12
a. Klasifikasi Medis
Sistem klasifikasi medis adalah sistem klasifikasi yang ditinjau berdasarkan tipe klinis individu penyandang tunagrahita. Adapun menurut
Mumpuniarti 2007: 14, tunagrahita berdasarkan tipe klinis diklasifikasikan kembali ke dalam enam tipe, yaitu:
1 Down syndrome, tipe dengan raut muka menyerupai orang mongol. Down
syndrome terjadi karena adanya kelainan kromosom 21 Gunarhadi, 2005: 13. Salah satu dampak dari abnormalitas kromosom 21 adalah adanya
keterbelakangan intelektual intellectual disability, yang erat kaitannya dengan kemampuan akademik. Sementara kemampuan akademik bukanlah
satu-satunya kecerdasan yang dimiliki oleh manusia. Kecerdasan dan kematangan perkembangan anak-anak down syndrome memiliki kurva
normal. Adapun kemampuan mereka sebagian besar berada pada klasifikasi kelompok Moderate IQ, 40-50 yaitu mampu latih, namun ada juga sebagian
masuk kedalam klarifikasi Mild mampu didik. Tentunya ada juga yang berada dalam kelompok Severe, yang betul-betul butuh bantuan karena mereka tidak
mampu mengurus dirinya sendiri. 2
Kretin, tipe dengan postur tubuh yang pendek cebol. Kretinisme terjadi akibat kurangnya hormon tiroid. Penderita kelainan ini mengalami kelambatan
dalam perkembangan fisik maupun mentalnya. Kretinisme dapat diderita sejak lahir atau pada awal masa kanak-kanak.
13
3 Hydrocephalus, tipe dengan ukuran tengkorak membesar yang disebabkan
oleh semakin bertambahnya atau bertimbunnya cairan cerebro-spinal pada kepala.
4 Microcephalus, macrocephalus, brachicephalus, dan schapocephalus, tipe
dengan perbedaan ukuran kepala yang berbeda-beda; kecil, besar, melebar dan memanjang.
5 Cerebral palsy, tipe dengan kelumpuhan pada otak yang mengganggu fungsi
kecerdasan dan koordinasi gerak. 6
Rusak otak , tipe dengan kerusakan pada otak yang mengganggu fungsi kecerdasan, pengamatan, gangguan tingkah laku, gangguan pengamatan dan
ganguan motork.
b. Klasifikasi Pendidikan