Pola Sebaran Klorofil- a ≥ 5 Tahun Data Temporal di Lokasi Pertama

yang nilai terkecilnya mencapai 0,1 mgm 3 . Kisaran nilai klorofil-a data terwakili di lokasi ketiga disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Kisaran Nilai Klorofil-a Data Terwakili di Lokasi Ketiga Nilai Klorofil-a mgm 3 Lokasi Ketiga 21 Terbesar 1,23 Terkecil 0,07 Rata-Rata 0,21 Kisaran akumulasi nilai klorofil-a di lokasi ketiga hanya memiliki satu minggu data tempora l ≥ 5 tahun yang terwakili. Nilai klorofil-a terkecil pada minggu ke-21 yaitu 0,07 mgm 3 , sedangkan nilai terbesar mencapai 1,23 mgm 3 dan rata-rata nilai klorofil-a nya adalah 0,21 mgm 3 . Kisaran nilai tersebut digunakan sebagai batasan penentuan skala yang akan digunakan pada pola sebaran klorofil-a di tiap lokasi pengamatan, dimana nilai skala yang digunakan yaitu 0-0,8 mgm 3 . Perairan Indonesia yang memiliki kandungan klorofil antara 0,3-0,5 mgm 3 antara lain berada di pesisir Barat Sumatera, Laut Flores, Laut Jawa di utara Jawa Timur, sebagian Selat Makassar, Laut Sulawesi dan Laut Banda Arsjad et al., 2004.

4.5. Pola Sebaran Klorofil- a ≥ 5 Tahun Data Temporal di Lokasi Pertama

Klorofil-a dipandang sebagai parameter lingkungan penting yang menunjukkan kualitas air, kandungan nutrien dan polusi yang mempengaruhi mintakat pantai, tidak hanya sebagai indikator produktivitas air Lo, 1995. Sebaran nilai klorofil-a dihasilkan dari pemilihan data temporal ≥ 5 tahun. Pola sebaran klorofil-a ini, skala yang digunakan dihasilkan dari hasil akumulasi range nilai klorofil-a data temporal yang digunakan berkisar antara 0-0,8 mgm 3 . Lokasi pertama berbatasan dengan Pulau Simeuleu. Pola Sebaran klorofil-a di perairan Barat Sumatera lokasi pertama dapat dilihat pada kontur klorofil-a pada Gambar 10. Gambar 10. Pola sebaran klorofil-a dan rataan sebaran ragam minggu ke-1 Pola sebaran klorofil-a di lokasi pertama minggu ke-1 menunjukkan nilai klorofil-a yang didominasi 0,2 mgm 3 . Wilayah yang mendominasi merupakan wilayah yang membatasi Pulau Sumatera dan Pulau Simeuleu. Perairan disekitar pesisir Pulau Sumatera di lokasi pertama ini, memiliki nilai klorofil-a yang cukup tinggi yaitu 0,6 mgm 3 . Sedangkan untuk kontur ragam terlihat variasi yang hanya terdapat di pesisir bagian selatan daerah pengamatan. Pola sebaran klorofil-a pada minggu ke-5 dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11. Pola sebaran klorofil-a dan rataan sebaran ragam minggu ke-5 Pola kontur di minggu ke-5 menunjukkan bahwa nilai klorofil-a pada minggu ke-5 berkisar antara 0,4 mgm 3 sampai 0,8 mgm 3 . Lokasi tersebut berada di sekitar daratan Pulau Sumatera dan nilai klorofil-a 0,2 mgm 3 terdapat di sekitar Pulau Simeuleu. Variasi nilai klorofil-a di sekitaran perairan yang membatasi Pulau Sumatera Barat dan Pulau Simeuleu bernilai 0-0,2 mgm 3 . Namun jika diperhatikan nilai klorofil-a sebesar 0,8 mgm 3 mendominasi di sekitar perairan pesisir Sumatera Barat, sedangkan nilai klorofil-a 0,2 mgm 3 juga terdapat di wilayah Pulau Simeuleu. Pada pola kontur rataan ragam, wilayah yang bervariasi tinggi terlihat di sekitar bagian yang membatasi Sumatera Barat. Pola sebaran klorofil-a pada minggu ke-18 dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12. Pola sebaran klorofil-a dan rataan sebaran ragam minggu ke-18 Pola kontur di minggu ke-18 menunjukkan nilai sebaran klorofil-a dekat pesisir Pulau Sumatera Utara antara 0,4-0,8 mgm 3 . Sedangkan di sebagian Pulau Simeuleu nilai klorofil-a sebesar 0,2 mgm 3 . Perairan yang membelah wilayah Pulau Sumatera dan Pulau Simeuleu nilai klorofil-a nya sebesar 0-0,2 mgm 3 . Variasi nilai klorofil-a terjadi di sekitar pesisir pulau Sumatera Utara. Pola sebaran klorofil-a pada minggu ke-25 dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar 13. Pola sebaran klorofil-a dan rataan sebaran ragam minggu ke-25 Berdasarkan pola tersebut, menunjukkan nilai sebaran klorofil-a di sekitar Pulau Sumatera antara 0,2-0,8 mgm 3 . Sedangkan untuk di perairan Pulau Simeuleu bernilai 0,2 mgm 3 . Wilayah dengan klorofil-a cukup tinggi berada pada pesisir pulau yang mengarah ke Sumatera Barat. Hal ini juga berkaitan dengan pola sebaran ragam yang menunjukkan nilai bervariasi tertinggi berada di wilayah tersebut. Pada lokasi pertama, minggu ke-1 dan minggu ke-5 termasuk kedalam musim barat, untuk minggu ke-18 termasuk kedalam musim peralihan sedangkan minggu ke-25 termasuk kedalam musim timur.

4.6. Pola Sebaran Klorofil- a ≥ 5 Tahun Data Temporal di Lokasi Kedua