Strategi Pendidikan Multikultural Pendidikan Multikultural

21

3. Strategi Pendidikan Multikultural

Banks dalam Farida Hanum 2010 mengemukakan bahwa ada empat pendekatan yang mengintegrasikan materi pendidikan multikultural ke dalam kurikulum maupun kegiatan pembelajaran, yaitu: a. Pendekatan kontribusi the contributions approach. Level ini yang paling sering dilakukan dan paling luas dipakai dalam fase pertama dari gerakan kebangkitan etnis. Cirinya adalah dengan memasukkan pahlawan-pahlawan dari suku bangsaetnis dan benda-benda budaya ke dalam pelajaran yang sesuai. b. Pendekatan aditif aditif approach. Pada tahap ini dilakukan penambahan materi, konsep, tema, perspektif terhadap kurikulum tanpa mengubah struktur, tujuan dan karakteristik dasarnya. Pendekatan aditif ini sering dilengkapi dengan buku, modul, atau bidang bahasan terhadap kurikulum tanpa mengubah secara substansif. Pendekatan aditif sebenarnya merupakan fase awal dalam melaksanakan pendidikan multikultural, sebab belum menyentuh kurikulum utama. c. Pendekatan transformasi the transformation approach. Pendekatan transformasi berbeda secara mendasar dengan pendekatan kontribusi dan aditif. Pendekatan transformasi mengubah asumsi dasar kurikulum dan menumbuhkan kompetensi dasar peserta didik dalam melihat konsep, isu, tema, dan problem dari beberapa perspektif dan sudut pandang etnis. Perspektif berpusat pada aliran utama yang mungkin 22 dipaparkan dalam materi pelajaran. Peserta didik dapat melihat dari perspektif yang lain. Banks 1993 menyebut ini sebagai proses multiple acculturation, sehingga rasa saling menghargai, kebersamaan, dan cinta sesama dapat dirasakan melalui pengalaman belajar. Konsepsi akulturasi ganda multiple acculturation conception dari masyarakat dan budaya Negara mengarah pada perspektif bahwa memandang peristiwa etnis, sastra, musik, seni, dan pengetahuan lainnya sebagai bagian integral dari yang membentuk budaya secara umum. Budaya kelompok dominan hanya dipandang sebagai bagian dari keseluruhan budaya yang lebih besar. d. Pendekatan aksi sosial the sosial action approach mencakup semua elemen dari pendekatan transformasi, namun menambah komponen yang mempersyaratkan peserta didik membuat aksi yang berkaitan dengan konsep, isu, atau masalah yang dipelajari dalam unit. Tujuan utama dari pembelajaran dan pendekatan ini adalah mendidik peserta didik melakukan kritik sosial dan mengajarkan keterampilan membuat keputusan untuk memperkuat peserta didik dan membantu mereka memperoleh pendidikan politis, sekolah membantu peserta didik menjadi kritikus sosial yang reflektif dan partisipan yang terlatih dalam perubahan sosial. Peserta didik memperoleh pengetahuan, nilai, dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk berpartisipasi dalam perubahan sosial sehingga kelompok-kelompok etnis, ras, dan 23 golongan-golongan yang terabaikan dan menjadi korban dapat berpartisipasi penuh dalam masyarakat. B. Pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Definisi dan Komponen Pembelajaran Bahasa Indonesia Pembelajaran adalah proses berpindahnya informasi dari pendidik kepada peserta didik. Dimyati dan Mudjiyono 2002:157 menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan sebuah proses yang diselenggarakan pendidik untuk peserta didik bagaimana cara untuk memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pembelajaran merupakan aspek terpenting untuk mencapai tujuan pendidikan. Wina Sanjaya 2009:26 mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses kerjasama antara pendidik dan peserta didik dengan memanfaatkan potensi dan sumber, baik potensi yang berasal dari dalam diri peserta didik, maupun dari luar peserta didik. Potensi dan sumber yang berasal dari dalam diri peserta didik berupa minat, bakat, kemampuan, dan potensi yang berasal dari luar peserta didik seperti lingkungan, sarana, dan sumber belajar sebagai upaya bersama antara peserta didik dan pendidik untuk mencapai tujuan belajar. Berdasarkan kedua definisi pembelajaran dari para ahli, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu interaksi antara peserta didik dan pendidik dalam membelajarkan peserta didik untuk mempelajarkan cara memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang memanfaatkan potensi dan sumber yang dimiliki peserta didik 24 Sedangkan pembelajaran bahasa adalah suatu interaksi antara peserta didik dan pendidik dalam membelajarkan peserta didik untuk mempelajarkan cara memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap dari bahasa Indonesia yang memanfaatkan potensi dan sumber yang dimiliki peserta didik. Pembelajaran memiliki beberapa komponen yang harus diperhatikan oleh pendidik. Wina Sanjaya 2007:58 menjelaskan bahwa komponen-komponen pembelajaran meliputi: a. Tujuan, yang menjadi pedoman bagi pendidik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan memiliki peran sangat penting. b. Materi pembelajaran, merupakan proses penyampaian materi yang dapat diambil oleh pendidik dari berbagai sumber. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran subject centered teaching. c. Strategi atau metode, yang merupakan cara yang digunakan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Keberhasilan tujuan pembelajaran sangat ditentukan oleh metode pembelajaran. Sebagaimanapun lengkapnya komponen lain namun jika diimplementasikan dengan menggunakan metode yang tidak tepat, maka komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan. Setiap pendidik haruslah memahami dengan baik peran dan fungsi strategi atau medode pembelajaran. 25 d. Media, adalah alat bantu yang digunakan untuk mempermudah proses pembelajaran. Wina Sanjaya 2007:170-171 menjelaskan bahwa media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok. 1 Berdasarkan sifatnya. Media auditif yaitu media yang hanya memiliki unsur suara dan hanya dapat didengar, seperti radio dan rekaman suara. Media visual, hanya bisa dilihat, seperti lukisan, gambar, dan media audiovisual yaitu media yang mengandung unsur gambar dan suara yang dapat dilihat dan juga dapat didengar yang lebih menarik seperti film edukasi. 2 Berdasarkan teknik penggunaanya. Pertama, media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip, transparansi, dan yang lain sebagainya. Media seperti ini memerlukan alat bantu khusus untuk menggunakannya, seperti proyektor film atau overhead projector OHP. Tanpa menggunakan alat khusus, media seperti ini tidak akan bisa digunakan. Kedua, yaitu media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan yang lain sebagainya. e Evaluasi, adalah proses penilaian yang bertujuan untuk melihat sejauh mana keberhasilan peserta didik dalam belajar dan keberhasilan kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Wina Sanjaya 2009:58 menjelaskan bahwa evaluasi dapat menggunakan tes lisan, tes praktek 26 dan tertulis, wawancara, observasi, pengukuran sikap penilaian hasil karya. Terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh agar dapat mengetahui tolak ukur keberhasilan pembelajaran dalam evaluasi. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran memiliki lima komponen. Komponen-komponen pembelajaran yaitu tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi. Dengan memperhatikan kelima komponen pembelajaran tersebut akan membantu pendidik dalam memprediksi keberhasilan proses pembelajaran.

2. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia