering tertangkapya jenis yang dilindungibiodiversity 2 Jarang tertangkapnya jenis yang dilindungibiodiversity 3 Tidak pernah menangkap jenis yang dilindungibiodiversity Tujuan dari kriteria ini adalah untuk mengetahui apakah dalam kegiatan penangkapan ikan dilakukan penangkapan ikan jenis yang dilindungibiodiversity. Jenis ikan yang dilindungi di Kabupaten Kapuas untuk perairan sungai adalah Arwana Scleropages formosus dan Labi-labi Pelodiscus sinensis. 12. Potensi terjadi kerusakan lingkungan perairan dan habitat Skor Kriteria 1 Metode dan operasi penangkapan ikan sangat merusak lingkungan perairan dan habitat 2 Metode dan operasi penangkapan ikan cukup merusak lingkungan perairan dan habitat 3 Metode dan operasi penangkapan ikan tidak merusak lingkungan