Hubungan dexamethason dan ketorolac terhadap kadar neutrofil

mengerutkan diri menyusup melewati celah antara membran basalis sel endotel dan bermigrasi meninggalkan kapiler menuju jaringan interstitial yang rusak Morisaki et.al, 1997. Akhir dari proses ini akan terjadi apoptosis, yaitu suatu proses yang merupakan regulasi dari bunuh diri sel. Selanjutnya neutrofil yang melakukan apoptosis akan terisolasi dari daerah infeksi. Berbeda dengan kematian sel secara degeneratif atau nekrosis, apoptosis mempunyai karakteristik seperti sel yang menyusut, mengendap, kondensasi kromatin, dan kondensasi intranukleosomal DNA. Apoptosis akan melimitasi risiko kerusakan jaringan dengan melepaskan oksigen reaktif dan meningkatkan perbaikan terhadap respon infeksi Udelsman, 2002. Pada mekanisme biologis neutrofil, leukotrien dan mediator inflamasi memiliki peran yang cukup penting. Leukotrien merupakan agen yang sangat penting dalam respon inflamasi. Beberapa seperti LTB 4 memiliki efek kemotaktik dalam migrasi neutrophil, dan dapat membantu sel yang dibutuhkan ke jaringan. Leukotrien juga memiliki efek yang kuat dalam bronkokonstriksi dan meningkatkan permeabilitas vaskuler Dahlen et.al, 1981.

9. Hubungan dexamethason dan ketorolac terhadap kadar neutrofil

Dexamethason merupakan kortikosteroid yang mampu menghambat sintesis eikosanoid, kemungkinan dengan merangsang sintesis beberapa protein penghambat yang secara kolektif disebut aneksin atau lipokortin. perpustakaan.uns.ac.id commit to user Zat-zat ini menghambat aktivitas fosfolipase A 2 , kemungkinan dengan menggangu pengikatan fosfolipid dan dengan demikian mencegah pelepasan asam arakhidonat. NSAID tidak menghambat aktivasi lipoksigenase bahkan dengan mencegah konversi asam arakhidonat melalui jalur COX, ini bisa menyebabkan lebih banyak substrat yang dimetabolisme melalui jalur lipoksigenase yang menyebabkan meningkatnya pembentukan leukotrien peradangan Mansjoer, 2003; Sayed et al, 1989 Pada penelitian Ghupta et al. 2006 dan Murphy et al. 2011 pemberian dexamethason dosis rendah 5 mg intravena preoperasi dapat mencegah terjadinya postoperative neusea vometing PONV dan mengurangi nyeri post operasi pada pasien yang dilakukan operasi laparoscopic cholecystectomy. Pada penelitian lain pemberian dexamethason dosis tunggal preoperatif dengan dosis antara 1,25- 20 mg secara statistik dapat memberikan keuntungan dan dengan signifikan memberikan efek analgesik post operasi, namun peningkatan kadar gula darah terjadi pada 24 jam pertama post operasi Waldron et al ., 2012. Pemberian kortikosteroid sistemik dosis tinggi dapat menurunkan sensitisasi kemotaktik neutrofil dan penyerapan jaringan berikutnya. Selain itu, kortikosteroid dapat menghambat aktivasi sitokin Loef et. al, 2004. Pada penelitian Mohtafizur et.al 2014 menerangkan bahwa senyawa bioaktif sphingolipid sphingosine 1-phosphate S1P yang menginduksi commit to user kemoatraktan neutrofil direpresi oleh steroid deksametason. Sehingga pemberian steroid dapat menekan kadar neutrofil serum. Akan tetapi, pada penelitian Huber et.al 1992 mengenai efek dexametason pre-operasi terhadap reaksi inflamasi setelah operasi jantung pada anak didapatkan bahwa tidak ada perbedaan respon inflamasi post- operasi antara subjek yang diberi deksametason dengan yang diberi plasebo. Penelitian ini menggunakan deksametason 1 mgkg dan antibiotik profilaksis cefuroxim. Ketorolac selain digunakan sebagai antiinflamasi juga memiliki efek analgesik yang bisa digunakan sebagai pengganti morfin pada keadaan pasca operasi sedang sampai berat Marino dan Sutin, 2007 cit . Setyono, 2009. Ketorolac bekerja dengan cara mempengaruhi enzim siklooksigenase yaitu terjadinya hambatan enzim siklooksigenase sehingga produk endoperoksidasi tidak terbentuk. Pemberian ketorolac atau OAINS secara tunggal tanpa pemberian obat yang mempengaruhi metabolisme asam arakhidonat pada jalur lipooksigenase akan memicu lebih banyak lagi metabolisme asam arakhidonat pada jalur ini, sehinga akan lebih banyak leukotrien dihasilkan Smyth Fitgerald, 2012, Mansjoer, 2003, Ganiswara, 2000. Peningkatan leukotrien tersebut akan berdampak pada peningkatan migrasi netrofil. Hal tersebut didukung oleh penelitian Yeon Hong 2005 yang melakukan penelitian mengenai efek pemberian ketorolak preoperatif terhadap respon sel darah putih dan nyeri pada 25 pasien dengan operasi perpustakaan.uns.ac.id commit to user laparoskopi endometriosis yang diberi ketorolak 0.5mgkg sebelum induksi anestesi. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa ketorolak intravena pre-operasi mempengaruhi leukosit dengan peningkatan neutrofil, serta penurunan monosit dan eosinofil post operasi. Walaupun tidak dapat menekan jumlah neutrofil, ketorolac dapat menghambat adhesi neutrofil, degranulasi dan pelepasan anion superoksida Hyers et. al, 1992 Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan dexamethason dan ketorolac terhadap neutrofil sebagai agen antiinflamasi serta analgetik terdapat pada mekanisme kerja kedua obat tersebut. Dexamethason memblok aktivasi fosfolipase A 2 yang mengganggu pelepasan fosfolipid sebagai prekursor asam arakhidonat sehingga sekresi mediator-mediator inflamasi baik dari jalur sikloosigenase maupun jalur lipoksigenase dapat dihambat. Sedangkan ketorolac bekerja menghambat enzim siklooksigenase saja, mediator inflamasi pada jalur siklooksigenase dapat dihambat, akan tetapi ketorolac tidak menghambat pada jalur lipooksigenase sehingga kadar neutrofil akan tetap tinggi. commit to user B. KERANGKA TEORI Gambar 2.8 Kerangka teori Enzim fosfolipase A 2 Enzim Lipoksigenase Enzim Siklooksigenase Keterangan: : tidak diperiksa : yang diperiksa Trauma pembedahan Asam Arakidonat Hidroperoksida Endoperoksida si PG, Tromboksan A 2 , Prostasiklin TNF α , IL-1β, IL-6, Histamin, PGE2, NGF Kerusakan pada membran sel Fosfolipid Leukotrien Migrasi Netrofil, makropage, sel mast Inflamasi Nyeri akut pasca bedah Dexamethason Menghambat enzim fosfolipase Ketorolac menghambat enzim siklooksogenase commit to user C. KERANGKA KONSEP Gambar 2.9 Kerangka konsep Enzim Siklooksigenase Trauma Pembedahan Asam Arakidonat Hidroperoksida Endoperoksidasi PG, Tromboksan A 2 , Prostasiklin Kerusakan pada membran sel Fosfolipid Enzim fosfolipase A 2 Leukotrien Enzim Lipoksigenase jumlah neutrofil tetap Ketorolac menghambat enzim siklooksogenase Dexamethason menghambat enzim fosfolipase A 2 Peningkatan jumlah neutrofil Keterangan: : berhubungan : deksametason : ketorolak Anestesi Migrasi Netrofil, makropage, sel mast commit to user Setelah teranestesi dilakukan insisi pembedahan trauma pada sel. Membran fosfolipid sel dengan bantuan enzim fosfolipase membentuk asam arakhidonat pada jalur lipoksigenase yang kemudian membentuk leukotrien. Kemudian diberikan dexamethason yang menghambat aktivasi enzim fosfolipase A 2 sehingga asam arakhidonat tidak terbentuk dan diharapkan kadar leukotrien akan turun. Sehingga migrasi neutrofil akan terhambat. Sedangkan pemberian ketorolac menghambat jalur siklooksigenase tanpa mempengaruhi jalur lipoksigenase, sehingga kadar leukotrien tidak turun pada pemberian ketorolac,terjadi migrasi neutrofil, sehingga jumlah neutrofil pun meningkat mengakibatkan nyeri dan inflamasi pasca operasi meningkat. D. HIPOTESIS Ada perbedaan jumlah neutrofil dalam darah pascaincisi pada pasien yang diberikan dexamethason dibandingkan dengan pasien yang diberikan ketorolac. commit to user 36 BAB III METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian dilakukan di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr. Moewardi Surakarta, dimulai pada bulan mei sampai juli 2014. Penelitian ini dilakukan di Instalasi Bedah Sentral ini oleh karena tiap harinya tindakan pembedahan yang dilakukan dengan anestesi umum cukup banyak. B. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan uji klinik dengan desain Randomized Controlled Trial Double Blind yang pada pasien yang menjalanai operasi elektif sebagai subyek penelitian dengan tujuan mencari perbedaan pengaruh pemberian dexamethason dan ketorolac terhadap jumlah neutrofil pasca operasi. Kelompok penelitian dibagi menjadi dua yaitu kelompok dexamethason K1, dan ketorolac K2, penjelasannya sebagai berikut : K1 : Kelompok pasien yang menjalani operasi elektif yang diberikan dexamethason injeksi sebelum tindakan operasi K2 : Kelompok pasien yang menjalani operasi elektif yang diberikan ketorolac injeksi sebelum tindakan operasi commit to user

C. SAMPEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL 1. Sampel

Populasi yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah pasien yang menjalani pembedahan elektif dengan status fisik ASA I dan II di Instalasi Bedah Pusat RSUD Dr.Moewardi dalam kurun waktu Mei sampai dengan Juli 2014. Kriteria inklusi : a. Pasien dengan operasi elektif. b. Umur 18 - 60 tahun. c. Status fisik ASA I dan II d. Hasil pemeriksaan darah rutin dalam batas normal. e. Pasien bersedia diikutsertakan dalam penelitian Kriteria eksklusi : a. Pasien menolak diikutsertakan dalam penelitian b. Pasien mendapatkan terapi kortikosteroid lain c. Pasien dengan pengobatan dengan NSAID d. Pasien yang mengkonsumsi antihistamin e. Pasien alergi terhadap dexamethason atau ketorolac

2. Besar Sampel

Pada penelitian ini terdapat dua variabel bebas yaitu pemberian dexamethason dan ketorolac dan satu variabel terikat yaitu kadar neutrofil serum, maka besar sampel minimal dapat menggunakan p edoman ” rule of thumb ”. Dengan ” rule of thumb ” maka besar sampel yang diperlukan perpustakaan.uns.ac.id commit to user