25
Dengan adanya undang-undang ini diharapkan anak-anak Indonesia dapat terlindungi dari berbagai ancaman yang dapat
mengganggu tumbuh kembang mereka dan berbagai kasus yang menimpa anak dapat dihindari.
2.2.2 Konvensi Hak-hak Anak
Instrumen yuridis lain yang terkait anak selain UU No.35 tahun 2014 adalah konvensi hak anak KHA. Konvensi Hak Anak adalah salah
satu instrumen internasional di bidang hak asasi manusia yang secara khusus mengatur segala sesuatu tentang hak anak. Konvensi ini
disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB pada tanggal 20 November 1989 melalui resolusi 44 25. Sesuai dengan
ketentuan Pasal 49 1, konvensi yang berisi 25 pasal ini mulai berlaku pada tanggal 2 September 1990. Indonesia meratifikasi Konvensi Hak
Anak pada tahun 1990 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tertanggal 25 Agustus 1990.
Konvensi Hak Anak dapat dikatakan merupakan hasil kompromi dari berbagai sistem hukum dan falsafah berbagai negara. Kompromi
dilakukan karena tiap negara memiliki tradisi dan kebudayaan yang berbeda mengenai anak. Meski demikian, Konvensi Hak Anak tetap
berpegang teguh pada standar dari prinsip-prinsip dasar hak asasi manusia. Menurut Konvensi ini, anak adalah pemegang hak-hak dasar
dan kebebasan sekaligus sebagai pihak yang menerima perlindungan khusus. Selain itu, Konvensi Hak Anak mencakup sekaligus hak-hak
sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya Candra Gautama, 2000: 2. Struktur Konvensi Hak Anak dibagi menjadi empat bagian.
Pertama, mukadimah preamble yang berisi berbagai pemikiran dan keprihatinan yang mendasari diadopsinya Konvensi Hak Anak oleh
Majelis Umum PBB. Kedua, pasal-pasal yang mengatur hak-hak anak pasal 1-41. Ketiga, pasal-pasal yang mengatur mekanisme
26
pemantauan dan pelaksanaan konvensi pasal 42-54. Keempat, pasal- pasal yang mengatur soal pemberlakuan Konvensi.
Berdasarkan isi pasal-pasalnya, Komite Hak Anak PBB merumuskan empat prinsip umum Konvensi Hak Anak. Kempat prinsip
umum itu adalah: 1
Nondiskriminasi. Prinsip ini menegaskan bahwa hak-hak anak yang tercantum dalam Konvensi harus diberlakukan sama kepada
setiap anak Pasal 2 ayat 1 2
Yang terbaik bagi anak best interest of the child. Dalam semua tindakan yang menyangkut anak yang dilakukan oleh lembaga-
lembaga kesejahteraan sosial pemerintah maupun swasta, lembaga peradilan, lembaga pemerintah atau badan legislatif,
kepentingan yang terbaik bagi anak harus menjadi pertimbangan utama Pasal 3 ayat 1 Konvensi
3 Hak hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan anak. Prinsip
ini ditegaskan dalam Pasal 6 Konvensi. Pasal 6 ayat 1menyatakan bahwa negara-negara peserta mengakui bahwa setiap anak
memiliki hak yang melekat atas kehidupan inherent right to life. Sedangkan ayat 2 menyatakan bahwa negara-negara peserta
semaksimal mungkin akan menjamin kelangsungan hidup dan perkembangan anak survival and development of child
4 Menghargai pandangan anak. Prinsip ini ditegaskan dalam Pasal
ayat ya g e yataka : Negara-negara peserta akan menjamin bahwa anak-anak yang memiliki pandangan sendiri
akan memperoleh hak untuk menyatakan pandangan-pandangan mereka secara bebas dalam semua hal yang mempengaruhi anak,
pandangan tersebut akan dihargai sesuai dengan usia dan ke ata ga a ak
27
2
.2.3 Perda Kota Denpasar No. 4 Tahun 2014 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
Pada tahun 2014 Kota Denpasar telah mengesahkan satu regulasi yang sangat penting dalam upaya melindungi perempuan dan
anak-anak korban kekerasan yang terjadi di Kota Denpasar. Regulasi yang dimaksud adalah dalam bentuk peraturan daerah PERDA No. 4
Tahun 2014. Perda ini pada dasarnya bertujuan untuk melindungi perempuan dan anak korban kekerasan, memberikan pelayanan
kepada perempuan dan anak korban tindak kekerasan, dan pemberdayaan perempuan dan anak korban kekerasan yang terjadi di
Kota Denpasar. Untuk kepentingan ini, maka dalam perda ini tercantum bahwa pemerintah kota wajib membentuk lembaga seperti
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak P2TP2A, Pusat Pelayanan terpadu berbasis Rumah sakit, dan Pusat
Pelayanan Terpadu Kecamatan PPT. Dengan adanya PERDA ini berarti kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang
terjadi di Kota Denpasar sudah mempunyai payung untuk melindunginya, terutama perlindungan terhadap korban.
28
BAB III GAMBARAN UMUM KOTA DENPASAR
.
3.1 VISI dan MISI Kota Denpasar 1.