Kriteria Latar Belakang Masalah
5 menandatangani kesepakatan dalam beberapa kali KTT Asean oleh karena itu siap tidak
siap Indonesia harus mengikuti arus
Asean Economic Community
AEC. Adanya MEA dan globalisasi baik CAFTA dan AFTA tentu ada tantangan, namun demikian akan
terbuka berbagai peluang dan Indonesia harus siap menghadapinya. Hal ini juga didukung kondisi makro melalui beberapa indikator, antara lain 1 keberhasilan pembangunan
ekonomi Indonesia terbukti telah membawa Indonesia ke dalam kelompok G20; 2 pada tahun 2012, Indonesia menjadi negara terbesar ke-16 dibandingkan sebelumnya pada tahun
2005 masih berada diperingkat ke-26 dunia; 3 berdasarkan data
World Economic Forum
WEF, Indonesia berada diperingkat ke-38 dari 144 negara untuk
Global Competiveness Index
GCI 2013-2014. Selain itu, berdasarkan
World Investment Report
dari UNCTAD Tahun 2013 Indonesia masuk peringkat ke-4 negara yang mempunyai prospektus ekonomi
tahun 2013-2015
http:www.sindotrijaya.comnews detail9160kemenkop-ukm-
targetkan-capai-sasaran-nawa-cita.VXrI0UYavCA diakses 12-6-2015. Ada 4 empat
pilar cetak biru MEA.
Gambar 1.1 Empat Pilar Cetak Biru MEA
6 Dengan empat pilar tersebut, maka UMKM dan Koperasi di Indonesia harus
menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa dalam menghadapi MEA. Dengan semangat nasionalisme dengan tetap mengedepankan profesionalisme para pelaku Koperasi dan
UMKM harus tetap berkembang sesuai dengan perkembangan, adapun perkembangan UMKM di Indonesia seperti terlihat pada tabel berikut.
Tabel 1.2 Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah UMKM dan Usaha Besar UB
Tahun 2010-2011
JUMLAH PANGSA
JUMLAH PANGSA
JUMLAH 1
2 3
4 5
6 7
8 9
1 UNIT USAHA A+B
Unit 53.828.569
55.211.396 1.382.827
2,57 A. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM
Unit 54.114.821
100,53 55.206.444
99,99 1.091.623
2,02 - Usaha Mikro UMi
Unit 53.504.416
99,40 54.559.969
98,82 1.055.553
1,97 - Usaha Kecil UK
Unit 568.397
1,06 602.195
1,09 33.798
5,95 - Usaha MenengahUM
Unit 42.008
0,08 44.280
0,08 2.272
5,41 B. Usaha Besar UB
Unit 5.150
0,01 4.952
0,01 198
3,84 2
TENAGA KERJA A+B Orang
100.991.962 104.613.681
3.621.719 3,59
A. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM Orang
98.238.913 97,27
101.722.458 97,24
3.483.545 3,55
- Usaha Mikro UMi Orang
91.729.384 90,83
94.957.797 90,77
3.228.413 3,52
- Usaha Kecil UK Orang
3.768.885 3,73
3.919.992 3,75
151.107 4,01
- Usaha MenengahUM orang
2.740.644 2,71
2.844.669 2,72
104.025 3,80
B. Usaha Besar UB Orang
2.753.049 2,73
2.891.224 2,76
138.175 5,02
3 PDB ATAS DASAR HARGA BERLAKU A+B
Rp. Milyar 6.068.762,8
7.445.344,6 1.376.581,8
22,68 A. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM
Rp. Milyar 3.411.574,7
56,22 4.321.830,0
58,05 910.255,3
26,68 - Usaha Mikro UMi
Rp. Milyar 2.011.544,2
33,15 2.579.388,4
34,64 567.844,2
28,23 - Usaha Kecil UK
Rp. Milyar 596.884,4
9,84 740.271,3
9,94 143.386,9
24,02 - Usaha MenengahUM
Rp. Milyar 803.146,0
13,23 1.002.170,3
13,46 199.024,2
24,78 B. Usaha Besar UB
Rp. Milyar 2.657.188,1
43,78 3.123.514,6
41,95 466.326,5
17,55 4
PDB ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 A+B Rp. Milyar
2.217.947,0 2.377.110,0
159.163,0 7,18
A. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM Rp. Milyar
1.282.571,8 57,83
1.369.326,0 57,60
86.754,2 6,76
- Usaha Mikro UMi Rp. Milyar
719.070,2 32,42
7.612.288,0 32,02
42.158,6 5,86
- Usaha Kecil UK Rp. Milyar
239.111,4 10,78
261.315,8 10,99
22.204,4 9,29
- Usaha MenengahUM Rp. Milyar
324.390,2 14,63
346.781,4 14,59
22.391,2 6,90
B. Usaha Besar UB Rp. Milyar
935.375,2 42,17
1.007.784,0 42,40
72.408,8 7,74
5 TOTAL EKSPOR NON MIGAS A+B
Rp. Milyar 1.112.719,9
1.140.451,1 27.731,2
2,49 A. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM
Rp. Milyar 175.894,9
15,81 187.441,8
16,44 11.546,9
6,56 - Usaha Mikro UMi
Rp. Milyar 16.687,5
1,50 17.249,3
1,51 561,8
3,37 - Usaha Kecil UK
Rp. Milyar 38.001,0
3,42 39.311,7
3,45 1.310,7
3,45 - Usaha MenengahUM
Rp. Milyar 121.206,4
10,89 130.880,8
11,48 9.674,4
7,98 B. Usaha Besar UB
Rp. Milyar 936.825,0
84,19 953.009,3
83,56 16.184,3
1,73 6
INVESTASI ATAS DASAR HARGA BERLAKU A+B Rp. Milyar
1.923.437,2 1.982.721,2
592.840,0 3,08
A. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM Rp. Milyar
927.117,5 48,20
992.205,2 50,04
65.087,7 7,02
- Usaha Mikro UMi Rp. Milyar
150.784,4 7,84
155.182,6 7,83
4.398,2 2,92
- Usaha Kecil UK Rp. Milyar
343.048,9 17,84
355.305,9 17,92
12.257,0 3,57
- Usaha MenengahUM Rp. Milyar
433.284,2 22,53
481.716,7 24,30
484.326,0 11,18
B. Usaha Besar UB Rp. Milyar
996.319,7 51,80
990.516,0 49,96
5.803,7 0,58
7 INVESTASI ATAS OASAR HARGA KONSTAN 2000 A+B
Rp. Milyar 511.248,0
531.342,6 20.094,7
3,93 A. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM
Rp. Milyar 247.139,5
45,34 260.934,8
49,11 13.795,3
5,58 - Usaha Mikro UMi
Rp. Milyar 42.240,1
8,26 42.351,3
7,97 111,2
0,26 - Usaha Kecil UK
Rp. Milyar 93.856,6
18,36 94.779,4
17,84 922,8
0,98 - Usaha MenengahUM
Rp. Milyar 111.042,8
21,72 123.804,1
23,30 12.761,3
11,49 B. Usaha Besar UB
Rp. Milyar 264.108,5
51,66 270.407,9
50,89 6.299,4
2,39
Keterangan: Sumber Data:
Angka Sementara Badan Pusat Statistik BPS Tahun 2010
Kementerian Koperasi dan UKM diolah Tahun 2011
TAHUN 2011 PERKEMBANGAN TAHUN
2010-2011 NO
INDIKATOR SATUAN
TAHUN 2010
7 Kendati Bali sama sekali tidak memiliki sumber minyak dan gas bumi migas,
namun perekonomian Bali banyak didukung oleh sektor pertanian, pariwisata dan sektor jasa-jasa sebagai pendukung pariwisata, serta ekonomi kreatif dan UMKM yang
merupakan
multiplier effect
dari pesatnya pertumbuhan pariwisata. Ekonomi Bali yang dominan dipengaruhi oleh kinerja pariwisata, tentu tidak terlepas dari peranan sektor
industri pengolahan, terutama industri kerajinan sebagai pendukung kemajuan kepariwisataan di Bali. Kinerja ekonomi Bali banyak disokong oleh keberadaan
usahaperusahaan UMKM. Produk hasil kerajinan maupun olahan yang dipasarkan para pelaku usahaperusahaan UMKM di Bali sangat mengandalkan kedatangan wisatawan baik
wisatan asing maupun wisatawan domestik. Saat ini, sudah cukup banyak produk kerajinan Bali yang dapat diproduksi oleh perusahaanusaha UMKM. Lihat saja, tren Pasar Oleh-
Oleh Bali yang tidak pernah sepi dari pengunjung domestik. Hal ini mengindikasikan bahwa kerajinan Bali sangat diminati kalangan konsumen domestik, terlebih dengan cukup
prospektifnya pasar dalam negeri. Di samping pasar domestik, produk yang dihasilkan usahaperusahaan UMKM Bali juga sangat diminati kalangan wisatawan mancanegara
wisman yang berkunjung ke Bali. Sekedar gambaran, berdasarkan hasil Sensus Ekonomi tahun 2006, Bali hingga kini memiliki usahaperusahaan yang bergelut di UMKM
sebanyak 83.052 unit atau 21,92 persen dari total jenis usaha sebanyak 378.798 unit yang tersebar di delapan kabupaten dan satu kota di provinsi ini. Jika diklasifikasikan
berdasarkan jumlah tenaga kerja yang ada, maka jumlah industri mikro jumlah tenaga kerja 1-4 orang sebanyak 76.553 unit usaha dan jumlah industri kecil jumlah tenaga kerja
5-19 orang sebanyak 6.493 unit usaha. Seluruh kegiatan IMK ini mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 174,9 ribu orang atau sebesar 17,89 persen dari tenaga kerja yang ada di
Provinsi Bali
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 440851Th. IV, 1 Agustus 2013
. Berdasarkan data yang diperoleh dari Koperasi dan UMKM, jumlah UMKM tahun
2014 sebanyak 265,558 unit yang terdiri dari industri formal dan informal, yang tersebar di delapan Kabupaten dan satu Kota di Provinsi Bali, dari jumlah tersebut 61,648 unit adalah
industri formal, sedangkan industri informal sebanyak 203,910 unit. Dari jumlah tersebut 34,56 berada di Kabupaten Gianyar yang merupakan jumlah terbesar bila dibandingkan
dengan KabupatenKota yang ada di Provinsi Bali, sedangkan jumlah Koperasi yang ada di Provinsi Bali sampai dengan tahun 2014 sebanyak 4.836 unit yang terdiri dari 4,803 unit
Koperasi Primer dan 33 Koperasi Sekunder. Dilihat dari perkembangannya koperasi primer mengalami pertumbuhan 3.53 pertahunnya, sedangkan koperasi sekunder
8 pertumbuhannya stagnan. Dari jumlah tersebut jumlah anggota juga mengalami
pertumbuhan pertahunnya rata-rata 3,85, ditahun 2014 pertumbuhannya sebesar 4,90. Hal ini sangat mengembirakan karena sebagian besar masyarakat sudah mulai menyadari
pentingnya koperasi sebagai penggerak ekonomi masyarakat yang terbawah, di mana kondisi ini terlihat dari jumlah modal sendiri di tahun 2014 mengalami peningkatan
sebesar 10,57 dari tahun 2013. Sehingga dengan demikian akan menyebabkan asset yang dimiliki juga mengalami meningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 27,64 dari
tahun 2013. Sedangkan perkembangan tenaga kerja yang diserap di tahun 2014 sebesar 4,61, yang mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan tahun 2013 mampu
menyerap tenaga kerja sebesar 7,74. Dengan melihat perkembangan Koperasi di Bali tahun 2014 cukup mengembirakan dari tahun-tahun sebelumnya, hal ini sesuai dengan apa
yang diamanatkan pada pasal 33 UUD 45, sebagai soko guru perekonomian bangsa.