Sosial Ekonomi Masyarakat 1821.67 7.30 894.1 5.18 Penyusunan Tabel Volume Lokal Kelompok Jenis Dipterocarpaceae (Anisoptera spp. dan Vatica spp. ) di Areal Kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alasmandiri, Provinsi Papua

4.6 Keadaan Hutan

Penutupan lahan areal kerja IUPHHK PT. Mamberamo Alasmandiri berdasarkan hasil penafsiran Citra Landsat LS-7 ETM+US Department of the Interior, US Geological Survey band 542, Mozaik Path 102 Row 62, liputan tanggal 19 November 2005 dan Path 103 Row 62 Liputan tanggal 8 Juli 2006. disajikan pada tabel berikut: Tabel 4 Penutupan vegetasi pada fungsi hutan IUPHHK PT. Mamberamo Alasmandiri No Penutupan Lahan Fungsi Hutan Ha BZ Jumlah Persen HPT HP HPK 1 Hutan Primer 287.203 66.966 6.176 12.230 372.575 55 2 Hutan Bekas Tebangan 105.825 40.100 30.651 1.948 178.524 26,4 3 Non Hutan 6.209 5.169 592 127 12.097 1,8 4 Hutan Rawa Primer - 1.890 10.951 - 12.841 1,9 5 Hutan Rawa Bekas Tebangan 8.268 783 - - 9.051 1,3 6 Non Hutan Rawa - 71 1.111 - 1.182 0,2 7 Tubuh Air Danau - 636 - 12 648 0,1 8 Tertutup Awan 74.295 10.511 - 5.586 90.392 13,3 Jumlah 481.800 126.126 49.481 19.903 677.310 100 Sumber : Pengesahan Citra Landsat Nomor S.35VIIPusin-12006 tanggal 22 Januari 2007.

4.7 Sosial Ekonomi Masyarakat

Penduduk asli disekitar hutan S.Mamberamo – S.Gesa adalah suku Baudi Bira, Kerema, Obagui Dai, Kapso Apawer, Birara Noso, Bodo dan suku Haya. Mata pencaharian penduduk dapat diklasifikasikan menurut keadaaan alam dimana mereka menetap. Umumnya penduduk yang tinggal di sepanjang Sungai Mamberamo dan Danau Bira memiliki mata pencaharian sebagai pencari ikan dan jika ada kelebihan dari hasil tangkapan, dipertukarkan barter dengan bahan makanan seperti umbi-umbian, jagung dan talas. Sedangkan masyarakat yang tinggal di pusat-pusat pemerintah Distrik dan Kabupaten yang umumnya sebagai pendatang berprofesi sebagai pegawai negeri dan buruh harian. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Pemilihan Pohon Contoh

Pohon contoh yang diteliti sebanyak 134 pohon yang terbagi menjadi 6 kelas diameter dengan interval kelas 10 cm. Jumlah pohon mersawa sebanyak 64 pohon sedangkan pohon resak sebanyak 70 pohon. Jumlah pohon yang digunakan untuk penyusunan pada pohon mersawa sebanyak 42 pohon, untuk validasi sebanyak 22 pohon. Sedangkan untuk resak jumlah pohon untuk penyusunan sebanyak 43 pohon, untuk validasi sebanyak 27 pohon. Pengambilan data pohon contoh ini dilakukan secara purposive sampling pada areal petak tebangan dan areal pembuatan jalan. Pengukuran dilakukan pada pohon yang pertumbuhannya baik dan sehat. Tabel 5 Sebaran data pohon contoh untuk penyusunan model dan uji validasi model Kelas Mersawa Resak Diameter Model Uji Validasi Model Uji Validasi 10-19.9 5 2 9 4 20-29.9 2 2 13 7 30-39.9 7 4 9 7 40-49.9 12 6 6 5 50-59.9 10 5 5 3 60 up 6 3 1 1 Total 42 22 43 27 5.2. Penyusunan Model Regresi 5.2.1 Analisa korelasi hubungan antara diameter setinggi dada Dbh dengan panjang Pbc pohon Untuk menganalisis keeratan hubungan dbh dan pbc digunakan analisis korelasi, yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi r dan koefisien determinasi R². Berikut disajikan nilai koefisien korelasi r dan koefisien determinasi pada masing-masing jenis pohon dalam Tabel 6. Tabel 6 Analisa korelasi hubungan antara dbh dan panjang No Jenis Persamaan R² r 1 Mersawa p = - 11.2 + 18.6 log D 69.8 0.838 2 Resak p = - 13.2 + 19.0 log D 62.7 0.831 Menurut Walpole 1993 besarnya nilai koefisien korelasi adalah -1 ≤ r ≥ +1 dimana jika r mendekati -1 atau +1, maka hubungan antara kedua peubah tersebut kuat artinya terdapat korelasi yang tinggi antara keduanya. Berdasarkan Tabel 4 diatas nilai koefisien korelasi jenis mersawa dan resak mendekati +1. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara diameter dbh dengan panjang pohon. K oefisien determinasi R² menggambarkan besarnya keragaman peubah tak bebas Y yang dapat dijelaskan secara memuaskan oleh peubah bebas X melalui persamaan regresi yang disusun. Berdasarkan Tabel 4, untuk pohon mersawa sebesar 69.8 keragaman panjang pbc dapat dijelaskan oleh keragaman diameter dbh. 62.7 keragaman panjang pbc dapat dijelaskan oleh keragaman diameter dbh untuk jenis resak.

5.2.2 Pengujian Koefisien Korelasi dengan Uji Z

Fisher Pengujian koefisien korelasi dilakukan melalui transformasi Z Fisher. Tabel 7 Hasil uji transformasi Z Fisher untuk setiap jenis No Jenis R Zρ Zr σZr Z hitung Z tabel 0.05 1 Mersawa 0.838 0.881 1.213 0.160 2.073 1.645 2 Resak 0.831 0.881 1.191 0.158 1.960 1.645 Berdasarkan hasil uji transformasi Z Fisher , diperoleh nilai Z hitung Z tabel α = 0.05. Ini berarti antara panjang dan diameter dbh memiliki keeratan yang tinggi, sehingga pendugaan volume dapat diterangkan oleh satu peubah bebas yaitu diameter dbh. Tabel volume yang dihasilkan berdasarkan pengujian transformasi Z fisher adalah tabel volume lokal tarif volume. 5.2.3 Penyusunan model persamaan regresi 5.2.3.1 Model persamaan regresi mersawa Anisoptera spp. Model persamaan penduga volume dianalisa dengan membandingkan nilai simpangan baku, koefisien determinasi dan hasil uji keberartian persamaan regresi F-test dari setiap model persamaan. Tabel 8 Model regresi untuk penyusunan tabel volume mersawa No Persamaan Penduga S R-sq R-adj F hit F tabel α=5 F tabel α=1 1 V = - 0.314 + 0.00116 Dbh 2 0.766 88.8 88.5 316.08

4.08 7.30

2 V= 0.105 - 0.0196 dbh + 0.00135 Dbh 2 0.769 89.0 88.4 157.28

3.23 5.18

3 V= 0.0001998 Dbh 2.40 0.084 97.9

97.8 1821.67

4.08 7.30

4 V= 0.0001636 Dbh 2.49 10 -0.00111Dbh 0.085 97.9

97.9 894.1

3.23 5.18

Berdasarkan Tabel 8, model persamaan regresi untuk jenis mersawa memiliki nilai R² diatas 70 , dengan nilai R² terbesar dimiliki oleh persamaan nomor 3 V= 0.0001998 Dbh 2.40 dan persamaan nomor 4 V= 0.0001636 Dbh 2.49 10 - 0.00111Dbh sebesar 97.90 . Hal ini berarti bahwa peubah diameter dbh dapat menerangkan sebesar 97.90 dari keragaman volumenya. Nilai simpangan baku yang terkecil dimiliki oleh persamaan nomor 3 V= 0.0001998 Dbh 2.40 sebesar 0.084 dan persamaan nomor 4 V= 0.0001636 Dbh 2.49 10 -0.00111Dbh sebesar 0.085. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki simpangan baku s kecil.

5.2.3.2 Model persamaan regresi resak Vatica spp.

Model persamaan regresi resak yang diperoleh akan dianalisa dari nilai simpangan baku, koefisien determinasi dan F-hit sehingga diperoleh model penduga volume yang terbaik dari semua model. Tabel 9 Model regresi untuk penyusunan tabel volume resak No Persamaan Penduga S R-sq R-adj F hit F tabel α=5 F tabel α=1 1 V = - 0.214 + 0.00106 Dbh 2 0.256 94.8 94.7 747.80 4.073 7.280 2 V= 0.096 - 0.0197 dbh + 0.00133 Dbh 2 0.254 95.0 94.8 381.61 3.226 5.163 3 V= 0.0001387dbh 2.49 0.123 94.1

93.9 650.74