25
e. X Ray atau transparan, memperlihatkan yang seharusnya tidak tampak, tetapi
menjadi tampak.
6. Unsur Visual dalam Lukisan Anak
a. Garis
Menurut Dermawan 1988:74, garis merupakan permulaan untuk mewujudkan bentuk karya seni lukis dan juga karya-karya seni rupa lainnya.
Garis merupakan unsur seni rupa yang paling penting. Davido 2012:19 menjelaskan, kekuatan garis yang ditarik dapat menggolongkan pembuatnya.
Anak yang tidak percaya diri, malu, penakut, dan terkekang akan menarik garis halus dan hampir tidak terlihat. Anak yang agresif akan menarik garis akan
menarik garis secara kuat, bahkan akan sampai melubangi kertasnya. Anak yang seimbang dapat menarik garis dengan intensitas yang dapat dikendalikan, tidak
terlalu lemah dan tidak terlalu kuat.
b. Warna
Menurut Dermawan 1988:77, warna adalah unsur yang memikat penampilannya karena lebih komunikatif daripada unsur seni rupa yang lainnya.
Dengan warna seniman dapat mempertegas bentuk, suasana dan memberi macam- macam kesan. Adapun Davido 2012:29 menjelaskan, anak-anak memberikan
warna pada lukisannya dengan dua cara yakni dengan meniru yang ada di alam dan dengan mengikuti alam bawah sadarnya.
26
c. Bentuk
Bentuk dalam pengertian bahasa Indonesia dapat berarti bangun shape atau bentuk plastis form. Bangun shape adalah bentuk benda yang polos,
seperti terlihat oleh mata, sekedar untuk menyebut sifatnya yang bulat, persegi,
ornamental dan tidak teratur. Bentuk dikaitkan dengan penelitian dalam klasifikasi
bentuk, yaitu bentuk imajinatif dan imitatif. Bentuk imajinatif adalah ketika anak melukis dengan dorongan atau motivasi pengalaman yang ada dan dari bentuk
yang pernah dilihat, kemudian dibayangkan dan di ungkapkan dalam bentuk lukisan sesuai dengan imajinasi. Sedangkan bentuk imitatif yaitu pelukisan
secara fisik atas bentuk-bentuk yang ada di alam.
27
BAB III CARA PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Maxfield dalam Nazir 1988: 66 menyatakan bahwa studi kasus adalah sebuah
cara penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Subjek penelitian dalam studi kasus bisa berupa
individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Produk penelitian studi kasus adalah suatu generalisasi pola-pola kasus yang tipikal dari individu, kelompok,
lembaga dan sebagainya Prastowo, 2011: 127. Ruang lingkup studi kasus dapat mencakup segmen atau bagian tertentu atau mencakup keseluruhan siklus
kehidupan dari individu, kelompok, atau lembaga, baik penekanan terhadap faktor-faktor khusus tertentu, maupun meliputi keseluruhan faktor-faktor dan
fenomena Nazir, 1988: 67. Data studi kasus dapat diperoleh dari berbagai pihak yang bersangkutan Nawawi, 2003: 1. Menurut Idrus 2009: 58, terdapat 3 tipe
studi kasus, yaitu: 1.
Studi Kasus Intrinsik, merupakan studi kasus yang menekankan pada pemahaman yang mendalam terhadap kasus tunggal yang disebabkan kasus
tersebut menarik. 2.
Studi Kasus Instrumental, menekankan pada kasus tunggal yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan secara detail
sehingga dapat membentuk suatu konstruk ataupaun memperbaiki teori. 3.
Studi Kasus Kolektif, mempelajari kasus secara bersamaan, agar dapat meneliti fenomena, populasi, atau kondisi umum