Kadar sulfat FMC Corp.1997

dimasukkan ke dalam labu erlemeyer yang ditambahkan 50 ml HCl 0,2 N kemudian direfluks sampai mendidih selama 6 jam sampai larutan menjadi jernih. Larutan ini dipindahkan ke dalam gelas piala dan dipanaskan sampai mendidih. Selanjutnya ditambahkan 10 ml larutan BaCl 2 di atas penangas air selama 2 jam. Endapan yang terbentuk disaring dengan kertas saring tak berabu dan dicuci dengan akuades mendidih hingga bebas klorida. Kertas saring dikeringkan ke dalam oven pengering, kemudian diabukan pada suhu 1000 o C sampai diperoleh abu berwarna putih. Abu didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang. Perhitungan kadar sulfat adalah sebagai berikut : Kadar sulfat = P , B x 100 Keterangan: 0,4116 = Masa atom relatif SO 4 dibagi dengan massa atom relatif BaSO 2 p = Berat endapan BaSO 4 g

10. Logam berat Apriyantono et al. 1989

Prinsip yang digunakan adalah penghilangan bahan-bahan organik dengan pengabuan kering, residu dilarutkan dalam asam encer. Larutan disebarkan dalam nyala api yang ada di dalam alat AAS sehingga absorpsi atau emisi logam dapat dianalisis dan diukur pada panjang gelombang. Kandungan logam berat yang ingin dianalisis adalah Pb, Zn, Cu dan As menggunakan Spektrofotometer Absorpsi Atom AAS. Prosedurnya sebanyak 5-6 ml HCl 6 N ditambahkan ke dalam cawan berisi abu, kemudian dipanaskan di atas hot plate pemanas dengan pemanasan rendah sampai kering. Setelah itu ditambahkan 15 HCl 3 N, lalu cawan dipanaskan di atas pemanas sampai mulai mendidih. Setelah didinginkan dan disaring, filrat dimasukkan ke dalam labu takar yang sesuai. Padatan tertinggal diusahakan sebanyak mungkin dalam cawan dan diencerkan dengan air sampai tanda tera. Blanko disiapkan menggunakan pereaksi yang sama. Alat AAS diset sesuai petunjuk dalam manual alat tersebut. Larutan standar logam, blanko dan larutan sampel diukur. Selama penetapan sampel, dilakukan pemeriksaan apakah nilai standar tetap konstan, kemudian dibuat kurva standar untuk masing-masing logam nilai absorbsiemisi vs konsentrasi logam dalam μgml.

3.4 Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak lengkap tiga faktor yaitu asal bibit Kota Baru, pulau Karimun sebagai faktor pertama, faktor kedua adalah umur panen 30, 45 dan 60 hari, serta penamabahan kitosan 0,05;0,10;0,15 sebagai faktor ketiga. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Data hasil pengamatan diolah dengan analisis ragam dan apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan Uji Beda Berjarak Duncan Steel dan Torie 1993. Data diolah dengan program SPSS 16 pada tingkat kepercayaan 95. Faktor asal bibit A A1 : Kota Baru A2 : Pulau Karimun Faktor umur panen B B1 : Umur panen 30 hari B2 : Umur panen 45 hari B3 : Umur panen 60 hari Faktor penambahan kitosan C C1 : 0,05 C2 : 0,10 C3 : 0,15 Data hasil pengamatan diolah dengan analisis ragam dan dilanjutkan dengan Uji Beda Jarak berganda Duncun Steel dan Torrie 1993. Data diolah dengan program SPSS 16 pada tingkat kepercayaan 95. Model rancangan yang digunakan yaitu sebagai berikut: Y ikjl = μ + A i + B j +C k + AB ij + AC ik + ABC ijk + € ijkl Dimana : Y ikjl = Nilai pengamatan pada faktor A taraf ke-I, faktor B ke j, faktor C ke-k, dan ulangan ke-l μ = Nilai tengah umum A i = pengaruh asal bibit taraf ke I i= Kota Baru dan pulau Karimun. B j = pengaruh umur panen taraf ke-j j=30,45, dan 60 hari C k = pengaruh konsentrasi kitosan taraf ke-k k=0,05;0,10;0,15 ABC ijk = pengaruh interaksi antara asal bibit taraf ke-I, umur panen taraf ke-j, dan konsentrasi kitosan taraf ke-k. € ijlk = Pengaruh acakgalat percobaan