Prosedur Penelitian DESNARIA ISNAINI M 3509016

commit to user 18 arloji, alat uji daya sebar, anak timbang, pH meterCyberscan pH 110, cawan petri, tabung reaksi, autoklaf, gelas ukur, erlenmeyer, inkubator, dan alat pendukung lain. 2. Bahan yang digunakan Bahan yang digunakan adalah daun jambu mete yang diperoleh dari Natar Lampung Selatan, aquadest, metanol, vaseline album, parafin liq, adeps lanae, cera flava, minyak wijen, PEG 400, PEG 4000, biakan bakteri S. aureus, Nipagin, media Nutrient Agar, Nutrient Broth.

D. Prosedur Penelitian

1. Formula Salep Formula salep ekstrak daun jambu mete Anacardium occidentale L. yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel I. Tabel I. Tabel Formula No. Bahan Formula 1 Formula 2 Formula 3 1. Ekstrak daun jambu mete 3,2 gram 3,2 gram 3,2 gram 2. Vaselin Album 86,98 gram - - 3. Parafin Liq. 9,67 gram - - 4. Adeps lanae - 36,25 gram - 5. Aquadest - 12,08 gram - 6. Cera Flava - 14,49 gram - 7. Minyak wijen - 33,83 gram - 8. PEG 400 - - 57,99 gram 9. PEG 4000 - - 38,66 gram 10. Nipagin 0,15 0,15 0,15 Jumlah 100 gram 100 gram 100gram Keterangan : Formula 1 : Salep ekstrak daun jambu mete dengan basis salep hidrokarbon Formula 2 : Salep ekstrak daun jambu mete dengan basis salep serap Formula 3 : Salep ekstrak daun jambu mete dengan basis salep larut air commit to user 19 2. Pembuatan ekstrak daun jambu mete Daun jambu mete yang telah dikeringkan dengan sinar matahari tak langsung ditutup kain hitam diekstraksi dengan menggunakan metode sokhletasi. Pelarut yang digunakan untuk mengekstraksi adalah metanol. Setelah disokhletasi selanjutnya ekstrak daun jambu mete yang didapatkan, dikeringkan dengan menggunakan rotaryevaporator hingga didapatkan ekstrak kental daun jambu mete. a Perhitungan Rendemen Ekstrak Perhitungan randemen ekstrak daun jambu mete : Berat serbuk daun jambu mete = a gram Berat ekstrak daun jambu mete = b gram Kadar ekstrak daun jambu mete = b x 100 a b Standarisasi ekstrak Standarisasi ekstrak daun jambu mete meliputi: 1 Pemeriksaan organoleptis Pemeriksaan organoleptis dilakukan dengan cara mendiskripsikan bentuk, warna, bau, dan rasa ekstrak. 2 Uji daya lekat Object glass ditandai seluas 2,5 cm x 2,5 cm, kemudian dicari titik tengahnya. Kurang lebih 0,5 g ekstrak diletakkan ditengah luasan tersebut, ditutup dengan object glass lain kemudian diberi beban 500 g selam 5 menit. Kedua objek glass yang telah melekat satu sama lain commit to user 20 dipasang pada alat uji dengan beban 80 g. Waktu yang diperoleh dicatat sampai terpisahnya kedua object glass tersebut Anonim, 2000. 3. Pembuatan salep ekstrak daun jambu mete 1 Formula 1 Basis salep hidrokarbon Vaselin album ditambahkan dengan parafin liquid yang sebelumnya ditambahkan nipagin dan diaduk hingga nipagin larut, kemudian dipanaskan diwaterbath. Campuran tersebut diaduk di mortir hangat hingga campuran homogen dan terbentuk konsistensi salep, ditunggu hingga campuran dingin kemudian ditambahkan ekstrak daun jambu mete dan diaduk hingga keseluruhan bahan homogen. Setelah itu dimasukkan kedalam pot salep. Salep dilakukan uji sifat fisik dan kimia tiap minggu selama empat minggu. 2 Formula 2 Basis Serap Pembuatan lanolin dengan mencampurkan 75 bagian adeps lanae dengan ditambahkan air 25 bagian yang sebelumnya digunakan untuk melarutkan nipagin dan diaduk hingga homogen. Pembuatan unguentum simplex dibuat dengan mencampurkan cera flava 30 bagian dengan minyak wijen 70 bagian kemudian dilebur diatas waterbath. Unguentum simplex yang telah dibuat dicampurkan dengan lanolin didalam mortir dan diaduk sampai homogen hingga terbentuk massa salep. Setelah dingin, ditambahkan ekstrak daun jambu mete dan diaduk hingga semua campuran commit to user 21 homogen. Salep dimasukkan kedalam pot salep dan dilakukan uji sifat fisik dan kimia salep tiap minggu selama empat minggu. 3 Formula 3 Basis larut air PEG 400 dan PEG 4000 dilelehkan diatas waterbath ditambahkan nipagin diaduk hingga larut, setelah leleh dan tercampur homogen campuran PEG dimasukkan dalam mortir hangat diaduk hingga mortir dingin dan terbentuk massa salep. Ditambahkan ekstrak daun jambu mete dan diaduk hingga homogen, kemudian dimasukkan kedalam pot salep. Salep dilakukan uji sifat fisik dan kimia yang dilakukan tiap minggu selama empat minggu 4. Pemeriksaan kestabilan sediaan salep Sediaan salep diamati secara organoleptis untuk mengetahui homogenitas, warna dan bau setiap minggu selama empat minggu pada suhu kamar. 1 Uji Organoleptis Pemeriksaan organoleptis dilakukan dengan cara mendiskripsikan bentuk, warna, bau, dan bentuk salep. Uji organoleptis dilakukan setiap minggu selama empat minggu Anonim, 1979. 2 Uji homogenitas Sediaan salep diuji homogenitasnya dengan mengoleskan salep pada sekeping kaca ataupun bahan transparan yang cocok. Diamati sediaan salep menunjukkan susunan yang homogen. Cara diaatas diulangi 3 kali Anonim, 1974. commit to user 22 3 Uji daya sebar salep Sediaan salep ditimbang 0,5 gram dan diletakkan ditengah alat kaca bulat . Kemudian ditimbang kaca yang lain, setelah itu diletakkan diatas massa salep dan dibiarkan selama 1 menit. Kemudian diukur berapa diameter salep yang menyebar dengan mengambil panjang diameter dari beberapa sisi . Ditambahkan 5 gram beban tambahan, diamkan selama 1 menit dan dicatat diameter salep yang menyebar seperti sebelumnya. Diteruskan dengan penambahan beban tiap kali 5 gram hingga salep tidak menyebar dan dicatat diameter salep. Uji ini diulang masing-masing 3 kali untuk salep yang diperiksa Voight, 1994. 4 Uji daya lekat salep 0,5 gram salep diletakkan diatas gelas objek. Diletakkan, gelas objek lain diatas salep tersebut Kemudian ditekan dengan beban 500 gram selama 5 menit. Kemudian dilepaskan beban seberat 80 gram dan dicatat waktunya hingga kedua gelas objek terlepas. Dilakukan tes untuk formula salep masing-masing 3 kali percobaan Anonim, 2000. 5 Uji viskositas Uji viskositas dilakukan dengan menggunakan alat viskotester. Viskotester dipasang pada klemnya dengan arah horizontal atau tegak lurus dengan arah klem. Rotor kemudian dipasang viskotester dengan menguncinya berlawanan arah dengan jarum jam. Mangkuk diisi sampel salep yang akan diuji, rotor ditempatkan tepat berada ditengah-tengah yang berisi salep, kemudian alat dihidupkan dan ketika rotor mulai commit to user 23 berputar jarum penunjuk viskositas secara otomatis akan bergerak menuju kekanan kemudian setelah stabil, viskositas dibaca pada skala dari rotor yang digunakan. Cara diaatas diulangi 3 x percobaan tiap formula Martin et all, 1993. 6 Pemeriksaan pH Sebanyak 0,5 gram sediaan salep dilarutkan dalam 10 ml akuades. Diukur nilai pH-nya menggunakan pH meter sampai menunjukkan nilai pH yang konstan. Pemeriksaan pH dilakukan setiap minggu selama empat minggu pada suhu kamar Anonim, 2004. 7 Uji iritasi Uji iritasi dilakukan dengan mengoleskan salep kekulit tangan sukarelawan. Dibiarkan selama 12 jam. Pengujian keamanan sediaan salep yang dibuat dilakukan terhadap 20 orang sukarelawan dengan uji tempel terbuka patch test , yakni : sejumlah sediaan uji dioleskan pada punggung tangan kanan sukarelawan dan dibiarkan terbuka selama 12 jam. Punggung tangan kiri diolesi basis salep. Selanjutnya perubahan warna yang terjadi pada punggung tangan kanan masing-masing sukarelawan diamati. Jika tidak terjadi reaksi tidak merah dan tidak bengkak diberi tanda -, jika terjadi reaksi kulit memerah diberi tanda+, selanjutnya jika terjadi pembengkakan diberi tanda ++. Pada punggung tangan dilihat apakah tampak adanya iritasi kemerahan pada kulit yang dioleskan salep tersebut dibandingkan dengan kontrol yaitu punggung tangan kiri Susanti, 2007. commit to user 24 8 Uji aktivitas antibakteri ekstrak daun jambu mete I. Pembuatan suspensi bakteri S. Aureus Media NB Nutrient Broth sebanyak 0,4 gram didihkan kedalam 50 ml air. Setelah itu NB dan alat-alat gelas yang akan digunakan distrelisasi dengan autoklaf. Setelah disterilisasi ditunggu hingga media NB dingin. Setelah media dingin, dimasukkan satu ose bakteri biakan kedalam media NB sebanyak 20 ml. Agar pertumbuhan bakteri merata suspensi bakteri difortex terlebih dahulu selama 24 jam. Suspensi bakteri pada media distandarisasi dan diamati absorbansinya hingga 0.5 pada panjang gelombang 580nm. II. Pembuatan media agar NA Nutrient Agar NA ditimbang sebanyak 2 gram kemudian dilarutkan dalam 100 ml air aquades, dipanaskan, distirer diatas hotplate sampai mendidih sehingga terbentuk larutan agar yang berwarna kuning bening. NA yang telah dididihkan, cawan petri yang telah dibungkus kertas dan alat-alat yang akan digunakan dalam uji antibakteri disterilisasi pada suhu 121 C selama 15 menit. Setelah itu 20 ml NA steril dan 100µl suspensi bakteri dituang dalam cawan petri dan diputar membentuk angka delapan agar media dan bakteri tercampur rata, ditunggu hingga padat. Untuk uji antibakteri, bakteri yang telah ditumbuhkan dicetak dengan bor gabus ukuran diameter 6 mm, dibuat sebanyak 3 sumuran. Kemudian dimasukkan ketiga formula salep daun jambu mete kedalam masing- commit to user 25 masing sumuran. Cawan kemudian diinkubasi didalam incubator dengan suhu 37 C selama 18-24 jam. Kemudian dilakukan pengamatan zona hambat sampel terhadap pertumbuhan bakteri uji dilakukan dengan mengukur diameter zona bening disekitar sumuran yang merupakan diameter zona penghambat Ayepola dan Ishola, 2009

E. Analisa Hasil