commit to user 9
terhadap antibiotik beta-laktam dan makrolida. Bakteri ini ditemukan terutama pada kulit, kelenjar kulit, dan selaput lendir Bonang dan Koeswardono,1982
Infeksi oleh Staphylococcus dapat menimbulkan penyakit pada manusia. Setiap jaringan tubuh dapat terinfeksi dan menyebabkan timbulnya penyakit
dengan tanda-tanda yaitu peradangan, nekrosis, dan pembentukan abses Warsa, 1994.
Bakteri ini masuk ke tubuh dapat melalui folikel rambut, muara kelenjar keringat dan luka-luka kecil. Staphylococcus mempunyai sifat menghemolisa sel
darah merah, menghasilkan koagulasi dan membentuk pigmen. Infeksi yang ditimbulkan bakteri ini dapat meluas kejaringan sekitarnya melalui kelenjar limfe
dan darah Suryono, 1995.
7. Salep
Salep adalah sediaan setengah padat yang ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir Anonim, 1995. Menurut ansel 1989,
secara farmasetik, salep adalah sediaan setengah padat yang obatnya terdapat dalam dasar salep yang berbentuk setengah padat, baik yang bersifat hidrofil
maupun hidrofob. Salep pada umumnya berlaku untuk terapi lokal dan diharapkan dapat
berpenetrasi kedalam lapisan kulit paling atas untuk memberikan efek penyembuhan. Salep tidak boleh berbau tengik dan harus mudah dioleskan
sebagai obat luar Anief,1987.
commit to user 10
8. Basis
Pemilihan basis salep tergantung pada khasiat yang diinginkan, sifat bahan yang dicampurkan, stabilitas dan ketahanan sediaan serta beberapa hal harus
menggunakan basis salep yang kurang ideal untuk mendapatkan stabilitas yang diinginkan, sebagai contoh obat yang cepar terhidrolisis, lebih stabil dalam basis
salep hidrokarbon daripada basis salep yang mengandung air Anonim, 1995. Basis salep harus mempunyai sifat-sifat, antara lain secara terapi netral dan
tidak toksik, secara fisiologis tidak meragukan atau dapat dicernakan, tidak ada mikroorganisme, stabil secara fisika, kimia dan mikrobiologi, serta pengaruhnya
terhadap obat harus diketahui Voigt,1994. Menurut Ansel 1989 basis salep dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Basis salep hidrokarbon. Basis salep ini dikenal sebagai basis salep berlemak antara lain vaselin,
minyak mineral dan parafin. Basis salep hidrokarbon dipakai terutama untuk efek emolien Voigt, 1994. Sebagai bahan asing untuk tubuh, basis ini dapat
menimbulkan rangsangan pada kulit yang sensitif, sehingga pemakaiannya pada penyakit kulit akut dihindari. Lapisan tipis bahan hidrokarbon yang terbentuk
tidak permeable dan tidak menutupi kulit serta menyebabkan terjadinya penyumbatan pori-pori. Sebagai basis lipofil pemakaiannya pada rambut kurang
begitu cocok. Kerugian yang paling besar adalah tidak adanya pelepasan bahan obat atau hanya sedikit. Basis hidrokarbon baik jika digunakan untuk salep
pelindung, sebagai sistem pembawa bahan obat dan sebagai basis untuk sistem yang mengandung emulgator serta berdaya serap tinggi terhadap air Ansel,1989.
commit to user 11
Basis salep hidrokarbon yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1
Vaselinum Album Vaselin putih Vaselin putih adalah campuran hidrokarbon setengah padat yang
telah diputihkan, diperoleh dari minyak mineral. Pemerian: massa lunak, lengket, bening, putih. Kelarutan: praktis tidak larut dalam air
dan dalam etanol 95 P. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik. Khasiat dan penggunaan sebagai zat tambahanAnonim, 1979
2 Paraffinum Liquidum Parafin Cair
Parafin cair adalah campuran hidrokarbon yang diperoleh dari minyak mineral, sebagai zat pemantap dapat ditambahkan tokoferol
atau butilhidroksitoluen tidak lebih dari 10 bpi. Pemerian: cairan kental, transparan, tidak berfluoresensi, tidak berwarna, hampir tidak
berbau, ampir tidak mempunyai rasa. Kelarutan: praktis tidak larut dalam air dan etanol 95 P Anonim,1979.
b. Basis salep absorbsi Basis salep ini dapat dibagi dalam dua kelompok, pertama basis salep yang
dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam minyak yang dapat bercampur dengan air Anonim, 1995. Basis salep ini bermanfaat sebagai
emolien dan dalam farmasi digunakan untuk pencampuran fase air kedalam fase minyak Ansel,1989 . Basis salep absorpsi dapat sebagai lapisan penutup dan
melunakkan kulit. Basis ini dapat menjadi alergi, mudah menjadi tengik dan baunya kurang menyenangkan. Basis salep absorbsi juga tidak mudah dihilangkan
dari kulit dengan pencucian air Ansel,1989.
commit to user 12
Basis serapadsorpsi yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1
Lanolin a
75 Adeps Lanae Lemak bulu domba Lemak bulu domba adalah zat serupa lemak yang dimurnikan,
diperoleh dari bulu domba Ovis aries L. mengandung air tidak lebih dari 0,25. Pemerian: zat serupa lemak, liat, lekat; kuning muda atau
kuning pucat, agak tembus cahaya, bau lemah dan khas. Kelarutan praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol 95 P
Anonim, 1979. b
25 Aqua Destilata Air suling Air suling dibuat dengan menyuling air yang dapat diminum.
Pemerian: cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasaAnonim, 1979.
2 Unguentum simplex
a 30 Cera Flava Malam kuning
Malam kuning adalah malam yang diperoleh dari sarang Apis mellifera L atau spesies Apis lainnya. Mengandung lebih kurang 70
ester terutama miristil palmitat. Disamping itu mengandung juga asam bebas, hidrokarbon, ester kolesterol dan zat warna. Pemerian : Zat
padat, coklat kekuningan, bau enak seperti madu, agak rapuh jika dingin, menjadi elastik jika angat Anonim, 1979.
b 70 Oleum sesami Minyak wijen
commit to user 13
Minyak wijen adalah minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan biji Sesamun indicum L. Pemerian: cairan, kuning pucat, bau
lemah, rasa tawarAnonim, 1979. d. Basis salep larut dalam air
Basis salep ini dibuat dari campuran polietilen glikol dengan bobot molekul tinggi dan polietilen glikol dengan bobot molekul rendah Lachman et al, 1994
Basis larut air mudah dibersihkan, karena hanya mengandung komponen yang larut dalam air. Basis ini sangat mudah melunak dengan penambahan air,
sehingga lebih cocok dicampurkan dengan bahan padat Ansel, 1989 . Keuntungan dari basis salep tipe ini antara lain tidak merangsang kulit berambut.
Basis salep larut air mempunyai daya hisap osmotik yang tinggi dan dapat menyebabkan iritasi pada jaringan yang trauma Voigt,1994 .
1 PEG 400
Pemerian cairan kental jernih, tidak berwarna atau praktis tidak berwarna, bau khas lemah, agak higroskopis. Kelarutan: larut dalam air,
dalam etanol 95, dalam aseton P, praktis tidak larut dalam eter p. 2
PEG 4000 Pemerian serbuk licin putih, potongan putih kuning gading, praktis
tidak berbau: tidak beras. Kelarutan: Mudah larut dalam etanol 95 p dan dalam kloroform P, praktis tidak larut dalam eter P.
9. Antibakteri dan Uji Antibakteri