Penerimaan daerah Ruang Lingkup Keuangan Daerah

3. Penerimaan daerah

Berdasarkan Pasal 157 Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah terdapat sumber-sumber pendapatan dan peneriman daerah yaitu : a. Pendapatan asli daerah yang selanjutnya disebut PAD, yaitu: 1 Hasil pajak daerah; 2 hasil retribusi daerah; 3 hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan 4 lain-lain PAD yang sah. b. dana perimbangan; dan c. lain-lain pendapatan daerah yang sah. Uraian mengenai pendapatan asli daerah telah dibahas sebelumnya sehingga pembahasan selanjutnya mengenai: a. Dana perimbangan Berdasarkan Pasal 1 ayat 19 undang-undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Dana perimbangan adalah adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah untuk mendanai kebutuhanDaerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi sebagaimana diatas disebutkan terdiri atas: 1 Dana bagi hasil Berdasarkan Pasal 1 ayat 20 undang-undang No. 33 tahun 2004 Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, dana bagi hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka presentase untuk mendanai Universitas Sumatera Utara kebutuhan daerah dalam rnagka pelaksanaan desentralisasi. Dana bagi hasil bersumber dari pajak dan sumber daya alam. Dana bagi hasil yang bersumber dari pajak terdiri dari a Pajak Bumi dan Bangunan PBB dana bagi hasil dari penerimaan PBB sebesar 90 untuk daerah dan 10 untuk pemerintah pusat; b Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan BPHTB dana bagi hasil sebesar 80 untuk daerah dan 10 untuk pemerintah pusat; dan c Pajak Penghasilan PPh dibagi antara Pemerintah daerah provinsi dan kabupatenkota dengan dana imbangan 60 untuk kabupatenkota dan 40 untuk provinsi. Sedangkan dana bagi hasil yang bersumber dari sumber daya alam berasal dari; a kehutanan berasal dari penerimaan Iuran Hak Pengusahaan Hutan IHPH dan Provisi Sumber Daya Hutan PSDH yang dihasilkan dari wilayah Daerah yang bersangkutan dibagi dengan imbangan 20 untuk Pemerintah dan 80 untuk Daerah; b pertambangan umum dihasilkan dari wilayah Daerah yang bersangkutan, dibagi dengan imbangan 20 untuk Pemerintah dan 80 untuk Daerah; c perikanan diterima secara nasional dibagi dengan imbangan 20 untuk Pemerintah dan 80 untuk seluruh kabupatenkota; d pertambangan minyak bumi yang dihasilkan dari wilayah Daerah yang bersangkutan setelah dikurangi komponen pajak dan pungutan lainnya sesuai Universitas Sumatera Utara dengan peraturan perundang-undangan, dibagi dengan imbangan 84,5 untuk Pemerintah dan 15,5 untuk Daerah.; e pertambangan gas bumi yang dihasilkan dari wilayah Daerah yang bersangkutan setelah dikurangi komponen pajak dan pungutan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dibagi dengan imbangan 69,5 untuk Pemerintah dan 30,5 untuk Daerah; dan f pertambangan panas bumi yang dihasilkan dari wilayah Daerah yang bersangkutan yang merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak, dibagi dengan imbangan 20 untuk Pemerintah dan 80 untuk Daerah. 2 Dana alokasi umum Berdasarkan pasal 1 poin 21 undang-undang No. 33 tahun 2004 Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka desentralisasi. Kata umum dalam DAU mengandung pengertian Block Grant artinya kewenangan pengaturan penggunaannya diserahkan sepenuhnya kepada daerah sesuai dengan tujuan pemberian otonomi daerah. DAU diberikan kepada seluruh daerah otonom diindonesia. 34 3 Dana Alokasi Khusus. Jumlah keseluruhan DAU ditetapkan sekurang-kurangnya 26 dari Pendapatan Dalam Negeri Neto yang ditetapkan dalam APBN Adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan 34 ibid hal 152 Universitas Sumatera Utara khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional, khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana pelayan dasar masyarakat yang belum mencapai standar tertentu atau untuk mendorong percepatan pembangunan daerah. Yang dimaksud dengan daerah yang tertentu adalah daerah yang memenuhi kriteria yang ditetapkan setiap tahun untuk mendapatkan alokasi DAK. Dengan demikian tidak semua daerah mendapatkannnya. Pemerintah menetapkan tiga kriteria bagi suatu daerah agar mendpatkan DAK. Yaitu kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis. 35 b. Lain-lain pendapatan keuangan daerah berdasarkan Pasal 43. Undang-Undang No. 33 tahun 2004 Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa lain-lain pendapatan keunagan daerah terdiri dari hibah dan dana darurat. Hibah merupakan bantuan yang tidak mengikat. Artinya dalam menerima dana hibah daerah tidak boleh mengadakan hibah yang secara politis dapat mempengaruhi kebijakan daerah tersebut hibah yang berasal dari luar negeri harus dilakukan melalui pemerintah, dan harus dituangkan dalam suatu naskah perjanjian antara pemerintah daerah dan pemberi hibah. Hibah harus digunakan sesuai dengan peruntukan sebagaimana dimaksud dengan hibah. Pasal 46 ayat 1 UU No. 33 tahun 2004 menyatakan bahwa pemerintah mengalokasikan dana darurat yang berasal dari APBN untuk keperluan mendesak yang diakibatkan oleh bencana nasional danatau peristiwa luar biasa yang tidak dapat ditanggunglangai oleh daerah dengan menggunakan sumber APBD. Karena pada dasarnya biaya penangguluangan bencana 35 ibid hal 156 Universitas Sumatera Utara nasional menjadi tanggungan APBD, tetapi jika APBD tidak mampu atau tidak mencukupi maka pemerintah pusat membantu dengan mngalokasikan dana darurat dari APBN. 36

4. Pengeluaran daerah

Dokumen yang terkait

Efektivitas Pelaksanaan Otonomi Daerah Pada Kabupaten Tapanuli Selatan Ditinjau Dari Undang-Undang No. 32 Tahun 2004.

8 98 97

KAJIAN YURIDIS FUNGSI PELAYANAN KECAMATAN SEBAGAI BAGIAN DARI PEMERINTAHAN DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

0 3 16

KEWENANGAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANGSIDEMPUAN DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH.

0 0 12

KEWENANGAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANGSIDEMPUAN DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH.

0 0 17

PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM RANGKA PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH (STUDI PERBANDINGAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 1999 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH).

0 0 13

MEKANISME EKSEKUTIF REVIEW PERATURAN DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH.

0 1 21

KEWENANGAN DPRD DALAM PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 1999 DAN UNDANG- UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH.

0 0 6

KEWENANGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH.

0 0 10

Memahami Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

0 2 8

TUGAS DAN WEWENANG KEPALA DAERAH DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 JO. UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH -

0 0 67