commit to user 27
2. Uji daya lekat ekstrak
Pengujian daya lekat ekstrak dilakukan untuk mengetahui kemampuan ekstrak pada saat menempel dikulit bersama dengan basis salep. Hasil uji daya
lekat rata-rata 3 x percobaan pada ekstrak daun jambu mete adalah 4.477
±
0.674 menit.
D. Hasil Uji Sifat Fisik Dan Kimia Salep
1. Homogenitas salep
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui homogenitas dari ketiga formula salep ekstrak daun jambu mete. Hasil uji homogenitas dari ketiga formula salep
dapat dilihat pada Tabel III.
Tabel III. Homogenitas salep ekstrak daun jambu mete selama 4 minggu
No. Formula
Hasil Uji 1
Formula I Homogen
2 Formula II
Homogen 3
Formula III Homogen
Keterangan :
Formula I : Salep ekstrak daun jambu mete dengan basis hidrokarbon Formula II : Salep ekstrak daun jambu mete dengan basis serap
Formula III: Salep ekstrak daun jambu mete dengan basis larut air
Hasil pengujian menunjukkan masing-masing formula salep menunjukkan hasil salep yang homogen. Homogenitas ketiga formula dilihat selama masa
penyimpanan empat minggu dan dilakukan pengujian setiap minggunya. Hasil pengujian homogenitas ketiga formula telah sesuai dengan persyaratan pada
Famakope Indonesia tahun 1979 yaitu apabila salep dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok harus menunjukkan susunan yang homogen
dilihat dengan tidak adanya partikel yang bergerombol dan salep menyebar secara merata. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa perbedaan tipe basis tidak
commit to user 28
mempengaruhi homogenitas salep ekstrak daun jambu mete. Hasil pengamatan uji homogenitas salep selama empat minggu dapat dilihat pada lampiran 7.
2. Uji organoleptis salep
Pengujian organoleptis salep ekstrak daun jambu mete meliputi uji warna,bau dan bentuk salep. Hasil uji organoleptis dapat dilihat pada Tabel IV.
Tabel IV. Hasil uji organoleptis salep ekstrak daun jambu mete selama 4 minggu
Uji Formula I
Formula II Formula III
Warna Hijau muda
Hijau kekuningan Hijau tua
Bau Khas daun jambu mete
Khas daun jambu mete Khas daun jambu mete
Bentuk Konsistensi lunak
Konsistensi Lunak Konsistensi kental
Keterangan :
Formula I : Salep ekstrak daun jambu mete dengan basis hidrokarbon Formula II : Salep ekstrak daun jambu mete dengan basis serap
Formula III : Salep ekstrak daun jambu mete dengan basis larut air
Hasil pengujian menunjukkan adanya kestabilan warna, bau dan bentuk salep selama masa penyimpanan empat minggu pengujian. Dari hasil didapatkan,
sediaan salep dengan basis hidrokarbon, basis serap dan larut air memiliki kestabilan yang baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan selama empat
minggu ketiga formula tidak mengalami perubahan warna, bau serta bentuk salep. Dari pengujian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa perbedaan tipe basis
salep yang digunakan pada formula salep ekstrak daun jambu mete tidak berpengaruh terhadap hasil uji organoleptis salep. Hasil pengamatan uji
organoleptis selama empat minggu dapat dilihat pada lampiran 8. 3.
Uji pH Uji pH dilakukan untuk mengetahui apakah pH salep yang akan digunakan
telah sesuai dengan pH kulit yaitu berada pada rentang pH 5,5 – 7 Troy et all,
2005 sehingga tidak menyebabkan iritasi pada kulit. Hasil uji pH pada salep ekstrak daun jambu mete dapat dilihat pada Gambar 3.
commit to user 29
Gambar 3. Hasil uji pH salep selama 4 minggu
Keterangan :
Formula I : Salep ekstrak daun jambu mete dengan basis hidrokarbon Formula II : Salep ekstrak daun jambu mete dengan basis serap
Formula III : Salep ekstrak daun jambu mete dengan basis larut air
Dari Gambar 3 dapat terlihat bahwa hasil pengamatan pH setiap formula sediaan salep mengalami perubahan selama masa penyimpanan empat minggu.
Hal ini disebabkan karena perbedaan suhu dan kondisi penyimpanan pada waktu pengamatan. Akan tetapi nilai pH pada ketiga formula telah memenuhi syarat pH
commit to user 30
yang ditentukan yaitu berada pada rentang pH 5,5 – 7 sehingga dapat diambil
kesimpulan ketiga formula salep ekstrak daun jambu mete memenuhi nilai pH yang aman untuk pemakaian dikulit dan tidak menimbulkan iritasi. Hasil uji pH
selama empat minggu dapat dilihat pada lampiran 9. 4.
Uji viskositas salep Viskositas merupakan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir. Semakin
besar viskositas maka akan semakin besar tahanan dari suatu senyawa obat untuk berdifusi keluar dari basisnya, sehingga pelepasan obat dari basisnya menjadi
lambat dan sebaliknya.. Hasil pengamatan viskositas ketiga formula selama 4 minggu pengujian dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Hasil uji viskositas salep selam 4 minggu
Hasil pengujian menunjukkan bahwa formula III mempunyai viskositas yang paling besar dibandingkan dengan Formula I dan II. Urutan viskositas dari
yang paling besar adalah Formula IIIFormula IFormula II. Selain itu dapat dilihat nilai viskositas salep masing-masing formula mengalami penurunan setiap
commit to user 31
minggunya, hal ini dapat disebabkan suhu dan kondisi yang berbeda pada saat penyimpanan dan pengujian. Viskositas berhubungan erat dengan daya sebar atau
kemampuan menyebar salep pada saat pemakaian dikulit. Semakin besar viskositas suatu salep maka kemampuan menyebar salep semakin kecil. Salep
yang memiliki viskositas yang rendah akan mempermudah dalam pemakaian serta pengambilan dari wadah karena konsistensi salep lebih lunak.
Pada basis salep serap memiliki nilai viskositas paling kecil, hal ini disebabkan karena basis yang digunakan adalah campuran lanolin dengan
unguentum simplex yang memiliki konsistensi yang lebih lunak dibandingkan formula dengan basis hidrokarbon maupun basis larut air. Sedangkan hasil
viskositas pada basis salep larut air memiliki nilai paling besar dikarenakan kombinasi PEG 4000 dan PEG 400 memiliki konsistensi yang besar sehingga
membentuk massa yang lebih keras. Dari analisa pengujian data hasil penelitian dapat diambil kesimpulan yaitu perbedaan tipe basis salep yang digunakan dalam
pembuatan salep ekstrak daun jambu mete mempengaruhi nilai uji viskositas. Hasil uji viskositas selama empat minggu dapat dilihat pada lampiran 10.
5. Uji daya lekat salep
Pengujian daya lekat salep dilakukan untuk mengetahui kemampuan salep pada saat menempel pada permukaan kulit. Semakin besar daya lekat salep maka
absorpsi zat aktif obat akan semakin besar. Hal ini dikarenakan ikatan atau interaksi salep dengan kulit akan semakin lama, sehingga basis salep akan
melepaskan zat aktif obat lebih optimal. Pengamatan uji daya lekat salep ekstrak daun jambu mete selama empat minggu dapat dilihat pada Gambar 5.
commit to user 32
Gambar 5. Hasil uji daya lekat selama 4 minggu
Keterangan :
Formula I : Salep ekstrak daun jambu mete dengan basis hidrokarbon Formula II : Salep ekstrak daun jambu mete dengan basis serap
Formula III : Salep ekstrak daun jambu mete dengan basis larut air
Berdasarkan Gambar 5 dapat dilihat hasil daya lekat masing-masing formula mengalami perubahan setiap minggunya. Hal ini dapat disebabkan perbedaan
suhu dan kondisi selama masa penyimpanan. Urutan hasil uji daya lekat formula dari yang paling besar adalah Formula IIIFormula IIFormula I. Formula III
commit to user 33
memiliki daya lekat paling besar dibandingkan dengan Formula I dan Formula II. Penambahan PEG 4000 pada formula III meyebabkan semakin besar daya lekat
salep, karena konsistensi PEG 4000 yang menyebabkan salep lebih padat. Hasil uji daya lekat salep selama empat minggu dapat dilihat pada lampiran 11.
6. Uji daya sebar salep
Uji daya sebar salep digunakan untuk mengetahui kemampuan menyebarnya salep pada permukaan kulit yang akan diobati. Sediaan salep
diharapkan dapat menyebar dengan mudah ditempat pemberian tanpa menggunakan tekanan yang berarti. Hasil pengamatan daya sebar salep ekstrak
daun jambu mete selama empat minggu dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Hasil uji daya sebar salep selama 4 minggu
Hasil pengamatan uji daya sebar menunjukkan diameter paling besar terdapat pada formula II, dan formula III memiliki diameter sebar paling kecil.
commit to user 34
Hal ini berkaitan dengan hasil uji viskositas salep. Semakin rendah viskositas salep maka daya sebarnya akan semakin besar, sehingga kontak antara zat aktif
dengan kulit juga akan semakin luas dan absorpsi obat kekulit akan semakin cepat.
Dari hasil pengujian didapatkan perbedaan yang signifikan pada formula III dengan formula lainnya, hal ini disebabkan karena campuran basis PEG 400 dan
PEG 4000 membentuk konsistensi salep yang agak keras, sehingga kemampuan menyebar salep lebih kecil dibandingkan formula lainnya. Hasil uji daya sebar
salep selama empat minggu dapat dilihat pada lampiran 12. 7.
Uji iritasi Hasil pengamatan uji iritasi yang telah dilakukan pada 20 sukarelawan dapat
dilihat pada Tabel V.
Tabel V. Hasil pengamatan uji iritasi
No. Formula
Hasil uji 1
Formula I -
2 Formula II
- 3
Formula III -
Keterangan : Formula I : Salep ekstrak daun jambu mete dengan basis hidrokarbon
Formula II : Salep ekstrak daun jambu mete dengan basis serap Formula III : Salep ekstrak daun jambu mete dengan basis larut air
Dari 20
sukarelawan
yang dioleskan ketiga formula salep ekstrak daun jambu mete didapatkan hasil negatif atau tidak didapatkan adanya iritasi, warna merah
pada kulit maupun pembengkakan pada tempat dioleskannya salep. Sehingga dapat disimpulkan ketiga formula salep ekstrak daun jambu mete aman untuk
digunakan pada kulit untuk membantu mengobati infeksi ataupun sebagai antibakteri. Hasil uji iritasi terhadap 20 sukarelawan dapat dilihat pada lampiran
13.
commit to user 35
E. Hasil Uji Daya Antibakteri Salep