Sediaan, Dosis, dan Cara Pemberian Efek Samping

hambatan proliferasi dari sel leukosit teutama limfosit sehingga antibodi imunoglobulin tidak diproduksi Mansjoer, 2003, Ganiswara, 2000 Dexamethason dapat menghambat perkembangan reseptor Fc epsilon receptor I FcεRI yaitu reseptor IgE pada sel mast sehingga berkontribusi dalam hambatan proses degranulasi sel mast Kurniawan, 2013

c. Farmakokinetik

Menurut Widodo 1993, ikatan protein plasma dexamethason yaitu 70 pada dosis yang lebih tinggi lebih kecil, terikat pada transcortin afinitas tinggi, kapasitas kecil dan pada albumin afinitas rendah, kapasitas besar. Informasi tentang kecepatan dan tingkat absorpsi obat jarang mempunyai kepentingan klinis. Proses absorpsi, distribusi dan eliminasi metabolisme dan ekskresi yang dialami oleh hampir semua obat pada dosis terapi mengikuti kinetika tahap pertama, artinya kecepatan proses-proses tersebut sebanding dengan jumlah obat yang ada yang tinggal. Jadi jumlah obat yang diabsorpsi, distribusi dan dieliminasi persatuan waktu makin lama makin sedikit, sebanding dengan jumlah obat yang masih belum mengalami proses tersebut Pubchem, 2013, Setiawati, 2005.

d. Sediaan, Dosis, dan Cara Pemberian

Sediaan dexamethason tablet untuk pengunaan oral yaitu 0,5 mg, dan 0,75, 1, 1.5, 2, 4 and 6 mg USP, Dexamethasone Oral Solution , 0.5 mg per 5 mL dan Dexamethasone Oral Solution Concentrate, 1 mg per commit to user mL untuk penggunaan peroral. Penggunaan parenteral injeksi ampul 1 mL larutan 0,5 atau 5 mgmL. Ada juga sedian injeksi ampul 0,4 atau 4 mgmL Dosis peroral bisa diberikan dengan dosis awal 0,5 – 9 mg per hari tergantung kebutuhan dan indikasi. Pada pasien anak, dosis awal dexamethason sangat tergantung pada spesifikasi penyakit yang diderita. Dosis awal antara 0,02 sampa 0,3 mgkgBBhari dalam dosis terbagi tiga atau empat 0.6 - 9 mgm2bsahari Pubchem, 2013

e. Efek Samping

Efek samping berikut adalah tipikal untuk semua kortikosteroid sistemik; gangguan pada cairan dan elektrolit,retensi sodium, retensi cairan, gagal jantung kongestif, kehilangan kalium pada pasien yang rentan, hipokalemia alkalosis, hipertensi.Jaringan otot ; steroid miopati, lemah otot, osteoporosis, nekrosis aseptik, keretakan tulang belakang, keretakan pathologi.Saluran pencernaan; ulserasi peptik dengan kemungkinan perforasi dan perdarahan, pankreatitis, ulserasi esofagitis, perforasi pada perut, perdarahan gastrik, kembung perut. Peningkatan Alanin Transaminase ALT, SGPT, Aspartat Transaminase AST, SGOT, dan Alkaline Phosphatase telah diteliti pada pengobatan dengan kortikosteroid. Dermatologi : mengganggu penyembuhan luka, menipiskan kulit yang rentan, petekie, ekimosis, eritema pada wajah, banyak keringat.Metabolisme : Keseimbangan nitrogen yang negatif sehubungan dengan katabolisme protein. Urtikaria dan reaksi alergi lainnya, reaksi anafilaktik dan reaksi hipersensitif. dilaporkan pernah terjadi pada commit to user pemberian oral maupun parenteral.Neurologi : Peningkatan tekanan intrakranial, perubahan fisik, pseudotumor cerebri, dan epilepsi.Endokrin : Menstruasi yang tidak teratur, terjadinya keadaan “cushingoid“, supresi pada pituitary-adrenal axis, penurunan toleransi karbohidrat, timbulnya gejala diabetes mellitus laten, peningkatan kebutuhan insulin atau hypoglikemia oral, menyebabkan diabetes, menghambat pertumbuhan anak, tidak adanya respon adrenokortikoid sekunder dan pituitary, khususnya pada saat stress atau trauma, dan sakit karena operasi.Mata : Katarak posterior subkapsular, peningkatan tekanan intrakranial, glaukoma dan eksophtalmus Pubchem, 2013.

7. Ketorolac