91 | P a g e
7. Whois
Whois digunakan untuk mencari informasi suatu domain. Katakanlah
kita ingin mengetahui apakah domain tertentu telah dimiliki oleh seseorang,
misalnya kita ingin tahu apakah domain
www.openlab.net masih
tersedia atau sudah dibeli orang lain? Ketikkan saja pada Domain address:
www.openlab.net lalu klik Whois. Agar utilitas Whois ini dapat berfungsi
maka komputer hams terhubung ke Internet atau ke server Whois.
Informasi domain juga dapat diperoleh dengan mengunjungi berbagai situs,
salah satunya www.internic.netwhois. Kunjungi situs tersebut lalu ketikkan
domain name pada kotak pencarian. Finger digunakan untuk mencari
informasi system user, untuk alasan security adakalanya service finger
dinonaktifkan.
Gambar 2.9. Whois
8. BIOS Basic Input Output System
Untuk memaksimalkan
kinerja piranti maka sebaiknya dilakukan
konfigurasi komponen melalui bios terlebih dahulu sebelum dilakukan
pengecekan melalui perangkat lunak pada sistem operasi. Bios merupakan
firmware yaitu sebuah tool yang telah disediakan dalam motherboard. Cara
untuk masuk kedalam bios tergantung dari merk bios yang digunakan. Untuk
jenis bios AMI AWARD dengan menekan tombol del saat start
komputer, sedangkan untuk bios yang lain dengan menekan F2 atau F1
tergantung optional di BIOS. Bios dapat digunakan untuk
mendeteksi hard disk yang terpasang dan dapat juga digunakan
untuk mengetahui kondisi suhu dari CPU, dan motherboard. Selain
mendeteksi suhu
dapat juga
digunakan untuk
mendeteksi kecepatan putaran fan CPU dan FAN
system motherboard. Tegangan juga dapat diketahui dari bios, tegangan
yang dapat
dimonitor adalah
tegangan pada CPU atau VCORE serta, tegangan 3.3 volt, 5.0 volt dan
tegangan 12 volt. Dengan menggunakan BIOS dapat
dilihat perangkat keras yang terpasang pada
komputer apakah
sudah terhubung dengan motherboard atau
belum, misalnya dengan melihat status dari harddisk yang terpasang apakah
sudah terbaca pada bios atau tidak. Begitu juga dengan suhu CPU, bila
suhunya terlalu tinggi maka sebaiknya dilakukan pengecekan terhadap kipas
pendingin prosesor tersebut. Pada power supply dapat dilihat di bios
apakah tengangan yang dihasilkan berada pada nilai yang baik.
Gambar 2.10. Pengaturan Bios 1
93 | P a g e
Gambar 2.11. Pengaturan Bios 2
Untuk komponen harddisk, dalam BIOS hanya mangatur aktif tidaknya
serbuah hard
disk, dan
juga menentukan berapa besar kapasitas
sebuah hard disk baik secara manual maupun otomatis. Untuk mengatur
floppy disk terletak dalam menu yang sama seperti hardisk dan DVD ROM.
Dalam opsi drive A dapat dipilih bermacam jenis type Disk Drive
seperti 1.44 MB, 3.5 “ serta ada pilihan
none. None
digunakan untuk
menonaktifkan floppy
disk. Pilih
sesuai dengan floopy disk yang terpasang atau jika tidak terdapat
floopy disk terpasang dapat digunakan pilihan None.
Gambar 2.12. Pengaturan Bios 3
Gambar 2.13. Pengaturan Bios 4
Untuk RAM dapat diatur bagian clock latency, biasanya RAM yang
sering digunakan untuk overcloking yang
akan diset
manual pengaturannya
untuk mencari
performa maksimal. Hati- hati dalam mengubah nilai Clock latency
dari RAM, sesuaikan dengan kemampuan RAM yang terpasang.
Untuk lebih amannya gunakan pilihan secara otomatis selain lebih
aman nilai
yang diatur
akan disesuaikan dengan nilai default RAM
yang terpasang. Pada motherboard khusus untuk keperluan overclock
biasanya menyediakan pengaturan RAM yang lebih banyak termasuk
pengaturan voltase.
Gambar 2.14. Pengaturan Bios 5
95 | P a g e
Gambar 2.15. Pengaturan Bios 6
Ada beberapa
cara untuk
mengatur kecepatan prosesor sesuai dengan kemampuannya, pada bios
terdapat beberapa
menu yang
berhubungan dengan CPU, antara lain
CPU Speed.
CPU Speed
merupakan kecepatan CPU yang dapat ditentukan secara manual
maupun otomatis.
Contoh pada
gambar 2.15 pengaturan kecepatan dilakukan lewat clock ration. Tetapi
perlu diingat
sesuaikan dengan
kemampuan prosesor karena jika tidak akan berakibat fatal. Disarankan
untuk mengatur batas temperatur CPU untuk menghindari kerusakan,
sehingga saat
CPU mencapai
temperatur tertentu komputer akan dimatikan untuk mencegah kerusakan
CPU.
Gambar 2.16. Pengaturan Bios 7
Gambar 2.17. Pengaturan Bios 8
Untuk komponen
onboard misalnya LAN dan Sound Card, sama
dalam melakukan konfigurasi di dalam BIOS. Terletak dalam menu
yang sama dan untuk mengaktifkan dengan memi
lih “enabled” pada masing-masing
komponen. Sedangkan
untuk menonaktifkan
cukup dengan memilih “disabled”. Sementara untuk VGA, dalam bios
ditentukan jika terdapat VGA on board apakah akan menggunakan VGA
tersebut atau
menggunakan perangkat tambahan misalnya VGA
Card yang telah dipasangkan ke slot PCI Express. Jika menggunakan
perangkat tambahan maka VGA on board dipilih “disabled” terlebih dahulu
kemudian menentukan urutan slot
mana yang akan digunakan terlebih dahulu untuk VGA.
Gambar 2.18. Pengaturan Bios 9
97 | P a g e
9. CPU