Nilai kadar abu pada penelitian ini masih dalam standar yang telah ditetapkan oleh EEC yaitu maksimum 2, FAO dan FCC maksimum 1, kecuali
kadar abu tidak larut asam pada umur panen 30 hari asal bibit Kota Baru yang memperoleh nilai yang melebihi standar yaitu 3,28. Hal ini dapat disebabkan
oleh kontaminasi dari kerang, lumut dan lumpur yang menempel pada thallus selama di dalam perairan, proses penanganan bahan baku yang kurang baik, atau
kontaminasi pada saat penjemuran karena dalam keadaan terbuka.
4.4 Ekstrak Karagenan
Karagenan merupakan polisakarida linier atau lurus yang merupakan molekul galaktan dengan unit-unit utamanya adalah galaktosa. Karagenan adalah
getah rumput laut dari kelas Rhodophyceae alga merah yang diekstraksi dengan air atau larutan alkali. Pada penelitian ini alkali tidak digunakan namun diganti
dengan menggunakan kitosan sebagai absorban. Pada tahap ini untuk menentukan asal bibit dan umur panen yang terbaik berdasarkan hasil ekstraksi penambahan
beberapa konsentrasi kitosan dengan rendemen, analisis kekuatan gel, dan viskositas sebagai parameter. Pada tahap tersebut diperoleh hasil umur panen dan
konsentrasi kitosan yang terbaik untuk menentukan asal bibit yang terbaik berdasarkan parameter yang sesuai dengan standar mutu karagenan.
4.4.1 Rendemen Karagenan
Rendemen merupakan salah satu parameter penting dalam menilai efektif tidaknya proses pembuatan tepung karagenan. Perhitungan rendemen dilakukan
untuk mengetahui persentase karagenan yang dihasilkan dari rumput laut kering yang digunakan berdasarkan asal bibit, umur panen dan konsentrasi kitosan.
Beberapa hal yang mempengaruhi rendemen karagenan yaitu metode ekstraksi, spesies, iklim, waktu pemanenan dan lokasi budidaya Chapman dan Chapman
1980. Kandungan polisakarida pada rumput laut akan meningkat seiring dengan bertambahnya umur tanaman. Selain daripada itu rendemen yang tinggi dapat
disebabkan masih tingginya serat kasar pada rumput laut. Sebagian besar rumput laut terdiri dari serat yang dikenal dengan dietary fiber Anggadiredja et al. 2007.
Pada asal bibit Kota Baru, rendemen karagenan meningkat bersamaan dengan umur panen. Umur panen berpengaruh nyata p0,05 terhadap rendemen
karagenan. Rendemen karagenan apabila dibandingkan dengan kontrol menunjukkan nilai yang lebih rendah. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan
kitosan untuk mereduksi komponen-komponen yang terdapat pada karagenan maka mengurangi nilai rendemen. Demikian pula pada asal bibit pulau Karimun
nilai rendemen tertinggi yaitu saat umur panen 60 hari dan terendah pada umur panen 30 hari. Hal ini disebabkan oleh kandungan karagenan pada saat rumput
laut muda masih rendah. Pada penelitian ini nilai rendemen masih memenuhi persyaratan minimum yang ditetapkan oleh Departemen Perdagangan 1989 yaitu
sebesar 25 kecuali pada karagenan umur panen 30 hari. Hasil analisis ragam Lampiran 11 menunjukkan bahwa asal bibit memiliki
nilai yang berbeda nyata karena nilai rendemen pada asal bibit pulau Karimun memperoleh rendemen yang lebih besar dibandingkan dengan asal bibit Kota
Baru. Hal ini diduga disebabkan oleh sifat bawaan dari masing-masing asal bibit yang berbeda. Perbedaan sifat bawaan dapat disebabkan oleh lokasi, cara
budidaya yang berbeda serta perkawinan silang untuk mengoptimalkan bibit terbaik pada rumput laut, sebelum alga tersebut dibudidayakan pada perairan yang
sama. Laju pertumbuhan rumput laut berpengaruh terhadap nilai rendemen karagenan. Rendemen karagenan yang tinggi biasanya memiliki nilai laju
pertumbuhan yang rendah demikian sebaliknya Zatnika dan Angkasa 1994. Faktor lain yang mempengaruhi nilai rendemen adalah saat proses
menghaluskan lembaran karagenan menjadi tepung terjadi lost weight sehingga sebagian partikel-partikel karagenan tertinggal pada alat atau berterbangan
sehingga rendemen berkurang. Menurut Aslan 1998 kadar karagenan dalam spesies Eucheuma berkisar 54-73 tergantung pada jenis dan lokasinya. Selain
karagenan masih terdapat beberapa zat organik lain misalnya protein, lemak, serabut kasar dan air. Rendemen bahan kering dipengaruhi oleh kadar air bahan
awal dan akhir yang diinginkan. Semakin tinggi kadar air dalam bahan maka berat akhir yang akan dihasilkan berat juga. Histogram nilai rendemen karagenan dapat
dilihat pada Gambar 19.