59
Baik 5
20,8 19
79,2 24 100,0 1,51 – 7,95
Dukungan Keluarga
Tidak ada 13
65,0 7
35,0 20 100,0 0,006
2,86 Ada
5 22,7
17 77,3 22 100,0
1,24 – 6,59
4.4. Analisis Multivariat
Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan dan dukungan suami terhadap kejadian anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti Kabupaten Toba Samosir 2014
dilakukan analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik berganda. Analisis multivariat dalam penelitian ini menggunakan uji logistik berganda yaitu
salah satu pendekatan model statistik untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel independen lebih dari satu terhadap variabel dependen kategorik yang bersifat
dikotomi atau binary. Variabel yang dimasukkan dalam model prediksi regresi logistik berganda adalah variabel dengan p 0,25 pada hasil uji Chi Square yaitu
pengetahuan dan dukungan keluarga. Variabel yang terpilih dalam model akhir regresi logistik dengan model enter seperti disajikan pada Tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9 Hasil Akhir Regresi Logistik Berganda Variabel
B Sig
Exp B 95C.I.for EXP B
Lower Upper
Pengetahuan 2,038
0,008 7,67
1,703 34,572
Dukungan Suami 1,517
0,048 4,55
1,011 20,547
Constant -1,566
0,018 0,20
Hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa variabel-variabel
pengetahuan dengan nilai p=0,008 dan dukungan suami dengan nilai p=0,048 berpengaruh terhadap kejadian anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti
Universitas Sumatera Utara
60
Kabupaten Toba Samosir 2014. Variabel yang lebih dominan berpengaruh terhadap kejadian anemia adalah variabel pengetahuan dengan nilai koefisien regresi B= 2,038.
Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, variabel tingkat pengetahuan diperoleh nilai Exp B sebesar 7,67 artinya pada ibu hamil yang berpengetahuan baik
7,67 kali lebih besar kemungkinan tidak anemia dibandingkan ibu hamil yang berpengetahuan kurang, variabel dukungan suami diperoleh nilai Exp B sebesar
4,55 sehingga dapat disimpulkan pada ibu hamil yang mendapat dukungan suami 4,55 kali lebih besar kemungkinan tidak anemia dibandingkan ibu hamil yang tidak
mendapat dukungan suami. Model persamaan regresi logistik berganda yang dapat memprediksi
kemungkinan kejadian anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti Kabupaten Toba Samosir adalah sebagai berikut:
�� = 1
1 + �
−−1,566+2,038������� ℎ��� +1.517�������� �����
Keterangan: p
= Probabilitas Anemia X
1
= Tingkat pengetahuan koefisien regresi 2,038 X
2
= Dukungan suami koefisien regresi 1,517 a
= Konstanta -1,566 e
= 2,71828 Hasil persamaan regresi logistik berganda menunjukkan bahwa jika
pengetahuan X
1
, dan dukungan suami X
2
ditingkatkan ke arah yang lebih baik, maka hal ini akan menyebabkan tidak terjadi anemia pada ibu di Wilayah Kerja
Universitas Sumatera Utara
61
Puskesmas Laguboti Kabupaten Toba Samosir. Dapat dihitung ramalan probalilitas responden untuk kejadian anemia dapat dihitung dengan persamaan berikut :
�� = 1
1 + �
−−1,566+2,0381+1,517�������� �����
y = -1,566+ 2,038 pengetahuan + 1,517 dukungan suami = -1,566+ 2,038 1 + 1,517 1
y = 1,98 Dengan nilai probabilitasnya adalah :
p = 11+e
-y
= 1 1+2,7
-1,98
= 0,88 Persamaan diatas menyatakan bahwa responden yang memiliki pengetahuan
kurang, tidak ada dukungan suami memiliki probabilitas sebesar 88 terhadap kejadian anemia.
Universitas Sumatera Utara
62
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Pengaruh Umur terhadap Kejadian Anemia Ibu Hamil Trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti Kabupaten Toba Samosir
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa umur ibu yang mengalami anemia lebih banyak pada umur 20-34 tahun. Hasil analisis statistik uji Chi Square diperoleh
nilai p=0,929 artinya menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan kejadian anemia ibu hamil Trimester I. Mengacu pada hal tersebut disebabkan
ibu hamil mayoritas berumur 20-34 tahun sebesar 54,8 . Sehingga faktor umur tidak dapat menunjukkan pengaruh dengan kejadian anemia. Umur 20-34 tahun merupakan
masa reproduksi sehat bagi seorang wanita dan sebaiknya kehamilan terjadi pada saat ini. Rahim dan panggul ibu yang berumur 20-34 tahun sudah tumbuh sempurna,
jaringan dan alat-alat kandungan dalam kondisi baik dan lentur, organ-organ reproduksi sudah mampu bekerja sesuai dengan fungsinya sehingga telah siap
menerima kehamilan. Mental ibu juga sudah cukup dewasa untuk merawat kehamilan. Bila kita hubungkan dengan karakteristik usia ibu yaitu 20-34 tahun
merupakan usia dengan resiko rendah dalam kehamilan dan persalinan, dimana kejadian anemia dapat dicegah. Selain itu hal yang memengaruhi ibu dalam kejadian
anemia ibu hamil karena ibu lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lain seperti pengetahuan dan dukungan suami yang memperhatikan kondisi dan kebutuhan ibu.
Universitas Sumatera Utara