Perairan Indonesia secara umum dipengaruhi oleh angin musim monsoon yang terdiri dari musim barat, musim timur dan musim peralihan. Musim barat
terjadi pada bulan Desember – Februari, disusul musim peralihan 1 Maret – Mei,
musim Timur Juni-Agustus dan Musim Peralihan II September – November
Nontji, 2006. Terkadang tinggi rendahnya nilai klorofil-a di perairan juga dipengaruhi oleh
angin musim. Hal ini berdampak pada fenomena upwelling dimana proses tersebut menghasilkan zat hara yang tinggi kepermukaan laut. Upwelling inilah
merupakan respon dari siklus angin muson yang terjadi di wilayah Barat Sumatera. Menurut Tubalawony et al. 2007 di perairan Barat Sumatera
upwelling terlihat pada musim barat Desember - Februari namun secara umum kekuatannya lebih lemah.
4.3. Jumlah Data Spasial Terisi ≥ 75 Kurang Lebih 11 Tahun
Pengamatan data dari sensor SeaWiFS selama kurang lebih ±11 tahun bertujuan untuk melihat data yang digunakan dalam perata-rataan estimasi nilai
klorofil-a. Hal ini berkaitan dengan kelengkapan data pada proses perata-rataan tersebut.
Data spasial ≥ 75 meliputi kecukupan data terisi selama sebelas tahun, pemilihan data temporal ½ dari n n merupakan jumlah tahun. Pemilihan ½ dari
range data temporal yaitu ≥ 5 tahun dipilih sebagai syarat data yang terwakili.
Data terisi spasial ≥ 75 di lokasi pertama ditampilkan pada Tabel 5.
Tabel 5. Data Terisi ≥ 75 Pada Lokasi Pertama
Minggu ke-
Data 75
Tahun Perekaman Data SeaWiFS 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
1 5
5 5
18 5
25 8
Keterangan: Data temporal ≥ 5 tahun yang terwakili
Pada Tabel 5, jumlah data spasial ≥ 75 yang terisi selama 46 minggu dan data temporal
≥ 5 tahun yang terwakili di lokasi pertama hanya terdapat pada minggu ke-1, 5, 18, dan 25. Pada minggu ke-1 meliputi tahun 1998, 2001, 2002,
2003, dan 2004, untuk minggu ke-5 meliputi tahun 2003, 2004, 2005, 2006, 2007. Sedangkan pada minggu ke-18 meliputi tahun 1998, 2001, 2002, 2003, 2004, dan
untuk minggu ke-25 meliputi tahun 1998, 1999, 2000, 2001, 2002, 2003, 2004, 2005. Data temporal terbanyak terdapat pada minggu ke-25 yaitu delapan tahun,
namun data tahun yang konstan te risi ≥ 75 berada di tahun 2003 dan 2004. Data
terisi spasial ≥ 75 di lokasi kedua ditampilkan pada Tabel 6.
Tabel 6. Data Terisi ≥ 75 Pada Lokasi Kedua
Minggu ke-
Data 75
Tahun Perekaman Data SeaWiFS 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
13 5
14 5
17 5
18 6
19 7
Keterangan: Data temporal ≥ 5 tahun yang terwakili
Pada Tabel 6, bahwa jumlah data spasial ≥ 75 yang terisi selama 46 minggu dan data temporal
≥ 5 tahun yang terwakili di lokasi kedua hanya terdapat di minggu ke-13,14,17,18,dan 19. Minggu ke-13 meliputi tahun 2002, 2003, 2004,
2005, 2008, untuk minggu ke-14 meliputi tahun 1998, 1999, 2002, 2006, 2007. Sedangkan minggu ke-17 meliputi tahun 2000, 2002, 2003, 2004, 2006, dan
minggu ke-18 meliputi tahun 1998, 2000, 2001, 2003, 2004, 2005. Minggu ke-19 meliputi tahun 19998, 1999, 2000, 2002, 2005, 2006, dan 2007. Pada lokasi
kedua, variasi tahun yang tersedia secara spasial ≥ 75 lebih beragam. Hal ini
dikarenakan tidak ada tahun yang konstan terekam pada total lima minggu data tersebut. Lokasi kedua berada mulai dari tahun 1998 sampai tahun 20008. Minggu
ke-19 memiliki jumlah data terbesar yaitu tujuh tahun dibandingkan minggu lainnya di lokasi kedua yaitu lima tahun pada minggu ke-13,14, dan 17 serta enam
tahun pada minggu ke-18. Data terisi spasial ≥ 75 di lokasi kedua ditampilkan
pada Tabel 7.
Tabel 7. Data Terisi ≥75 Pada Lokasi Ketiga
Minggu ke-
Data 75
Tahun Perekaman Data SeaWiFS 1997
1998 1999
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006 2007
2008 2009
21 5
Keterangan: Data temporal ≥ 5 tahun yang terwakili.
Tabel 7 menunjukkan bahwa jumlah data spasial yang mencakup ≥ 75 data
terisi hanya ada di minggu ke-21 dengan total data lima tahun. Tahun-tahun tersebut antara lain pada tahun 1999, 2000, 2001, 2003 dan 2004. Berdasarkan
data terisi di tiap lokasi pengamatan, terdapat variasi jumlah data terisi ≥ 75 di
tiap minggunya. Secara umum data tersebut di dominasi oleh keterwakilan data
lima tahun. Data-data tesebut nantinya akan digunakan untuk penentuan pola
kontur sebaran klorofil-a di perairan Barat Sumatera.
4.4. Kisaran Nilai Klorofil-a dari ≥ 5 Tahun Data Terwakili