5. Data Level 4 merupakan hasil masukan variabel data dari level-3. Hal ini
untuk mengantisipasi data level-3 yang menggunakan masukan data biogeokimia. Sensor SeaWiFS ditampilkan pada Gambar 1 NASA, 2011.
Gambar 1. Sensor Sea viewing Wide Field of view Sensor SeaWiFS
2.3. Fitoplankton dan Klorofil-a
Fitoplankton adalah tumbuhan-tumbuhan air yang berukuran sangat kecil yang terdiri dari sejumlah besar kelas yang berbeda. Mereka mempunyai peranan
penting baik di sistem pelagik maupun seperti yang di perankan juga oleh tumbuh-tumbuhan hijau yang lebih tinggi tingkatannya di ekosistem daratan,
mereka adalah produsen utama zat-zat organik Hutabarat dan Evans, 1986. Lo 1995 menyatakan bahwa fitoplankton mengandung klorofil-a , pigmen
fotosintesis dominan yang mengabsorpsi kuat energi pada wilayah biru dan merah spektrum tampak. Klorofil-a meningkat konsentrasinya di dalam air laut, maka
warna air berubah dari biru sampai hijau pada kondisi yang kaya akan klorofil-a. Fitoplankton yang subur umumnya terdapat di perairan sekitar muara sungai
atau perairan lepas pantai dimana terjadi air naik upwelling. Pada kedua lokasi itu terjadi proses penyuburan karena masuknya zat hara ke dalam lingkungan
tersebut Nontji, 2007. Menurut Rasyid 2009 selain konsentrasi klorofil-a yang tinggi pada daerah pantai, maka diperairan lepas pantai juga ditemukan daerah
yang memiliki konsentrasi klorofil-a yang cukup tinggi, walaupun pada umumnya di daerah tersebut memiliki konsentrasi klorofil-a yang rendah akibat tidak adanya
suplai nutrient yang berasal dari daratan. Tingginya konsentrasi klorofil-a pada perairan lepas pantai akibat tingginya konsentrasi nutrient yang dihasilkan
melalui proses fisik massa air, dimana massa air dalam terangkat bersama-sama dengan nutrient ke lapisan permukaan dan hal ini disebut dengan proses up-
welling. Peranan fitoplankton dalam ekosistem perairan marine demikian penting,
yakni sebagai penyedia energi Wibisono, 2005. Kandungan klorofil-a digunakan sebagai ukuran jumlah fitoplankton pada suatu perairan dan dapat digunakan
sebagai petunjuk produktivitas perairan. Melimpahnya nutrien dari runoff dan pendaur ulangan di daerah pantai menyebabkan produktivitasnya tinggi.
Tingginya produktivitas 100-160 gOm
-2
thn
-1
merupakan penyangga populasi zooplankton dan organisme bentos Nybakken, 1988. Selain itu, menurut
Simbolon et al., 2009 menyatakan bahwa kandungan klorofil-a yang dihasilkan oleh fitoplankton merupakan indikasi kesuburan perairan, dan fitoplankton sangat
penting sebagai produser primer dalam proses rantai makanan. Menurut Steeman- Nielsen in Nontji 2006 kurang lebih 95 produktivitas primer di laut
disumbangkan oleh fitoplankton. Produktivitas primer ialah laju pembentukan senyawa-senyawa organik yang
kaya energi dari senyawa-senyawa anorganik. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas primer Nybaken, 1988 antara lain:
1. Cahaya
Fotosintesis hanya dapat berlangsung bila intensitas cahaya yang sampai ke suatu sel alga lebih besar dari pada suatu intensitas tertentu. Hal ini berarti
bahwa fitoplankton yang produktif hanyalah terdapat di lapisan-lapisan air teratas dimana intensitas cahaya dapat berlangsung.
2. Zat Hara
Zat-zat hara anorganik utama yang diperlukan fitoplankton untuk tumbuh dan berkembang biak ialah nitrogen sebagai nitrat, NO
3 -
dan Fosfor sebagai Fosfat, PO
4 2-
. Zat hara lain yang digunakan mungkin kecil pengaruhnya. 3.
Turbulensi dan Kedalaman Kritis Pencampuran vertikal bukan saja menaikkan zat hara mendekati permukaan
air, tetapi juga mengangkut sel-sel fitoplankton ke lapisan yang lebih dalam. Kedalaman kritis ialah kedalaman dimana fotosintesis total dalam kolom air
sama dengan respirasi total. Konsentrasi dari pigmen-pigmen klorofil pigmen fotosintetik dari
fitoplankton sering ditetapkan sebagai suatu indeks dari produktivitas biologi dan di dalam lingkungan oseanik dapat dikaitkan dengan produksi ikan Widodo,
1999.
2.4. Interpolasi Pada Citra