Tindak Lanjut Atas Pengawasan Intern dan Ekstern

Setiap hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK disusun dan disajikan dalam sebuah dokumen yang disebut Laporan Hasil Pemeriksaan LHP segera setelah kegiatan pemeriksaan selesai. Pemeriksaann keuangan akan menghasilkan opini yang merupakan pernyataan profesional Pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam pelaporan keuangan yang berdasarkan pada kriteria kesesuaian dengan standart akuntansi pemerintah, kecukupan pengungkapan adequate disclousures, kepatuhan terhadap peraturan perundang- undangan, dan efektivitas sistem pengendalian intern. Terdapat empat jenis opini yang diberikan oleh Pemeriksa yaitu opini wajar tanpa pengecualian unqualified opinion, opini wajar dengan pengecualian qualified opinion, opini tidak wajar adversed opinion, dan pernyataan menolak memberikan opini disclaimer opnion. Pemeriksaan kinerja akan menghasilkan temuan, kesimpulan, dan rekomendasi, sedangkan pemeriksaan dengan tujuan tertentu akan menghasilkan kesimpulan. Setiap laporan hasil pemeriksaan BPK disampaikan kepada DPRDPDDPRD sesuai dengan kewenangan ditindak lanjuti, antara lain dengan membahasnya bersama pihak terkait.

B. Tindak Lanjut Atas Pengawasan Intern dan Ekstern

a. Tindak Lanjut Atas pengawasan Intern Tindak lanjut ataupun langkah selanjutnya setalah pelaporan hasil pemeriksaan dari pelaksaan pengawasan keuangan daerah yaitu hasil dari pengawasan keuangan daerah yang dilakukan oleh pengawasan intern ditindak lanjuti oileh pemerintah daerah sesuai dengan rekomendasi pemeriksaan dimana wakil gubernur ataupun wakil bupatiwalikota bertanggung jawab mengkoordinasikan pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan dan SKPD yang tidak menindak lanjuti rekomendasi pejabat pengawas pemerintah dapat Universitas Sumatera Utara dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan hal ini terdapat dalam Pasal 17 dan 18 PMDN Nomor 23 tahun 2007 Tentang Pedoman tata cara pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah. Untuk memaksimalkan tindak lanjut hasil pengawasan Inspektur provinsi kabupatenkota melakukan pemantauan dan pemuktahiran atas pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan yang terdapat dalam lampiran IV yaitu mekanisme dan sistimatika laporan pemantauan dan pemutakhiran tindak Lanjut hasil pengawasan PMDN Nomor 23 tahun 2007 Tentang Pedoman tata cara pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah berikut adalah mekanisme pemantauan dan pemuktahiran hasil pengawasan. a. Mekanisme Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan. 1. Persiapan. Inspektorat Jenderal, Inspektorat Provinsi danInspektoratKabupatenKota mempersiapkan bahan pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan berupa data temuan, penyebab, rekomendasi hasil pengawasan dalam bentuk daftar inventarisasi; 2. Pelaksanaan. Inspektorat Jenderal, Inspektorat Provinsi dan Inspektorat KabupatenKota, memantau tindak lanjut atas hasil pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dengan membentuk Tim Pemantau. 3. Pelaporan Tim Pemantau melaporkan hasil pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan kepada Inspektur JenderalInspektur ProvinsiInspektur KabupatenKota kemudian Inspektur Jenderal melaporkan hasil pemantauan tindak lanjut kepada Menteri Dalam Negeri,Inspektur Provinsi melaporkan hasil pemantauan tindak Universitas Sumatera Utara lanjut kepada Gubernur dengan tembusan Menteri Dalam Negeri, Inspektur KabupatenKota melaporkan hasil pemantauan tindak lanjut kepada BupatiWalikota dengan tembusan Gubernur. b. Pemutakhiran Tindak Lanjut Hasil Pengawasan. 1. Persiapan Inspektorat Jenderal, Inspektorat Provinsi, dan Inspektorat KabupatenKota mempersiapkan bahan pemutakhiran tindak lanjut hasil pengawasan berupa laporan hasil pemantauan. 2. Pelaksanaan. Pemutakhiran tindak lanjut hasil pengawasan dilaksanakan di kabupatenkota, provinsi dan nasional dimana Pemutakhiran tindaklanjut hasil pengawasan kabupatenkota dikoordinir oleh Wakil BupatiWakil Walikota, pemutakhiran tindak lanjut hasil pengawasan provinsi dikoordinir oleh Wakil Gubernur dimana pemutakhiran tindak lanjut hasil pengawasan nasionaldikoordinir oleh Menteri Dalam Negeri kemudian rapat pemutakhiran tindaklanjut hasil pengawasan nasional ditetapkan secara regional 3. Pelaporan Hasil rapat pemutakhiran tindaklanjut hasil pengawasan kabupaten kota dilaporkan BupatiWalikota kepada Gubernur dengan tembusan Menteri Dalam Negeri dimana hasil rapat pemutakhiran tindaklanjut hasil pengawasan provinsi dilaporkan Gubernur kepada Menteri Dalam Negeri kemudian hasil rapat pemutakhiran regional dilaporkan Inspektur Jenderal kepada Menteri Dalam Negeri. Universitas Sumatera Utara Kemudian laporan hasil pemeriksaan tersebut ditindak lanjuti dalam kurun waktu minimal 2 dua kali dalam setahun dimana dalam rapat ini dilakukan rapat pemuktahiran data yaitu menanggapi hasil-hasil temuan pemeriksaan yang dilakukan oleh inspektorat yang ditanggapi oleh pemerintah daerah untuk direviu dan dijadikan rekomendasi untuk diserahkan kembali ke inspektorat, dan inspektorat menyampaikan kepada Menteri, Gubernur atau BupatiWalikota.

b. Tindak Lanjut Pengawasan Ektern

Adapun hasil pemeriksaan dan tindak lanjut yang dilakukan Badan Pengawas Keuangan BPK yang melakukan pemeriksaan terhadap keuangan daerah ,laporan hasil pemeriksaan harus menyatakan bahwa pemeriksaan dilakukan sesuai dengan standar pemeriksaan kemudian laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan harus mengungkapkan bahwa pemeriksa telah melakukan pengujian atas kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh langsung dan material terhadap penyajian laporan keuangan. Laporan hasil pemeriksaan disampaikan kepada DPRD selambat-lambatnya 2 dua bulan setelah menerima laporan keuangan dari pemerintah daerah. selain disampaikan kepada lembaga perwakilan, laporan hasil pemeriksaan juga disampaikan oleh BPK kepada pemerintah. Dalam hal laporan hasil pemeriksaan keuangan, yang memuat laporan atas pengendalian intern yang harus mengnungkapkan kelemahan dalam pengendalian intern atas pelaporan keuangan yang dianggap kondisi yang dapat dilaporkan hasil pemeriksaan BPK digunakan oleh pemerintah untuk melakukan koreksi dan penyesuaian yang diperlukan, sehingga laporan keuangan yang telah yang telah diperiksa memuat koreksi yang dimaksud sebelum disampaikan kepada DPRD. Pemerintah daerah diberi kesempatan untuk menanggapi temuan dan kesimpulan yang Universitas Sumatera Utara ditemukan dalam laporan hasil pemeriksaan. Laporan hasil pemeriksaan yang memuat adanya kelemahan dalam pengendalian intern, kecurangan, penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan, dan ketidakpatutan, harus dilengkapi tanggapan dari pimpinanatau pejabat yang bertanggung jawab pada entitas yang diperiksa mengenai temuan dan rekomendasi serta tindakan koreksi yang direncanakan. Tanggapan yang dimaksud disertakan dalam laporan hasil pemeriksaan BPK yang disampaikan kepada DPRD. Apabila pemeriksa menemukan unsur pidana, undang-undang mewajibkan BPK melaporkannya kepada instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Penerbitan dan pendistribusian laporan hasil pemeriksaan diserahkan kepada lembaga perwakilan, entitas yang diperiksa, pihak yang mempunyai kewenangan untuk mengatur entitas yang diperiksa, pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan tindak lanjut hasil pemeriksaan, dan kepada pihak lain yang diberi wewenang untuk menerima laporan hasil pemeriksaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Setelah itu BPK diharuskan menyusun ikhtisar hasil pemeriksaan yang dilakukan selama 1 satu semester. Ikhtisar hasil pemeriksaan yang dimaksud disampaikan kepada DPRD sesuai dengan kewenangannya, dan kepada presiden serta gubernurbupatiwalikota yang bersangkutan agar memperoleh informasi secara menyeluruh tentang hasil pemeriksaan.

c. Implikasi Pengawasan Keuangan Daerah Terhadap Penguatan Otonomi Daerah

Pengawasan keuangan daerah yang dilakukan oleh pihak Inspektorat merupakan pengawasan intern, dimana inspektorat Provinsi kabupatenkota merupakan bagian dari Universitas Sumatera Utara badan pemerintah itu sendiri. Pengawasan intern sebagai mana yang dilakukan oleh Inspektorat Provinsi kabupatenkota melakukan pengawasan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya. Tim Pemeriksa yang dibentuk oleh Inspektorat menyampaikan pokok-pokok hasil pemeriksaan kepada Pejabat Pengawas Pemerintah Inspektorat Provinsi kabupaten kota disampaikan kepada Gubernur bupatiwalikota atau yang mewakili dan Pimpinan InstansiUnit Kerja yang diperiksayang mewakili. dengan tembusan kepada Menteri untuk provinsi dan gubernur untuk kabupatenkota dan BPK. Kemudian hasil pemeriksaan tersebut di monitoring dan dievaluasi kemudian disampaiakan kepada gubernur melalui tembusan kepada menteri untuk tingkat provinsi dan disampaiakan kepada bupatiwalikota dan tembusan kepada gubernur untuk kabupaten kota. Hasil dari monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh kepala daerah ini merupakan langkah yang strategis dalam pengawasan keuangan daerah, ketika terjadi penyelewengan keuangan daerah maka kepala daerah dapat membentuk Tim Penyelesaian Kerugian Daerah TPKD adalah tim yang menangani penyelesaian kerugian negara yang diangkat oleh pimpinan instansi yang bersangkutan. TPKD bertugas membantu pimpinan instansi dalam memproses penyelesaian kerugian negara.Dalam rangka melaksanakan tugasnya, TPKD menyelenggarakan fungsi untuk : a. Menginventarisasi kasus kerugian daerah yang diterima; b. Menghitung jumlah kerugian daerah; c. Mengumpulkan dan melakukan verifikasi bukti-bukti pendukung; d. Menginventarisasi harta kekayaan milik penanggung jawab kerugian negaradaerah yang dapat dijadikan sebagai jaminan penyelesaian kerugian negara; Universitas Sumatera Utara e. Menyelesaikan kerugian negara melalui Surat pernyataan tanggung jawab mutlak SPTJM adalah surat yang dibuat oleh Kuasa Pengguna AnggaranPejabat Pembuat Komitmen yang memuat pernyataan bahwa seluruh pengeluaran untuk pembayaran belanja telah dihitung dengan benar dan disertai kesanggupan untuk mengembalikan kepada negara apabila terdapat kelebihan pembayaran.; f. Memberikan pertimbangan kepada pimpinan instansi tentang kerugian negara sebagai bahan pengambilan keputusan dalam menetapkan pembebanan sementara; g. Menatausahakan penyelesaian kerugian negara; h. Menyampaikan laporan perkembangan penyelesaian kerugian negara kepada pimpinan instansi dengan tembusan disampaikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan. Ketika kerugian daerah yang dilakukan oleh Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah yang disebabkan oleh tindakan melanggar hukum atau kelalaian seseorang harus segera diselesaikan secara hukum yang dibebankan kepadanya secara langsung merugikan keuangan negara, wajib mengganti kerugian tersebut. Pengenaan ganti kerugian tersebut ditetapkan oleh BPK .. Pengawasan keuangan daerah yang dilakukan oleh BPK merupakan pengawasan ekstern pemerintah. Laporan Hasil Pemeriksaan LHP atas laporan keuangan mengungkapkan bahwa pemeriksaan telah melakukan pengujian atas kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh langsung dan material terhadap penyajian laporan keuangan dalam hal ini pemerintah Universitas Sumatera Utara daerah dapat melakukan koreksi atas temuan pemeriksaan BPK sebelum disampaikan kepada DPRD BPK dalam melakukan pemeriksaan keuangan memberikan pendapatopini atas kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan, disertai dengan LHP atas SPI, dan LHP atas kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan. Ada empat jenis opini yang dapat diberikan oleh BPK, yaitu: 1. Wajar Tanpa Pengecualian WTP, memuat suatu pernyataan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan SAP. 2. Wajar Dengan Pengecualian WDP, memuat suatu pernyataan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan SAP, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan. 3. Tidak Wajar TW, memuat suatu pernyataan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan SAP. 4. Pernyataan Menolak Memberikan Opini atau Tidak Memberikan Pendapat TMP atau Disclaimer menyatakan bahwa pemeriksa tidak menyatakan opini atas laporan keuangan. diantara empat opini tersebut, opini Wajar Tanpa Pengecualian WTP sangat diharapkan oleh Pemerintah Daerah, namun sampai saat ini yang memperoleh opini tersebut masih relatif kecil. Suatu daerah yang mendapat predikat WTP berarti daerah tersebut dinilai telah mencerminkan sebuah daerah dengan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih, maka daerah dengan predikat WTP akan mendapat banyak keuntungan, diantaranya; penyelenggaraan pemerintahan daerah tersebut akan Universitas Sumatera Utara mendapat kepecayaan dan dukungan masyarakat serta para pelaku usahainvestor; mendapat dana insentif reward dari Pemerintah Pusat; dan mendapat kepecayaan dari Pemerintah Pusat memberikan sejumlah anggaran pembangunan dampak atau implikasi pengawasan terhadap keuangan daerah sangat penting bagi jalannya otonomi daerah dimana dengan adanya TPKD yang dibentuk oleh instansi terkait dan juga BPK yang dalam hal ini dapat memberikan opini maka pengawasan tersebut dapat menambah efektivitas keuangan daearah, tanggung jawab pemerintah daerah terhadap keuangannya, pemerintah mampu memenuhi kewajiban keuangan daerahnya, kejujuran dalam pengelolaan keuangan daerah. Dengan adanya pengawasan tersebut diharapkan tidak ada pejabat yang bertugas mengelola keuangan daerah tersebut yang melakukan kecurangan agar terciptalah keuangan daerah yang baik dan terciptalah good goverment sehingga tercapailah tujuan dari negara yaitu mensejahterakan rakyatnya. Universitas Sumatera Utara BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Efektivitas Pelaksanaan Otonomi Daerah Pada Kabupaten Tapanuli Selatan Ditinjau Dari Undang-Undang No. 32 Tahun 2004.

8 98 97

KAJIAN YURIDIS FUNGSI PELAYANAN KECAMATAN SEBAGAI BAGIAN DARI PEMERINTAHAN DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

0 3 16

KEWENANGAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANGSIDEMPUAN DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH.

0 0 12

KEWENANGAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANGSIDEMPUAN DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH.

0 0 17

PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM RANGKA PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH (STUDI PERBANDINGAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 1999 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH).

0 0 13

MEKANISME EKSEKUTIF REVIEW PERATURAN DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH.

0 1 21

KEWENANGAN DPRD DALAM PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 1999 DAN UNDANG- UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH.

0 0 6

KEWENANGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH.

0 0 10

Memahami Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

0 2 8

TUGAS DAN WEWENANG KEPALA DAERAH DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 JO. UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH -

0 0 67