Kondisi Perekonomian Daerah KERANGKA MAKROEKONOMI, LANDASAN HUKUM
13
Gambar. 2.1 Laju Pertumbuhan Perekonomian Bali dan Nasional
Sumber : Bappenas Struktur perekonomian Provinsi Bali didominasi sektor perdagangan, hotel,
restauran yang menyumbang 29,89 persen dalam PDRB, diikuti oleh sektor pertanian dan jasa-jasa Tabel 2.3. Sektor perdagangan, hotel, dan restauran juga menjadi pendorong
utama pertumbuhan wilayah Di Bali. Perkembangan pariwisata di Bali terlihat pada meningkatnya pendapatan yang dihasilkan pada sekor perdagangan, hotel, dan restauran,
yaitu dalam bentuk pengeluaran untuk akomodasi, konsumsi makananm angkutan wisata, dan jasa-jasa lainnya. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan di Bali menciptakan
dampak langsung terhadap sektor perdagangan, hotel, dan restauran sehingga meningkatkan PDRB wilayah. Secara struktural pertumbuhan sektor tersier di Bali lebih
tinggi daripada sektor primer dan sekunder, untuk industri pengolahan baru mampu berkontribusi rata-rata sebesar 9,91, seperti terlihat pada tabel berikut.
14
Tabel 2.3 Konstribusi Lapangan Usaha Terhadap Pembentukan PDRB di Bali
Menurut Harga Berlaku Tahun 2010-2013
LAPANGAN USAHA 2010
2011 2012
2013
1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan
Perikanan 18,01
17,21 16,84
16,82 2 Pertambangan dan Penggalian
0,7 0,74
0,79 0,8
3 Industri Pengolahan 9,16
8,92 8,9
8,72 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih
1,88 1,93
2,03 2,08
5 Bangunan 4,52
4,65 5,18
5,14 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran
30,06 30,67
30,23 29,89
7 Pengangkutan dan Komunikasi 14,41
14,44 14,65
14,25 8 Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan
6,87 6,79
6,75 6,74
9 Jasa-jasa 14,4
14,67 14,63
15,56 Produk Domestik Regional Bruto
100 100
100 100
Sumber : http:bali.bps.go.id
diolah
Tingginya konstribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran selama periode 2010- 2013 memang merupakan hal yang mengembirakan namun juga memiliki kelemahan.
Kelemahan dari sektor perdagangan, hotel dan restoran adalah rawan atas ancaman keamanan dan politik. Seperti hal nya yang pernah terjadi pasca Bom Bali satu dan Bom
Bali dua serta pasca dan penyerabaran flu burung, sehingga menyebabkan pertumbuhan ekonomi Bali mengalami penurunan. Sedangkan di tahun 2014 Produk Domestik Regional
Bruto PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp 156,45 triliun, dengan tingkat pertumbuhannya sebesar 6,72 persen lebih tinggi dibanding tahun 2013 sebesar 6,69
persen
Berita statistik Provinsi Bali, No. 130251Th. IX, 5 Februari 2015
. Dan PDRB perkapita berdasarkan harga berlaku tahun 2014 mencapai Rp 38,11 juta.
Di antara sektor-sektor
tradable
dapat diperdagangkan antardaerah, sektor pertanian memiliki peranan penting. Berdasarkan analisis
location quotion
LQ, sektor perekonomian di Bali yang merupakan sektor basis daerah antara lain pertanian LQ =
1,48, perdagangan, hotel, dan
restaurant
LQ = 1,78, pengangkutan dan komunikasi LQ = 1,09, serta jasa LQ = 1,54 Perkembangan Pembangunan Provinsi Bali 2014,
simreg.bappenas.go.idviewpublikasi. Hal ini menunjukkan Provinsi Bali memiliki
proportional share
lebih besar dari rata-rata daerah lain untuk sektor-sektor tersebut. Hal lain yang perlu dikembangkan adalah sektor industri pengolahan di Provinsi
Bali, terutama industri pengolahan makanan. Berdasarkan Berita Resmi Statistik Provinsi
15 Bali No. 130251Th. IX, 5 Februari 2015 menyatakan bahwa penyediaan akomodasi dan
makan minuman memberikan kontribusi yang paling besar bila dibandingkan sektor lainnya yaitu sebesar 21,53 persen di tahun 2013, sedangkan di tahun 2014 mencapai 23,08
persen, ini berarti sektor industri pengolahan berpeluang besar untuk dikembangkan di Bali sebagai pendukung pariwisata.
Ada dua alasan yang mendukung hal tersebut. Pertama, sektor pertanian primer memiliki elastisitas permintaan yang rendah terhadap pendapatan. Hal ini ditunjukkan
dengan relatif bertahannya kinerja pertumbuhan sektor pertanian di masa krisis, namun ketika situasi ekonomi membaik dan pendapatan masyarakat meningkat permintaan
terhadap komoditas pertanian tidak meningkat dengan proporsi yang sama. Berbeda halnya dengan permintaan terhadap produk pengolahan, yang sangat elastis terhadap peningkatan
pendapatan. Kedua, sektor industri pengolahan sangat potensial dalam menciptakan nilai tambah, mendorong perkembangan sektor-sektor lain
multiplier effect
, dan menciptakan lapangan kerja.
Selama periode 2010-2014 sektor perekonomian yang menyerap tenaga kerja signifikan adalah sektor industri pengolahan, bangunan, serta perdagangan hotel dan
restauran Peningkatan terbesar pada perubahan jumlah orang yang bekerja di Provinsi Bali adalah pada perdagangan hotel dan restauran Ke depan, sektor industri pengolahan dapat
dikembangkan lagi sehingga mampu menyerap angkatan kerja baru dan menyerap tenaga kerja yang menumpuk di sektor bangunan yang kurang produktif
Perkembangan Pembangunan Provinsi Bali 2014, simreg.bappenas.go.idviewpublikasi
, pengembangan industri pengolahan ini berbasis ekonomi pedesaan atau UMKM dan Koperasi, sebgai
perekonomian masyarakat yang tingkat di daerah pedesaan
16
Tabel 2.4 Perubahan Jumlah Orang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan
Tahun 2010-2014