mengindikasikan bahwa pada minggu ke-14 yang pola konturnya dominan menunjukkan perairan yang memiliki tingkat produktivitas yang tinggi.
Menurut Gower 1972 in Widodo 1999 menyatakan bahwa konsentrasi klorofil diatas 0,2 mgm
3
menunjukkan kehadiran dari kehidupan plankton yang memadai untuk menopang atau mempertahankan kelangsungan perkembangan
perikanan komersial. Kandungan klorofil-a yang tinggi di suatu perairan akan meningkatkan produktivitas zooplankton sehingga secara langsung tercipta rantai
makanan yang menunjang produktivitas ikan di perairan Masrikat et al., 2009.
4.7. Pola Sebaran Klorofil- a ≥ 5 Tahun Data Temporal di Lokasi Ketiga
Lokasi ketiga merupakan lokasi pengamatan terakhir dan lokasi ini berada di wilayah Sumatera Selatan. Berbeda dengan lokasi pertama dan kedua, pada lokasi
ketiga data temporal ≥ 5 tahun yang terwakili hanya terdapat pada minggu ke-21.
Lokasi ketiga berbatasan dengan Pulau Enggano yang berhubungan langsung dengan wilayah Samudra Hindia. Pola Sebaran klorofil-a di perairan Barat
Sumatera lokasi ketiga dapat dilihat pada kontur klorofil-a pada Gambar 19.
Gambar 19. Pola sebaran klorofil-a dan rataan sebaran ragam minggu ke-21
Berdasarkan hasil kontur sebaran klorofil-a, nilai nya didominasi oleh wilayah disekitar pesisir pulau. Nilai klorofil-a tersebut cukup bervariasi dan
berkisar antara 0,2-0,8 mgm
3
, sedangkan untuk wilayah perairan laut lepas cenderung bernilai rendah. Kandungan klorofil tinggi terdapat didekat pantai, dan
semakin jauh ke luar semakin rendah kandungan klorofilnya. Hal ini sebagai dampak pengayaan hara nutrient enrichment yang berasal dari daratan Nontji,
2006. Minggu ke-21 pada lokasi ketiga termasuk kedalam musim timur. Perairan lepas pantai Barat Sumatera konsentrasi klorofil-a sepanjang tahun
cenderung rendah Tubalawony et al., 2007. Berdasarkan hasil sebaran klorofil-a di Perairan Barat Sumatera, nilai klorofil-a kearah pantai nilai konsentrasinya jauh
lebih tinggi dibandingkan ke lepas pantai. Hal ini umumnya dikarenakan suplai nutrien yang berasal dari daratan lebih besar dan sedikitnya nutrien diwilayah
lepas pantai. Samudra merupakan wilayah yang miskin unsur hara. Zat hara anorganik utama yang diperlukan fitoplankton untuk tumbuh dan berkembang
biak adalah nitrogen dan fosfor. Unsur hara lain diperlukan namun pengaruh terhadap produktivitas tidak sebesar nitrogen dan fosfor Nybakken, 1988.
Data temporal ≥ 5 tahun yang terwakili dari ≥ 75 data spasial akan menghasilkan pola sebaran klorofil-a yang berbeda di tiap minggunya. Hal ini
akan berkaitan dengan pola kontur klorofil-a dari data yang lengkap. Kelengkapan data tersebut dilihat dari ketersediaan data yang diperiksa berdasarkan kecukupan
data spasial dan temporal. Sehingga data tersebut akan menghasilkan pola sebaran yang berbeda di tiap minggunya.
4.8. Plot Data Klorofil-a Citra SeaWiFS Lokasi Pertama