lxi Pembumbuan III dilakukan untuk standar ukuran L sampai
3SB. Sedangkan untuk kriteria block A dan block B, pembumbuan hanya dilakukan sampai pembumbuan II kemudian langsung dikirim
ke Jepang. Berikut ini gambar pengemasan timun
kasuzuke.
Gambar 4.19 Pengemasan Timun
Kasuzuke.
Sumber : PT. Karoma Bumi Wasesa 2008.
E. Pengendalian Mutu Selama Proses Pengolahan
Pengawasan pada setiap tahap proses pengolahan perlu dilakukan untuk menjaga kelancarankelangsungan proses produksi asinan timun jepang di
Perusahaan Agrindo
Boga Santika
dan untuk
mengetahui kelemahankekurangan serta kelebihan dalam setiap tahap proses agar dapat
dilakukan perbaikan-perbaikan sehingga dapat menghasilkan produk asinan timun jepang yang berkualitas baik. Pengawasan mutu dilakukan pada setiap
tahap proses mulai dari penerimaan bahan baku, sortasi dan
grading,
pembelahan, penimbangan, penghilangan biji, pembuatan larutan garam, penggaraman I, penggaraman II,
packing
dan proses
kasuzuke
sampai dengan pengawasan mutu pada saat pengiriman ke Jepang agar produk dapat tiba
tepat waktu sesuai permintaan dan tidak terjadi kerusakan selama pengiriman.
F. Kapasitas produksi
Jumlah asinan timun
karimori
dan asinan timun
white melon
yang diproduksi oleh Perusahaan Agrindo Boga Santika sesuai dengan jumlah
lxii panen yang ada. Karena hasil panen dari petani tidak pasti, maka jumlah
produksi asinan timun disesuaikan dengan jumlah hasil panen petani pada saat itu. Jumlah panen
white melon
lebih banyak daripada
karimori
, sedangkan jumlah produksi
kasuzuke
disesuaikan dengan permintaan Jepang.
G. Produk akhir
1. Spesifikasi produk akhir
1 Asinan
karimori
Produk asinan timun
karimori
yang akan diekspor ke Jepang harus memenuhi kriteria : warna kulit hijau tua kecoklatan, warna daging
putih kecoklatan, tekstur kenyal, aroma harum, kadar garamnya 23 . 2
Asinan
white melon
Produk asinan timun
white melon
yang akan diekspor ke Jepang harus memenuhi kriteria : warna kulit coklat tua, warna daging coklat
tua, tekstur kenyal, aroma harum, kadar garamnya 23 . 3
Kasuzuke
Produk
kasuzuke
yang akan diekspor ke Jepang harus memenuhi kriteria : bentuk buah seperti perahu, tidak tipis, tidak loyo, tidak kaku,
bisa berdiri tegak saat ditegakkan, tekstur kenyal, warna coklat terang, tidak ada gigitan ulat, dan kadar garamnya 14 .
2. Pengemasan produk akhir
a. Asinan
karimori
Pengemasan asinan timun
karimori
harus benar-benar rapat jangan sampai terjadi kebocoran yang dapat mempengaruhi kualitas produk
yang dikemas. Asinan timun
karimori
dikemas dalam peti kayu yang panjangnya 105 cm, lebar 83 cm, dan tinggi 64 cm serta berkapasitas
500 kg. Peti tersebut dilapisi dengan kertas semen dan kantong plastik transparan 2 lembar.
b. Asinan
white melon
Produk asinan
white
melon untuk ukuran block dikemas dalam kaleng roti dengan kapasitas 18 kg. Sedangkan asinan
white melon
lxiii selain ukuran block, dikemas dalam peti kayu dengan panjang 114 cm,
lebar 93 cm, dan tinggi 75 cm, serta berkapasitas 500 kg. c.
Kasuzuke
Produk
kasuzuke
dikemas dalam peti kayu berkapasitas 350kg. 3.
Penyimpanan a.
Asinan
karimori
Produk asinan timun
karimori
yang telah dikemas disimpan di tempat penyimpanan pada suhu ruang untuk menunggu pengiriman ke
Jepang. b.
Asinan
white melon
Produk asinan timun
white melon
yang telah dikemas disimpan di tempat penyimpanan pada suhu ruang untuk menunggu pengiriman ke
Jepang. c.
Kasuzuke
Produk
kasuzuke
yang telah dikemas disimpan pada suhu sekitar 18-24
C dan kelembaban 85-95 . Biasanya, produk
kasuzuke
tidak disimpan tetapi langsung dikirim ke Jepang.
4. Pemasaran
a. Arah Pemasaran
Hasil pengolahan timun dari perusahaan ini tidak dipasarkan di dalam negeri tetapi khusus untuk diekspor ke Jepang. Sistem
kerjasama yang dilakukan antara pihak Perusahaan Agrindo Boga Santika dengan pengusaha Jepang adalah sistem kontrak yang setiap
tahunnya selalu
diperbaharui. Setiap
tahun perusahaan
menandatangani kontrak kerjasama dengan pengusaha Jepang, yang berisi antara lain tentang bentuk olahan timun jepang, jumlah hasil
olahan timun jepang yang harus diekspor, harga dari klasifikasi timun jepang berdasarkan standar ukuran yang telah disepakati oleh kedua
belah pihak. b.
Sistem pemasaran
lxiv Perusahaan menggunakan agen yaitu setelah sampai di Jepang
diproses kembali menjadi produk yang diinginkan sehingga pihak Jepang sendiri yang memasarkan produk tersebut. Jumlah permintaan
hasil olahan timun jepang dari pengusaha Jepang berbeda-beda setiap tahunnya. Oleh karena itu perusahaan harus membuat perencanaan
yang baik agar permintaan dari pengusaha Jepang dapat terpenuhi tepat pada waktunya. Adanya perencanaan yang dibuat, diharapkan
perusahaan tidak kekurangan stok hasil olahan timun jepang pada saat jadwal pengiriman, apabila terjadi kelebihan stok karena panen yang
melimpah, maka dapat ditampung di bak-bak penampungan dengan kapasitas yang cukup banyak.
H. Mesin dan Peralatan Proses