44 Dari visi misi tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
penyelenggaraan program pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing BIPA yang diselanggarakan oleh pemerintah Indonesia adalah
sebagai alat politik untuk meningkatkan citra Indonesia di dunia internasional
serta menjadikan
bahasa Indonesia
sebagai bahasa
komunikasi yang luas antarnegara.
D. Hasil Penelitan yang Relevan
Penelitian oleh
Ana Farkhana Laila Luthfiana 2014 tentang
implementasi pendidikan multikultural dalam pembelajaran IPS di SMP Budi Mulia Dua Yogyakarta, di mana hasil penelitian menunjukkan bahwa:
implementasi pendidikan multikultural dalam pembelajaran IPS di SMP Budi Mulia Dua Yogyakarta diawali dengan perencanaan tujuan, materi, media,
metode dan evaluasi yang akan digunakan, yang menghargai peserta didik karena berpusat pada peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran bersifat
terbuka, demokratis, berpusat pada peserta didik yang menekankan pada kesetaraan dan keadilan peserta didik serta menghargai masing-masing
individu. Metode pembelajaran yang bervariasi walaupun media yang digunakan belum bervariasi. Guru menanamkan pemahaman dan sikap
multikultural terhadap keragaman. Evaluasi pembelajaran mengarah pada kognitif, efektif dan psikomotorik dengan menggunakan teknik evaluasi yang
bervariasi. Namun belum menggunakan instrumen sendiri dalam menilai sikap
multikultural. Faktor
pendukung dalam
pelaksanaan pendidikan multikultural dalam pembelajaran IPS di SMP Budi Mulia Dua Yogyakarta
45 yaitu kurikulum, pilar karakter, sekolah damai, iklim sekolah, student advisor,
program dan kegiatan sekolah, sarana prasarana berbasis, dan metode pembelajaran serta peserta didik. Faktor penghambat dalam implementasi
pendidikan multikultural dalam pembelajaran IPS di SMP Budi Mulia Dua Yogyakarta yaitu waktu, keterbatasan materi IPS tentang keragaman,
keterbatasan media tentang keragaman, belum adanya instrumen pengukuran sikap multikultural, belum adanya pendamping dan fasilitas bagi peserta didik
nonmuslim, masih terdapat beberapa peserta didik yang mengejek temannya, dan minimnya papan-papan maupun tulisan tentang keragaman. Penelitian ini
terfokus pada implementasi pendidikan multikulkural pada mata pelajaran IPS di SMP, sedangkan peneliti terfokus pada pembelajaran secara umum pada
program pembelajaraan BIPA. Selain memiliki fokus yang berbeda, setting dan karakteristik objek penelitiannya juga sangat berbeda.
Penelitian oleh Ahmad Hadiansyah 2014 dengan judul Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berwawasan Multikultural di SMKN 1 Amuntai
Kabupaten Hulu Sungai Utara menunjukan bahwa: perencanaan yang telah disiapkan oleh guru PAI yang meliputi persiapan guru untuk mengajar telah
dilakukan dengan maksimal. Hal ini dibuktikan dengan pembuatan silabus dan RPP serta penyesuaian materi yang disampaikan dengan kurikulum yang ada.
Adapun dalam menghadapi perbedaan watak peserta didik, guru selalu menghargai perbedaaan watak tersebut. Selain itu, guru selalu aktif dalam
kegiatan penunjang pembelajaran PAI, seperti mengikuti pelatihan, penataran atau kursus-kursus keterampilan lainnya yang menyangkut mata pelajaran
46 Pendidikan Agama Islam. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran pendidikan
Agama Islam berwawasan multikultural lebih mengutamakan sikap toleransi melalui proses pendidikan yang senantiasa memberikan kebebasan kepada
peserta didik yang nonIslam untuk mengikuti pelajaran atau pergi ke perpustakaan. Guru PAI telah memilih strategi yang sesuai dengan keadaan
siswa, menggunakan metode bervariasi, menggunakan media pembelajaran, menciptakan suasana yang menyenangkan, dan senantiasa bersikap terbuka
kepada semua peserta didik, termasuk kepada peserta didik yang nonIslam untuk berdiskusi jika ada permasalahan yang dihadapi. Guru menjadi panutan
bagi semua peserta didik atas apa yang diajarkannya. Evaluasi dari pembelajaran pendidikan Agama Islam berwawasan
multikultural adalah guru berusaha bersikap terbuka kepada semua peserta didik dan menciptakan komunikasi yang baik antara sesama peserta didik,
antara guru dan peserta didiknya, serta memberikan tugas kepada peserta didik dan ulangan dengan pemberian nilai yang adil. Penelitiaan ini sama-
sama mengusung pendidikan multikultural, namun berbeda dengan penelitian yang
dilaksanakan peneliti.
Peneliti melaksanakan
penelitian pada
pembelajaran secara umum pada program pembelajaraan BIPA dengan setting dan karakteristik objek penelitiannya juga sangat berbeda dan multikultural.
Sedangkan penelitian ini tentang pembelajaran agama yang berwawasan multikultural.
47
E. Kerangka Pikir Penelitian