13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan Multikultural
1. Pengertian dan Hakikat Pendidikan Multikultural
a. Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan kebutuhan primer setiap manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan,
pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan Negara.
M. J. Langevel dalam Sutari Barnadib 2013:17 mengatakan bahwa pendidikan adalah proses pemberian bimbingan dan bantuan
rohani bagi individu yang masih memerlukan, sehingga jika individu tidak membutuhkan lagi pertolongan atau bimbingan tidak perlu lagi
dididik. Langevel juga berpendapat bahwa individu bisa dididik saat
sudah mengerti arti gezag kewibawaan. Demikian halnya dengan
pendapat Soekidjo Notoatmodjo 2003:16, pendidikan adalah segala upaya terencana untuk mempengaruhi orang lain baik secara individu
maupun kelompok sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan
oleh aktor pendidikan.
14 Dengan demikian, pendidikan adalah segala upaya terencana
untuk mengubah individu ataupun kelompok masyarakat yang masih memerlukan bimbingan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi
diri anak didik tersebut, baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik agar kelak diharapkan menjadi bekal untuk hidup di
masyarakat.
Secara sederhana cita-cita dan tujuan pendidikan nasional Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan
secara resmi telah dituangkan dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20
Tahun 2003.
Tujuan pendidikan
nasional adalah
untuk mengembangkan potensi peserta didik dan menjadikannya manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Selanjutnya, sebagaimana tujuan pendidikan bahwa prinsip penyelenggaraan
pendidikan di Indonesia
yang diuraikan dalam Undang-Undang
Sisdiknas pada pasal 4, yang menjelaskan bahwa: 1 Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan,
nilai kultural, dan kemajemukan bangsa, 2
Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan
sistem terbuka
dan berbagai
makna, 3 Pendidikan
diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan
15 peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat, 4 Pendidikan
diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan kreativitas
peserta didik
dalam proses
pembelajaran, 5 Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga
masyarakat, 6 Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua
komponen masyarakat
melalui peran
serta dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. Pendidikan nasional sebagaimana tercantum pada bab II pasal
3 Undang-Undang
No. 20
tahun 2003
berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Selain itu, fungsi pendidikan juga dapat dilihat dalam dua perspektif. Pertama, secara mikro sempit, di mana pendidikan
berfungsi untuk membantu perkembangan jasmani dan rohani peserta didik secara sadar. Kedua, secara makro luas, di mana pendidikan
berfungsi untuk mengembangkan pribadi, warga Negara, kebudayaan,
dan bangsa Akhmad Hidayatullah Al Arifin, 2012. b.
Pendidikan Multikultural
Menurut Mahfud 2006, Multikulturalisme berasal dari kata multi dan kultur. Secara etimologis, multikulturalisme dibentuk dari
kata multi yang artinya banyak, kultur yang artinya budaya, dan isme yang berarti aliran atau paham, dengan demikian bermakna keragaman
16 budaya. Secara utuh dalam kata ini bermakna bahwa manusia sebagai
mahluk yang
bermartabat yang
hidup dalam
komunitas dan kebudayaannya masing-masing yang unik Mahfud, 2006:75. Mahfud
juga berpendapat 2006: xx bahwa multikulturalisme adalah konsep di mana sebuah komunitas dalam konteks kebangsaan dapat mengakui
keberagaman, perbedaan, dan kemajemukan budaya, ras, suku, etnis, agama, dan lain sebagainya.
Multikulturalisme adalah sebuah ideologi yang mengagungkan kesederajatan perbedaan baik secara individual maupun secara
kebudayaan Jary David dan Julia Jary, 1991:319. Sedangkan menurut
Parekh 2009:19,
sebuah masyarakat
multikultural merupakan sebuah masyarakat yang meliputi dua atau lebih komunitas
kebudayaan. Istilah multikultural mengacu pada kenyataan akan keberagaman budaya dan tanggapan normatif atas fakta tersebut.
Dari kedua pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa multikulturalisme adalah sebuah filosofi yang menghendaki adanya
persatuan dari berbagai kelompok kebudayaan yang berbeda dengan hak dan status sosial politik yang sama atau setara dalam masyarakat
modern tanpa membeda-bedakan antara yang satu dengan yang lainnya.
Mifbakhuddin 2016
menyebutkan bahwa
isu tentang
multikulturalisme menjadi salah satu isu penting di berbagai negara,
termasuk di Indonesia sebagai salah satu negara multikultural.
17 Pertama, karena secara kodrati manusia diciptakan Tuhan dalam
keanekaragaman kebudayaan, dan oleh karena itu pembangunan manusia
harus memperhatikan keanekaragaman tersebut. Dalam kontek Indonesia, maka menjadi keniscayaan bahwa pembangunan
manusia Indonesia harus didasarkan atas multikulturalisme mengingat
kenyataan bahwa Indonesia terdiri atas keanekaragaman budaya.
Kedua, bahwa ditengarai terjadinya konflik sosial bernuansa SARA suku, ras, dan agama yang melanda Indonesia pada akhir-
akhir ini berkaitan erat dengan masalah kebudayaan. Dari banyak studi menyebutkan bahwa salah satu penyebab utama dari konflik ini adalah
karena lemahnya pemahaman dan pemaknaan tentang konsep kearifan
budaya. Dan yang ketiga bahwa pemahaman tentang multikulturalisme
merupakan kebutuhan bagi semua manusia dalam menghadapi tantangan global di masa mendatang untuk bisa hidup berdampingan
dengan masyarakat internasional. Indonesia merupakan salah satu negara multikultural terbesar
di dunia. Namun nyatanya, pendidikan multikultural sebagai model pendidikan belum banyak dikenal dan dipahami oleh masyarakat
Indonesia. Terdapat banyak pendapat yang dikemukakan para ahli
tentang pengertian pendidikan multikultural.
Ainnurofiq Dawam 2003:100-101 mendefinisikan bahwa pendidikan multikultural secara etimologis terdiri dua kata yaitu
pendidikan dan multikultural. Pendidikan adalah sebuah proses usaha
18 mendewasakan sikap manusia melalui pengajaran, pelatihan, dan
dengan cara dididik. Secara terminologis pendidikan multikultural adalah proses pengembangan potensi manusia agar dapat menghargai
keanekaragaman.
Bank 2005:3 mendefinisikan bahwa pendidikan multikultural setidaknya mencakup tiga hal, yaitu gagasan atau konsep, gerakan
pembaharuan pendidikan,
dan proses.
Pendidikan multikultural
mengembangkan gagasan bahwa semua peserta didik memiliki kesempatan yang sama dalam mendapatkan pendidikan di sekolah
tanpa memandang jenis kelamin dan kelas sosial serta karakteristik
etnis, ras, atau budaya.
Menurut Gollnick Chinn 2006:5 pendidikan multikultural adalah sebuah strategi pendidikan yang mengembangkan efektivitas
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dan lingkungan sekolah dengan menggunakan perbedaan latar belakang budaya peserta didik.
Pendidikan multikural mendukung dan menyampaikan konsep-konsep budaya, keberagaman, persamaan, keadilan sosial, dan demokrasi di
lingkungan sekolah. Pendidikan
multikultural sebagai
model pendidikan
mempelajari dengan menghilangkan batasan-batasan serta perbedaan- perbedaan yang ada di dalam masyarakat. Pareks 2008:305
menyatakan pendidikan multikultural merupakan pendidikan dalam kebebasan, baik dalam arti kebebasan dari prasangka dan bias
19 etnosentris maupun kebebasan untuk mengekplorassi dan belajar dari
kebudayaan dan perspektif lain. Berdasarkan beberapa definisi pendidikan multikultural, maka
pendidikan multikultural
adalah suatu
pendidikan yang
tidak menjadikan perbedaan baik etnik, ras, agama maupun keyakinan
sebagai ancaman, namun sebagai keunikan dengan memberikan hak kesempatan
yang sama
kepada peserta didik dalam proses
pembelajaran dengan menekankan pada konsep, reformasi, serta proses pembelajaran.
2. Tujuan Pendidikan Multikultural