Kajian Terdahulu Hadis-hadis tentang ziarah kubur (Studi kritik sanad dan matan al-hadis) - Repository UIN Sumatera Utara

xviii Setelah diuraikan masalah dan rumusan masalah yang menjadi dasar penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui status kualitas sanad Hadis-Hadis tentang ziarah kubur. 2. Untuk mengetahui status kualiatas matan Hadis-Hadis tentang ziarah kubur. 3. Untuk mengetahui pemahaman Hadis-Hadis Ziarah Kubur.

E. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini, diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat tentang ziarah kubur sebenarnya sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Begitu juga yang dilakukannya, serta menghindari apa-apa yang di larangnya dengan melihat kwalitas Hadis-Hadis yang dikemukakan dari segi Sanad dan Matannya, juga untuk mengisi kepustakaan sebagai sumbangsih pemikiran dalam bidang sosisal.

F. Kajian Terdahulu

Pembahasan mengenai ziarah kubur banyak kita dapati pada buku-buku klasik, khususnya pada Alquran dan Hadis yang sebagai rujukan pertama kita umat islam. Pembahasan masalah ziarah ini sudah ada ketika Nabi saw. Masih hidup dengan pernyataan beliau tentang larangannya, kemudian setelah itu Nabi membolehkan untuk menziarahi kubur. Setelah Nabi meninggal dunia banyak timbul perbedaan pendapat tentang kebolehan ziarah kubur, seperti dalam kitabnya Imam Bukhari yang di syarahkan oleh Ahmad ibn Ali ibn Hajar al-Atsqalani Fath al-Bari yang memuat pendapat ulama tentang kebolehan tersebut, sampai-sampai Ibn Hazam berpendapat kewajiban melaksanakannya satu kali dalam seumur hidup. Seterusnya pada ziarah perempuan yang masih jadi Ikhtilaf para ulama, sebagian mengatakan suruhan tersebut terbatas pada laki-laki saja tanpa mengikutkan perempuan. Pada kitab Ihyau Ulum ad-Din karangan Abi Hamid Muhammad ibn Muhammad al-Gazali yang menyebutkan sebagian pendapat ulama bahwa ziarah kubur tersebut xix lebih bagusnya pada hari jumat saja karena si mayyit tahu dengan kedatangan kita sambil menjawab salam kita, sebaliknya dengan hari yang lain karena keutamaan hari jumat itu. Selain itu hukum ziarah menurut beliau adalah sunat, dengan penekanan ziarah terpaku pada laki-laki, sedangkan perempuan beliau berpendapat tidak apa-apa dengan syarat berpakain yang tidak merusak pandangan laki-laki, juga memendekkan doanya. Selanjutnya dari keterangan-keterangan kitab yang ada membuat penulis ingin menelusuri lebih dalam tentang kekuatan Sanad dan Matan Hadis yang di paparkan, serta memperdalam anjuran tersebut khususnya bagi pihak perempuan yang masih dalam kontraversi ulama. Kemudian nanti penulis akan mencoba untuk menelusurinya dengan pendekatan Takhrij al-Hadis khususnya tentang suruhannya sama ada bagi laki- laki begitu juga perempuan melalui petunjuk Kutubus Sittah.

G. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian