Klasifikasi kredit pada BPR Solobaru Permai Penyelesaian Kredit Macet pada PT. BPR Solobaru Permai

commit to user 49

3. Klasifikasi kredit pada BPR Solobaru Permai

· Lancar : pembayaran bunga dan pokok tiap bulan sesuai perjanjian. · Kurang Lancar : adanya penunggakan selama 3x angsuran. · Diragukan : adanya penunggakan selama 6x angsuran. · Macet : adanya penunggakan selama lebih dari 6x angsuran.

4. Penyelesaian Kredit Macet pada PT. BPR Solobaru Permai

Sukoharjo v Keterlambatan pada 1-3 bulan pertama. 1 Keterlambatan pada bulan pertama. Pihak PT. BPR Solobaru Permai akan mengirimkan Surat Pemberitahuan I kepada nasabah yang isinya memberitahukan bahwa nasabah telah terlambat dalam memberikan angsuran kredit dan diminta untuk segera melunasi kewajibannya. 2 Keterlambatan pada 2 bulan pertama. Apabila dengan Surat Pemberitauan tersebut debitur belum menanggapi, maka pihak BPR Solobaru Permai akan kembali mengirimkan Surat Pemberitahuan II. Surat tersebut menghimbau agar debitur segera melunasi kewajiban dan denda keterlambatan. Dalam penyampaiannya Surat Pemberitahuan II terdapat penekananan yang isinya mengingatkan bahwa pada saat awal commit to user 50 perjanjian kredit debitur telah menyetujui segala resiko yang akan diterima apabila tidak melunasi kewajibannya tepat pada waktunya. 3 Keterlambatan pada 3 bulan pertama. Debitur yang mengalami keterlambatan membayar pada bulan ketiga akan diberikan Surat Pemberitahuan III yang isinya menghimbau agar debitur segera melunasi kewajiban beserta biaya denda yang harus ditanggung. Jarak selang waktu satu bulan dari Surat Pemberitahuan I ke Surat Pemberitahuan berikutnya. Pada Surat Pemberitahuan III isinya lebih menegaskan, apabila segala kewajiban tidak segera dipenuhi oleh debitur maka pihak bank akan menyelesaikan permasalahan hingga proses lelang. Nantinya apabila debitur memberikan tindakan pembayaran berapapun nominalnya, pihak BPR akan menerima dan akan memberikan perpanjangan waktu untuk pelunasan kewajiban. v Keterlambatan pada bulan-bulan selanjutnya. Keterlambatan pada bulan selanjutnya masuk dalam kolektibilitas kurang lancar, diragukan, dan macet. Kredit pada bagian ini sudah masuk kriteria kredit yang diragukan, dimana debitur tidak melunasi kewajibannya pada bulan ke 4 dan bulan selanjutnya. Kredit yang seperti ini apabila tidak ditangani maka akan menambah NPL dan akan mempengaruhi kinerja bank. Debitur yang telah menunggak selama 4 bulan maka akan diberikan Surat Somasi. Pemberian Surat commit to user 51 Somasi pada BPR Solobaru Permai kepada debitur ada 3 tahapan, yaitu Surat Somasi I, Surat Somasi II, dan Surat Somasi III. Isi Surat Somasi menghimbau agar debitur segera melunasi kewajibannya beserta denda dari tunggakannya. Jika pengiriman Surat Somasi masih belum mendapat tanggapan dari nasabah, maka barang yang telah dijadikan jaminan oleh nasabah akan ditarik oleh pihak PT. BPR Solobaru Permai. 1. Bila jaminan berupa kendaraan, maka penarikan secara langsung dan mendadak akan dilakukan pihak PT. BPR Solobaru Permai. Hal ini dimaksudkan agar sang pemilik tidak menukar atau mengganti sparepart asli kendaraan dengan sparepart palsu karena ini akan menurunkan nilai jual di pasaran. 2. Bila jaminan berupa tanahbangunan, maka terdapat 2 cara : - Lelang penjualan tidak secara sukarela Sebelum melakukan pelelangan, pihak bank akan menghubungi pihak ketiga apprasial untuk menganalisa dan menentukan nilai jual dari barang jaminan pada masa sekarang. Pelaksanaan lelang berdasarkan Pasal 6 UUHT merupakan pelaksanaan lelang berdasarkan perjanjian yang dibuat antara kreditur dan debitur dalam perjanjian kredit atau perjanjian utang piutang. Perjanjian ini kemudian dikuatkan secara notariil dengan dibuatnya Akta PembebananPemberian Hak Tanggungan. commit to user 52 Pelaksanaan lelang ini tidak memerlukan persetujuan debitur, dalam hal ini sebagai nasabah. - Jual sukarela Debitur memberikan barang jaminannya ini untuk dijual oleh pihak bank secara sukarela. Debitur memberikan surat kuasa menjual barang jaminan pada bank dengan membubuhkan tanda tangan di atas materai. Pihak bank akan menjual barang jaminan secara langsung tanpa jasa pihak ketiga atau pihak perantara. Setelah menyerahkan barang jaminan secara sukarela kepada pihak bank untuk dijual, maka pihak bank tidak akan kembali menagih debitur untuk melunasi kewajibannya. Pihak bank hanya akan menanti pembeli yang akan membeli barang jaminan dari debitur itu. Dengan menjual barang jaminan tersebut pihak bank akan mengetahui nilai jual dari barang jaminan, kemudian disesuaikan dengan jumlah angsuran yang macet. Apabila nantinya terdapat sisa perhitungan selisih antar nilai jual barang jaminan dengan angsuran yang macet, maka sisa uang tersebut akan diserahkan kepada debitur. v Pihak BPR pada debitur yang meninggal. - Bank tidak akan membebankan atau menuntut keluarga debitur untuk melunasi sisa pinjaman debitur, maka bank akan menyerahkan masalah ini kepada pihak asuransi, dimana pihak asuransi akan menutupmenyelesaikan sebesar sisa angsuran commit to user 53 pokok dan bunga yang belum dilunasi oleh debitur yang meninggal dunia. - Apabila pihak asuransi tidak menyetujui untuk melakukan pelunasan dikarenakan satu dan lain hal, maka cicilan akan diserahkan kepada pihak keluargaahli waris. v Pihak BPR kepada debitur yang melarikan diri. - Pada debitur yang melarikan diri, pihak bank akan melakukan pelelangan barang jaminan yang telah diserahkan. - Cara lain yang akan ditempuh pihak bank terhadap debitur yang melarikan diri adalah melakukan penghapus bukuan. Penghapus bukuan kredit merupakan tindakan administratif bank untuk menghapus buku kredit macet dari neraca sebesar kewajiban debitur tanpa menghapus hak tagih bank kepada debitur. Di dalam penghapus bukuan kredit, jumlah hutang debitur dihapus dari pencatatan di neraca, sedangkan kewajiban debitur kepada bank masih berjalan. Ketika sebuah kredit dihapusbukukan, maka profotabilitas bank tersebut tidak terpengaruh, karena profitabilitas telah dihitung ketika bank tersebut membuku cadangkan risiko kredit. Jadi manfaat yang akan diperoleh bank dengan menghapusbukukan kredit yang biasanya sudah macet, maka angka kredit macet bank Non Performing Loan secara langsung akan menurun. Angka NPL commit to user 54 yang rendah jelas akan meningkatkan tingkat kesehatan bank tersebut, karena memiliki risiko kredit macet lebih rendah. v Pihak BPR kepada debitur yang mempunyai itikad kurang baik dari awal pembayaran. Terjadinya keterlambatan dalam pelunasan kewajiban yang menyebabkan adanya kredit macet. Dalam hal ini pihak BPR akan lebih intensif melakukan penagihan ke tempat debitur. v Pihak BPR kepada debitur yang mengalami kegagalan dalam menjalankan usaha. Debitur mengalami kegagalan atau pailit dalam usahanya, ini menyebabkan debitur tidak mempunyai pemasukan untuk menyelesaikan kewajibannya. Dalam hal ini pihak BPR akan memberikan kelonggaran waktu kepada debitur untuk pelunasan kewajiban. Jika memang dari pihak debitur tidak ada tindakan untuk melunasi kewajibannya maka pihak BPR akan menyelesaikan hingga proses lelang atau penjualan barang jaminan secara sukarela. Namun apabila debitur tidak memiliki agunan lainnya, bank dapat mengajukan klaim kepada asuransi bila debitur benar-benar tidak memiliki itikad baik dalam melunasi kewajibannya.

5. Hambatan yang terjadi dalam penyelesaian kredit macet