Pola Sebaran Klorofil- a ≥ 5 Tahun Data Temporal di Lokasi Kedua

Simeuleu bernilai 0,2 mgm 3 . Wilayah dengan klorofil-a cukup tinggi berada pada pesisir pulau yang mengarah ke Sumatera Barat. Hal ini juga berkaitan dengan pola sebaran ragam yang menunjukkan nilai bervariasi tertinggi berada di wilayah tersebut. Pada lokasi pertama, minggu ke-1 dan minggu ke-5 termasuk kedalam musim barat, untuk minggu ke-18 termasuk kedalam musim peralihan sedangkan minggu ke-25 termasuk kedalam musim timur.

4.6. Pola Sebaran Klorofil- a ≥ 5 Tahun Data Temporal di Lokasi Kedua

Lokasi kedua masuk ke wilayah perairan Sumatera Barat yang berbatasan dengan Pulau Siberut. Berdasarkan jumlah dari ≥ 5 tahun terwakili hasil ≥ 75 data spasial, hanya terdapat pada minggu ke-13, ke-14, ke-17, ke-18 dan ke-19. Keseluruhan minggu di lokasi kedua tersebut merupakan musim peralihan. Pola kontur sebaran klorofil-a di perairan Barat Sumatera pada lokasi kedua ditampilkan pada Gambar 14. Gambar 14. Pola sebaran klorofil-a dan rataan sebaran ragam minggu ke-13 Pola kontur di minggu ke- 13 menunjukkan konsentrasi klorofil-a dominan sebesar 0-0,2 mgm 3 . Nilai klorofil-a tersebut tersebar di sebagian Pulau Siberut dan pesisir Pulau Sumatera Barat. Variasi konsentrasi pada minggu ke-13 cenderung lebih kecil. Pola sebaran klorofil-a pada minggu ke-14 dapat dilihat pada Gambar 15. Gambar 15. Pola sebaran klorofil-a dan rataan sebaran ragam minggu ke-14 Pola kontur di minggu ke-14 menunjukkan nilai dominan yaitu 0,2 mgm 3 yang berada di sepanjang kawasan Indian ocean hingga keluar batas Pulau Siberut. Wilayah yang memiliki nilai klorofil-a tertinggi berada pada pesisir Pulau Sumatera. Sedangkan untuk sebaran ragam, variasi sebaran klorofil-a terlihat di sekitar Pulau Sumatera yang memiliki nilai klorofil-a sebesar 0,4-0,8 mgm 3 . Pola sebaran klorofil-a pada minggu ke-17 dapat dilihat pada Gambar 16. Gambar 16. Pola sebaran klorofil-a dan rataan sebaran ragam minggu ke-17 Pola kontur di minggu ke-17 menunjukkan wilayah Indian ocean yang membatasi perairan Pulau Siberut dan Pulau Sumatera bagian barat didominasi nilai klorofil-a sebesar 0,2 mgm 3 . Sedangkan untuk nilai klorofil-a yang tertinggi berada di pesisir bagian Pulau Sumatera. Rataan sebaran ragam menunjukkan nilai yang cenderung meningkat di sekitar utara wilayah Sumatera Barat. Unsur hara berperan penting dalam meningkatkan nilai klorofil-a disekitar Pulau Sumatera Barat yang masuk dari wilayah darat pulau tersebut. Pola sebaran klorofil-a pada minggu ke-18 dapat dilihat pada Gambar 17. Gambar 17. Pola sebaran klorofil-a dan rataan sebaran ragam minggu ke-18 Berdasarkan pola sebaran klorofil-a secara, nilai klorofil-a pada minggu ke- 18 dominan berkisar pada 0,2 mgm 3 . Pada wilayah sekitar pesisir Sumatera, nilai klorofil-a cenderung bervariasi, sedangkan dominasi nilai klorofil-a sebesar 0,2 mgm 3 berada di Pulau Siberut dan sekitar wilayah yang membatasi Pulau Sumatera dan Pulau Siberut. Sebaran ragam pada minggu ini, cenderung lebih sedikit dan hanya terdapat disekitar wilayah Pulau Sumatera. Pola sebaran klorofil-a pada minggu ke-19 dapat dilihat pada Gambar 18. Gambar 18. Pola sebaran klorofil-a dan rataan sebaran ragam minggu ke-19 Pola sebaran klorofil-a pada minggu ke-19 menunjukkan nilai klorofil-a yang mengelilingi wilayah Pulau Siberut hanya 0,2 mgm 3 , namun di bagian selatan pulau tersebut nilai klorofil-a cenderung tinggi hingga 0,4 mgm 3 . Pada sebaran ragam nilai klorofil-a cenderung kecil untuk minggu ke-19. Pada lokasi kedua, perbandingan antara minggu ke-13 dan minggu ke-14 cukup signifikan berdasarkan pola kontur sebarannya. Pada dasarnya kedua minggu tersebut sama-sama berasal dari 5 tahun data terwakili, hanya saja tahun perekaman kedua minggu tersebut berbeda. Hal tersebut juga dapat mengindikasikan bahwa pada minggu ke-14 yang pola konturnya dominan menunjukkan perairan yang memiliki tingkat produktivitas yang tinggi. Menurut Gower 1972 in Widodo 1999 menyatakan bahwa konsentrasi klorofil diatas 0,2 mgm 3 menunjukkan kehadiran dari kehidupan plankton yang memadai untuk menopang atau mempertahankan kelangsungan perkembangan perikanan komersial. Kandungan klorofil-a yang tinggi di suatu perairan akan meningkatkan produktivitas zooplankton sehingga secara langsung tercipta rantai makanan yang menunjang produktivitas ikan di perairan Masrikat et al., 2009.

4.7. Pola Sebaran Klorofil- a ≥ 5 Tahun Data Temporal di Lokasi Ketiga