Sifat dasar dan standar mutu karagenan
suhu, jenis karagenan, berat molekul, dan adanya molekul-molekul lain. Menurut Whistler dan Bemiller 1959 diacu dalam Distantina et al. 2009, berat molekul
rerata karagenan 100.000, sedangkan berat molekul karagenan komersil 250.000 dan derajat polimerisasi berkisar 1100-1300. Viskositas yang tinggi
dibutuhkan untuk thickening agent bahan pengental Miller dan Whistler 1973. Viskositas larutan karagenan terutama disebabkan karena sifat karagenan
sebagai polielektrolit. Gaya tolakan repulsion antar muatan-muatan negatif sepanjang rantai polimer, yaitu gugus sulfat mengakibatkan rantai molekul
menegang. Sifat hidrofilik menyebabkan polimer tersebut dikelilingi oleh molekul-molekul air yang terimobilisasi, sehingga menyebabkan larutan
karagenan bersifat kental Guiseley et al. 1980. Jika konsentrasi karagenan meningkat maka viskositasnya akan meningkat secara logaritmik. Viskositas akan
menurun secara progresif dengan adanya peningkatan suhu, pada konsentrasi 1,5, dan suhu 75
o
C nilai viskositas karagenan berkisar antara 5-800 cPs FAO 1990.
3. Pembentukan gel
Kekuatan gel merupakan sifat fisik karagenan yang utama, karena kekuatan gel menunjukkan kemampuan karagenan dalam pembentukan gel. Pembentukan
gel adalah suatu fenomena penggabungan atau pengikatan silang rantai-rantai polimer sehingga terbentuk suatu jala tiga dimensi bersambungan.
Gel mempunyai sifat seperti padatan, khususnya sifat elastis dan kekakuan. Kekuatan gel dari karagenan sangat dipengaruhi oleh konsentrasi larutan basa,
suhu dan waktu ekstraksi Suryaningrum et al. 2003. Menurut Barsanti dan Gualtieri 2006, untuk memperoleh karagenan yang
yang terbaik dapat dilakukan dengan cara menggabungkan beberapa jenis rumput laut penghasil karagenan sehingga menghasilkan gel yang berkualitas. Tingginya
kekuatan gel karagenan disebabkan oleh rendahnya kandungan sulfat. Semakin kecil kandungan sulfatnya semakin kecil pula viskositas, tetapi konsistensi gelnya
semakin meningkat. Menurut Glicksman 1969 diacu dalam Basmal et al. 2003 pembentukan
gel pada hidrokoloid dapat dilakukan dengan meningkatkan atau memperbesar gaya antar molekul terlarut dengan cara menambahkan bahan yang tidak larut
koloid, menguapkan zat pelarut dan menambahkan bahan pengikat atau pengatur reaksi kimia yang bertujuan untuk mengurangi kelarutan koloid. Selain itu
pembentukan gel hidrokolid dapat terjadi dengan cara melarutkan suatu larutan dalam pelarut yang dapat menyerap air.
Kappa-karagenan dan iota-karagenan merupakan fraksi yang mampu membentuk gel dalam air dan bersifat reversible, yaitu meleleh jika dipanaskan
dan membentuk gel kembali jika didinginkan Fardiaz 1989. Proses pemanasan dengan suhu yang lebih tinggi dari suhu pembentukan gel akan mengakibatkan
polimer karagenan dalam larutan menjadi random coil acak. Bila suhu diturunkan maka polimer akan membentuk srtuktur double helix pilinan ganda
dan apabila penurunan suhu terus dilanjutkan polimer-polimer ini akan terikat silang secara kuat dengan makin bertambahnya bentuk helik akan terbentuk
agregat yang bertanggung jawab terhadap terbentuknya gel yang kuat Glicksman 1969. Jika diteruskan ada kemungkinan proses pembentukan agregat
terus terjadi dan gel akan mengerut sambil melepaskan air. Proses terakhir disebut sineresis. Mekanisme pembentukan hidrokoloid dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7 Mekanisme pembentukan hidrokoloid karagenan Ress 1972 diacu dalam Manulang 1997.
Indonesia sampai saat ini belum memiliki standar mutu karagenan, tetapi secara international telah dikeluarkan spesifikasi mutu karagenan sebagai
persyaratan minimum yang diperlukan bagi suatu industri pengolahan baik dari segi teknologi maupun dari segi ekonomis yang meliputi kualitas dan kuantitas
hasil ekstraksi rumput laut. Standar mutu karagenan yang diakui dikeluarkan oleh
Food Agriculture Organization FAO, Food Chemicals Codex FCC, dan
European Economic Community EEC terlampir pada Tabel 4. Tabel 4 Spesifikasi karagenan
Spesifikasi FAO
FCC EEC
Zat volatil Maks.12
Maks.12 Maks.12
Sulfat 15-40
18-40 15-40
Kadar abu 15-40
Maks.35 15-40
Viskositas cP Min.5
- -
Kadar abu tidak larut asam Maks.1
Maks.1 Maks.2
Logam berat : Pb ppm
Maks.10 Maks.10
Maks.10 As ppm
Maks.3 Maks.3
Maks.3 Cu ppm
- -
Maks.50 Zn ppm
- -
Maks.25 Kehilangan karena pengeringan
Maks.12 Maks.12
-
Sumber : AS Kobenhvns Pektifabrik 1978