25 m, panjang batang bebas cabang 10 – 20 m, diameter dapat mencapai 60 cm, tidak berbanir. Kulit luar berwarna kelabu-putih, tidak beralur, sedikit
mengelupas, mengeluarkan damar berwarna putih atau putih-kuning.Kayu teras berwarna coklat-kuning atau coklat semu-semu merah. Kayu gubal berwarna
merah jambu, kuning muda atau coklat kuning muda atau coklat kuning-muda, jika masih segar berbeda jelas dengan kayu teras, tetapi hanya sedikit berbeda jika
sudah kering, tebal 5-10 cm. Tekstur halus, rata, kadang-kadang kasar. Arah serat lurus atau agak berpadu. Permukaan kayu kusam sampai agak mengkilap.
Tumbuh berkelompok atau tersebar dalam hutan tropos dengan tipe curah hujan A dan B, pada ketinggian sampai 350 m dpl, pada tanah berpasir atau tanah liat yang
secara periodik tergenang air tawar seperti di pinggir sungai atau dapat juga tumbuh pada daratan kering. Kayu resak digunakan sebagai kayu bangunan,
plywood, sirap, lantai, bantalan, kayu perkapalan, rangka pintu jendela, body kendaraan, barang bubutan Anonim 2010.
2.2 Volume Pohon
Volume merupakan besaran tiga dimensi dari suatu benda yang dinyatakan dalam satuan kubik. Besaran ini diturunkan dari setiap besaran panjang. Dengan
demikian bila panjang-panjang tersebut, yaitu tinggi, lebar, dan ketebalan diketahui maka volume dapat ditentukan Suharlan dan Sudiono 1973 dalam Sabri
1995 Menurut Husch 1963, Penentuan volume suatu benda dapat dilakukan
dengan beberapa cara, antaralain : 1. Cara langsung, yaitu berdasarkan prinsip perpindahan cairan. Alat yang
digunakan disebut Xylometer. Penentuan volume dengan cara ini dilakukan terhadap benda-benda yang bentuknya tidak beraturan.
2. Cara analitik, yaitu penentuan volume dilakukan dengan menggunakan rumus- rumus volume. Cara ini dilakukan terhadap benda-benda yang bentuknya
beraturan, seperti segi banyak, prisma, piramida, prismoid, dan benda-benda seperti kerucut, silinder, paraboloid, dan neiloid.
3. Cara grafik, yaitu cara ini dilakukan untuk penentuan volume berbagai benda putar tanpa memandang ciri-ciri permukaannya.
Dari sekian banyak kemungkinan yang dapat dilakukan bagi penyempurnaan penentuan volume kayu di hutan tropika basah maka diantaranya
adalah penentuan volume berdasarkan dolok logs system. Dengan cara ini volume batang pohon sama dengan jumlah volume semua dolok yang dapat
dihasilkan dari batang pohon yang bersangkutan Soeranggadjiwa 1964 dalam Sabri 1995.
Untuk menentukan volume dolok sortimen kayu sebagai bagian dari volume kayupohon, telah dikembangkan rumus-rumus matematik Spurs 1952;
Loetsch et al. 1973 sebagai berikut : Rumus Smallian
: V = 0.5 x B + b x L Rumus Huber
: V = B
12
x L Rumus Brereton
: V = {0.625 x x D + d
2
x L} Rumus Newton
: V = {B + B
12
x 4 + b} x L x 16 Rumus Schiffel
: V = {0.16 x B + 0.66 x B
12
x L Dimana :
V = Volume dolok logs atau batang pohon dalam m
3
B = Luas bidang dasar pangkal batang dalam m
2
b = Luas bidang dasar ujung batang pohon dalam m
2
B
12
= Luas bidang dasar bagian tengah batang pohon dalam m
2
D = Diameter pangkal batang pohon dalam meter
d = Diameter ujung batang pohon dalam meter
L = Panjang batang pohon
Penentuan volume sortimen batang pohon dengan menggunakan rumus- rumus diatas, jika makin pendek panjang batang L akan menghasilkan volume
yang lebih tepat, karena rumus-rumus diatas merupakan perhitungan volume yang mendasarkan kepada bentuk benda teratur, yairu bentuk silinder, sedangkan
bentuk pohon pada umumnya tidak teratur dan lebih kearah bentuk neiloid. Berdasarkan volume sortimen-sortimen kayu yang diukur dengan rumus diatas,
maka volume pohon dapat diketahui, yaitu merupakan penjumlahan volume sortiman-sortimen dari pohon yang bersangkutan.Pendugaan volume komersial
untuk beberapa jenis pohon dalam tegakan hutan biasanya dilakukan dengan menggunakan tabel volume Soemarna 1973 dalam Sabri 1995
Bentuk hubungan antara volume dengan peubah penentunya dibuat dalam bentuk hubungan linear, yaitu dengan cara menganalisa hubungan tersebut dengan
menggunakan analisa regresi linier, baik regresi linier sederhana maupun regresi berganda, dimana faktor angka bentuk sudah termasuk dalam penyusunan
persamaan tersebut, sehingga tidak ada penggunaan angka bentuk tunggal untuk berbagai bentuk pohon Bustomi et al. 1978.
Menurut Spurr 1952, penyusunan tabel volume pohon dimaksudkan untuk memperoleh taksiran volume pohon melalui pengukuran satu atau beberapa
peubah penentu volume pohon serta untuk mempermudah kegiatan inventarisasi hutan dalam menduga potensi tegakan. Meskipun demikian, untuk meningkatkan
efisiensi dalam penaksiran volume tegakan dengan tidak mengurangi ketelitian yang diharapkan, diusahakan dalam penyusunan tabel volume pohon memperkecil
jumlah peubah bebas penentu volume pohon dan diberlakukan pada daerah setempat. Tabel yang dimaksud adalah tabel volume pohon lokal atau tarif
volume.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian