Kerangka Berpikir TINJAUAN PUSTAKA

bebas. Dengan beberapa pertimbangan tersebut maka peneliti mengembangkan modul IPA terpadu dengan model PBL pada tema Air Sehat.

C. Kerangka Berpikir

Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA erat kaitannya dengan kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran di kelas, disamping itu juga bahan ajar yang digunakan harus menarik dan pemilihan pendekatan ataupun model pembelajaran yang digunakan harus inovatif dan kontekstual. Sesuai dengan Kurikulum 2013 maka pembelajaran IPA di SMP adalah terpadu, yaitu antara fisika, kimia dan biologi tidak terpisah-pisah. Kerangka berpikir tersebut di atas akan diperjelas menggunakan diagram kerangka berpikir pada gambar 2.5 commit to user Gambar 2.5 Diagram Kerangka Berpikir Siswa menggunakan buku paket dari sekolah, LKS, dan hand out yang hanya berisi ringkasan materi. Sehingga siswa pasif dan menyebabkan kurangnya: - Pengalaman langsung - Kemampuan mengamatimengungkapkan, menganalisis, memecahkan, mempresentasikan dan mengevaluasi masalahpersoalan real. - Kemampuan menyiapkan alat dan bahan, melakukan percobaan dan hasil percobaan - Kemandirian - Peran aktif - Kejujuran, ketelitian, dan tanggung jawab - Kemampuan melengkapi komponen laporan, tujuan laporan, dan penyajian data Kebutuhan akan modul IPA terpadu yang dapat meningkatkan pengalaman langsung, kemampuan mengamatimengungkapkan, menganalisis, memecahkan, mempresentasikan dan mengevaluasi masalahpersoalan real, kemampuan menyiapkan alat dan bahan, melakukan percobaan dan hasil percobaan, kemandirian, peran aktif, kejujuran, ketelitian, dan tanggung jawab, kemampuan melengkapi komponen laporan, tujuan laporan, dan penyajian data Dikembangkan modul IPA terpadu SMPMTs dengan model Problem Based Learning Tema Air Sehat Modul dirancang untuk sistem pembelajaran mandiri Modul merupakan program pembelajaran yang utuh dan sistematis Di dalam pembelajaran IPA Terpadu, siswa harus memiliki: - Pengalaman langsung - Kemampuan mengamatimengungkapkan, menganalisis, memecahkan, mempresentasikan dan mengevaluasi masalahpersoalan real. - Kemampuan menyiapkan alat dan bahan, melakukan percobaan dan hasil percobaan - Kemandirian - Peran aktif - Kejujuran, ketelitian, dan tanggung jawab - Kemampuan melengkapi komponen laporan, tujuan laporan, dan penyajian data Dapat meningkatkan hasil belajar pengetahuan, sikap, dan keterampilan Teori Kognitivistik Teori Behavioristik Teori Konstruktivistik Pembelajaran dengan model Problem Based Learning diharapkan dapat mendorong siswa memiliki pengalaman langsung, kemampuan mengamatimengungkapkan, menganalisis, memecahkan, mempresentasikan dan mengevaluasi masalahpersoalan real, kemampuan menyiapkan alat dan bahan, melakukan percobaan dan hasil percobaan, kemandirian, peran aktif, kejujuran, ketelitian, dan tanggung jawab, kemampuan melengkapi komponen laporan, tujuan laporan, dan penyajian data commit to user Pengembangan modul IPA Terpadu dikembangkan menggunakan pola integrasi model integrated. Melalui model integrated, siswa dapat mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, mengasimilasi ide-ide dalam masalah IPA. Dalam pengembangan modul tentunya diperlukan sebuah model pembelajaran yang dapat menunjang kebermaknaan proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat menunjang terlaksananya pembelajaran IPA Terpadu adalah dengan menerapkan Model Problem Based Learning. Penerapan model Problem Based Learning, siswa akan memperoleh pengalaman belajarnya bersama teman sebayanya. Adanya suatu pemecahan masalah dalam sebuah situasi atau kasus, serta mendapatkan pengalaman langsung. Kemudian modul yang dikembangkan adalah modul IPA Terpadu dengan tema Air Sehat. Adapun untuk melihat hasil dari dikembangkannnya modul ini, dapat dilihat dari proses validasi yang dilakukan oleh validator, diantaranya adalah ahli materi, bahasa dan media, teman sejawat, guru IPA. Selanjutnya uji coba kecil dan uji coba luas terhadap siswa. Seluruh proses pengembangan modul melalui 4 tahap yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan dan penyebaran. commit to user 66

BAB III METODE PENELITIAN