Pada lokasi kedua perbedaan jumlah data terdapat di minggu ke-20 dan 21 sebesar 1.491 dan terjadi di tahun yang sama seperti lokasi pertama yaitu tahun 1998-
2008. Sedangkan pada lokasi ketiga perbedaan jumlah data sebesar 1.701 yang terjadi di minggu ke-1 sampai dengan minggu ke-8 ditahun 1998-2009 dan di
minggu ke-20 dan 21 di tahun 1998-2008. Selain itu, juga terjadi di minggu ke-46 sebesar 1.265 di tahun 1997-2008. Hal ini dikarenakan pada lokasi pertama, tidak
terjadi pengulangan data di koordinat 96
o
BT. Pada lokasi kedua tidak terjadi pengulangan data di koordinat 98
o
BT , sedangkan pada lokasi ketiga tidak terjadi
pengulangan data di koordinat 101
o
BT. Pada minggu ke-46 di lokasi ketiga ini berkurangnya jumlah nilai yang signifikan disebabkan variabel bujur dan lintang
yang berbeda dengan minggu ke-1 sampai ke-45 diduga dikarenakan pengaruh proses cropping data yang berbeda di nilai bujur pada koordinat tersebut.
Area pengamatan pada lokasi pertama berada pada luasan 21 x 61 m
2
. Sedangkan pada lokasi kedua luasan area pengamatan berada pada 21 x 71 m
2
dan luasan area ketiga berada pada 21 x 81 m
2
. Pada citra SeaWiFS Setiap set data memiliki area bin 9 x 9 km
2
. Luasan tersebut dihasilkan dari variabel bujur dan variabel lintang di lokasi pengamatan.
4.2. Fluktuasi Nilai Rataan Tahunan di Ketiga Lokasi
Pada lokasi pertama nilai klorofil-a tertinggi berada pada minggu ke- 5 yaitu 2,667 mgm
3
. Kisaran nilai klorofil-a di minggu tersebut berada pada 0,097 mgm
3
sampai 2,667 mgm
3
. Minggu ke-5 berkisar antara tanggal 2 Februari sampai tanggal 9 Februari yang merupakan musim barat. Fluktuasi nilai klorofil-a
tertinggi ditampilkan pada Gambar 4.
Gambar 4. Nilai Klorofil-a Tertinggi Pada Lokasi Pertama
Nilai konsentrasi terendah pada lokasi pertama berada di minggu ke- 20 yaitu 0,072 mgm
3
. Kisaran nilai klorofil-a di minggu ke-20 antara 0,072 mgm
3
sampai 0,718 mgm
3
. Minggu ke-20 berkisar antara tanggal 2 Juni sampai 9 Juni dan merupakan musim timur. Fluktuasi nilai terendah ditampilkan pada Gambar 5.
Gambar 5. Nilai Klorofil-a Terendah Pada Lokasi Pertama
Nilai klorofil-a pada lokasi pertama terdapat data kosong di minggu ke-34 pada grafik nilai maximum dan minimum. Nilai yang kosong karena nilai hasil
penapisan filter data di minggu ke-34 tersebut tidak ada yang memenuhi count data sebesar ≥ 6. Fluktuasi klorofil-a pada lokasi kedua ditunjukkan pada Gambar
6.
Gambar 6. Nilai Klorofil-a Tertinggi Pada Lokasi Kedua
Nilai klorofil-a tertinggi di perairan Barat Sumatera pada lokasi kedua berada di minggu ke-21 sebesar 1,914 mgm
3
. Kisaran klorofil-a di minggu tersebut berkisar antara 0,094 mgm
3
sampai 1,914 mgm
3
. Minggu ke-21 berada pada kisaran tanggal 10 Juni sampai 17 juni. Pada bulan tersebut termasuk kedalam
musim timur. Fluktuasi nilai klorofil-a terendah pada lokasi kedua ditunjukkan pada Gambar 7.
Gambar 7. Nilai Klorofil-a Terendah Pada Lokasi Kedua
Nilai konsentrasi terendah di lokasi kedua berada pada minggu ke-24 yaitu 0,068 mgm
3
. Kisaran klorofil-a di minggu ke-24 antara 0,068 mgm
3
sampai 1,017 mgm
3
. Minggu ke-24 berada pada kisaran tanggal 4 Juli sampai 11 Juli, sehingga minggu ke-24 pada lokasi kedua masuk kedalam musim timur. Berbeda
dengan nilai klorofil-a di lokasi pertama, untuk data di lokasi kedua tidak ada data kosong. Selama 46 minggu perekaman, data di lokasi ini memenuhi count data
yaitu ≥ 6. Fluktuasi nilai klorofil-a pada lokasi ketiga ditunjukkan pada Gambar 8.
Gambar 8. Nilai Klorofil-a Tertinggi Pada Lokasi Ketiga
Pada lokasi ketiga, nilai klorofil-a yang tertinggi berada pada minggu ke-42 yaitu 2,083 mgm
3
. Kisaran nilai klorofil-a pada minggu tersebut antara 0,073 mgm
3
sampai 2,083 mgm
3
. Minggu ke-42 berkisar antara tanggal 25 November sampai 2 Desember, minggu ke-42 masuk kedalam musim Peralihan II atau akhir
tahun. Fluktuasi nilai klorofil-a terendah pada lokasi ketiga ditunjukkan pada Gambar 9.
Gambar 9. Nilai Klorofil-a Terendah Pada Lokasi Ketiga
Nilai konsentrasi klorofil-a terkecil berada di minggu ke-2 yaitu 0,062 mgm
3
. Kisaran nilai klorofil-a pada minggu tersebut antara 0,062 mgm
3
sampai 0,978 mgm
3
. Minggu ke-2 berkisar pada tanggal 9 Januari sampai 16 Januari yang termasuk kedalam musim barat. Data nilai klorofil-a di lokasi ketiga sama dengan
lokasi pertama karena terdapat data yang kosong. Namun pada lokasi ketiga data yang kosong terdapat di minggu ke-36, ke-37 dan ke-41. Pada minggu tersebut
tidak masuk ke dalam count ≥ 6. Nilai enam digunakan karena pada perekaman
data dengan citra SeaWiFS terdapat nilai konsentrasi sebesar 6.5535 yang merupakan undefined missing value sebesar 6.5535.
Perairan Indonesia secara umum dipengaruhi oleh angin musim monsoon yang terdiri dari musim barat, musim timur dan musim peralihan. Musim barat
terjadi pada bulan Desember – Februari, disusul musim peralihan 1 Maret – Mei,
musim Timur Juni-Agustus dan Musim Peralihan II September – November
Nontji, 2006. Terkadang tinggi rendahnya nilai klorofil-a di perairan juga dipengaruhi oleh
angin musim. Hal ini berdampak pada fenomena upwelling dimana proses tersebut menghasilkan zat hara yang tinggi kepermukaan laut. Upwelling inilah
merupakan respon dari siklus angin muson yang terjadi di wilayah Barat Sumatera. Menurut Tubalawony et al. 2007 di perairan Barat Sumatera
upwelling terlihat pada musim barat Desember - Februari namun secara umum kekuatannya lebih lemah.
4.3. Jumlah Data Spasial Terisi ≥ 75 Kurang Lebih 11 Tahun