lviii
Penelitian sanad hadis-hadis tentang ziarah kubur ini terfokus pada sanad hadis Buraidah bin Husaib yang di-takhrij oleh Imam Abu Daud terhadap hadis
yang berbicara anjuran menziarahi kubur, dan pada sanad hadis Abu Hurairah yang di-takhrij oleh Imam at-Turmudzi membicarakan tentang larangan
melaksanakan ziarah kubur.
a. Sanad Hadis Buraidah bin Husaib yang ditakhrij oleh Imam Abu Daud.
1. Abu Daud
a. Biografi
Nama lengkap beliau adalah: Sulaiman bin As’as bin Saddad bin Amru bin Amir, demikian nama beliau menurut Abdurrahman bin Abi Hatim, akantetapi
menurut Abu Husain bin Jumi’ al-Saidawi dari Muhammad bin Abdul Aziz al- Hasimi nama beliau adalah: Sulaiman bin As’as bin Bisr bin Saddad, dan menurut
Abu Bakar bin Dasah beserta Abu Ubaid al-Ujarri nama beliau adalah: Sulaiman bi
n As’as bin Ishak bin Basir bin Saddad, sedemikian juga dikatakan Abu Bakar al-
Khatib dalam kitab “ Tarikh” dengan menambahkan bahwa nama beliau adalah: Ibnu Amru bin Imran al-Azdi Abu Daud al-Sijistani al-Hafiz. Dan
dikatakan bahwa pamannya Abu Daud bernama Imran yang terbunuh bersama Ali bin Abi Talib, dan Abu Daud adalah salah seorang yang bepergian mencari,
mengumpulkan, menulis, dan sekaligus mengarang buku dari yang didapati dari Iraq, Khurasan, Syam, Mesir, al-Jazair, dan Hijaz, dll.
93
Berkata Abu Bakar Ahmad bin Ali: menceritakan kepada kami Muhammad bin Hasan bin Ahmad al-Ahwazi, dikatakan: menceritakan kepada
kami Abu Ali Husain bin Muhammad al- Syafi’I di Ahwaz, dikatakan:
menceritakan kepada kami Abu Ubaid Muhammad bin Ali bin Usman al-Ujarri, ba
hwa Sulaiman bin As’as Abu Daud lahir pada tahun 202 H.
94
berkata Abu Ubaid al-Ujarri: Abu Daud meninggal dunia bertepatan 14 hari sebelum berakhir
bulan Syawal yang jatuh pada tahun 275 H, dan beliau disalatkan oleh Abbas bin
93
al-Mizi, Tahzib, juz XI, h. 355-356.
94
al-Mizi, Tahzib, juz XI, h. 363.
lix
Abdul Wahid al-Hasimi, sedimikian juga dikatakan oleh selain Abu Ubaid al- Ijarri pada tahun wafatnya, dan beliau meninggal dunia di Basrah.
95
Imam Abu Daud sejak masa kecilnya sudah mencintai ilmu pengetahuan sekaligus bergaul dengan para ulama hadis, kemudian beliau memperoleh
pendidikan pada mulanya di kota kelahirannya tersebut dengan memulai mempelajari bahasa arab, alquran, dan pengetahuan agama lainnya. Setelah itu,
dalam rangka mengembangkan dan memperdalam ilmu hadis khususnya beliau mengunjungi beberapa daerah seperti, Hijaz, Syam, Mesir, Iraq, al-Jazair dan
Khurasan. Beliau bertemu dengan guru-guru hadis pada kota-kota yang beliau singgahi, dari demikian memungkinkan beliau memperdapati ilmu yang luas
khususnya hadis. Beliau juga ketika mendapatkan sebuah hadis dan menghimpun sekalian menyeleksinya secara cermat dalam kitab sunannya ketika bermukim di
Tarsus.
96
b. Para Guru dan Muridnya
Beliau menerima Hadis dari beberapa gurunya, antara lain: Ibrahim bin Bassar al-Rumadi, Ibrahim bin Hasan al-Missisi, Ibrahim bin Hamzah al-Ramali,
Ibrahim bin Hamzah al-Zubairi, Abi Tsaur Ibrahim bin Khalid al-Kalbi, Ibrahim bin Ziad Sabalan, Ibrahim bin Sa’id al-Jauhari, Ibrahim bin Ala’ al-Zubaidi,
Ibrahim bin Abi Muawiyyah Muhammad bin Khazam al-Darir, Ibrahim bin Muhammad al-Taimi al-Qadi, Ibrahim bin Makhlad al-Talkani, Ibrahim bin
Marwan bin Muhammad al-Tatari, Ibrahim bin Mustamir al-Uruki, Ibrahim bin Mahdi al-Missisi, Ibrahim bin Musa al-Razi al-
Parra’, Ibrahim bin Ya’kub al- Juzjani, Ahmad bin Ibrahim al-Mausuli, Ahmad bin Ibrahim al-Dauraki, Ahmad
bin Sa’id al-Hamdani, Ahmad bin Abi Su’aib al-Harrani, Ahmad bin Salih al-
Misri, Ahmad bin Abdullah bin Yunus al- Yarbu’I, Yusuf bin Musa al-Qattan,
Abi Hasin al-Razi, Abi Abbas al-Kalawwari.
97
95
al-Mizi, Tahzib, juz XI, h. 367.
96
M. Ajjaj al-Khatib, Ushul al-Hadis: Ulumuha wa Mushthalahuhu Beirut: Dar al-Fikr, 1409 H 1989 M, h. 320.
97
al-Mizi, Tahzib, juz XI, h. 356-359.
lx
Sedangkan murid yang menerima hadis dari beliau adalah: Imam al- Turmudzi, Ibrahim bin Hamdan bin Ibrahim bin Yunus al-Akuli, Abu Taib
Ahmad bin Ibrahim bin Abdurrahman ibn al-Asnani al-Bagdadi, Abu Hamid Ahmad bin Ja’far al-As’ari al-Asbahani, Abu Bakar Ahmad bin Salman al-Najad
al-Faqih, Abu Amru Ahmad bin Ali bin Hasan al-Basri, Ahmad bin Muhammad bin Daud bin Sulaim Muhammad bin Munzir al-Harawi Sakkar, Muhammad bin
Yahya bin Mirdas, Abu Bakar Muhammad bin Yahya al-Suli, Abu Awanah Ya’kub bin Ishak Isparaini al-Hafiz.
98
c. Penilaian para ulama Hadis
1. Imam Abu Daud seorang periwayat, pengumpul dan penyusun kitab
hadis, serta dikenal sebagai ahli hukum serta kritikus hadis, sehingga beliau mendapat julukan sebagai al-Hifz at-Tamm al-Ilm al-Wafir dan
al-Fahm as-Siqat fi al-Hadis.
99
2. Keahliannya dalam bidang hadis khususnya pada masa itu diakui di
berbagai daerah seperti, Mesir, Hijaz, Syam dan Khurasan.
100
d. Natijah al-Dabt wa ‘Adalah
Merujuk kepada pendapat para Ulama Hadis terhadap Abu Daud dan juga dengan memperhatikan ketersambungan sanad hadis yang dirwayatkan, maka
dapat diambil sebuah kesimpulan yang menerangkan bahwa Abu Daud adalah termasuk pada golongan orang-orang yang Siqat dan juga hafalannya yang kuat
dan tidak diragukan lagi.
2. Ahmad bin Yunus