Metode Pembersihan Gigitiruan TINJAUAN PUSTAKA

dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang gelombang sinar tampak adalah 380-750 nm. Sehingga semua sinar yang dapat dilihat oleh mata manusia seperti putih, merah, biru, hijau, dan lainnya. Sampel yang dapat dianalisa dengan metode ini hanya sampel yang memiliki warna. Oleh karena itu, untuk sampel yang tidak memiliki warna harus terlebih dahulu dibuat berwarna dengan menggunakan reagent spesifik yang akan menghasilkan senyawa berwarna. 21

2.4.3 Spectrophotometer UV Ultraviolet

Pada spektrofotometer ini cara kerjanya berdasarkan interaksi sampel dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sumber sinar digunakan lampu deuterium. Sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata kita, maka senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna, bening, dan transparan. Oleh karena itu, sampel tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna dengan penambahan reagent tertentu. Bahkan sampel dapat langsung dianalisa meskipun tanpa preparasi. 21

2.4.4 Spectrophotometer UV-Visible

Spektrofotometer ini merupakan gabungan antara spektrofotometer UV dan Visible. Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan Visible. Untuk sistem spektrofotometer, UV-Visible paling banyak tersedia dan populer digunakan. Kemudahan metode ini adalah dapat digunakan baik untuk sampel berwarna dan tidak berwarna. 21,22

2.5. Metode Pembersihan Gigitiruan

Secara ideal bahan pembersih gigitiruan hendaknya mempunyai karakteristik sebagai berikut: 8 a. Tidak toksik, mudah hilang dan tidak meninggalkan sisa bahan yang bersifat mengiritasi. b. Mempunyai kemampuan melarutkan tumpukan bahan organik dan anorganik yang terdapat pada gigitiruan. Universitas Sumatera Utara c. Tidak merusak bahan-bahan yang dipergunakan dalam pembuatan gigitiruan. d. Stabil dalam penyimpanan. e. Bersifat bakterisid dan fungisid. f. Praktis dan tidak memerlukan waktu lama dalam pembuatan dan penggunaan. Denture stomatitis adalah salah satu penyakit rongga mulut yang sering terjadi pada pengguna gigitiruan penuh. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang turut berkontribusi terhadap terjadinya denture stomatitis adalah kurangnya menjaga kebersihan gigitiruan. Pemakai gigitiruan dengan basis resin akrilik perlu memperhatikan kebersihan gigitiruan yang dipakai untuk menjaga kesehatan rongga mulut. Perawatan gigitiruan yang tidak benar dapat memberi efek merugikan yang serius pada gigitiruan dan kesehatan jaringan pendukung di dalam rongga mulut. Kehadiran plak pada gigitiruan dan laju akumulasi plak secara langsung dikaitkan dengan keberadaan saliva yang kaya protein dan ditambah lagi dengan sifat mikroporus basis gigitiruan menyebabkan penumpukan mikroorganisme, serta pembentukan kalkulus didalam rongga mulut. Untuk mencegah hal itu terjadi maka dibutuhkan suatu bahan dan metode untuk membersihkan gigitiruan. 1,8 Pada umumnya ada dua cara yang sering digunakan untuk melakukan pembersihan pada gigitiruan, yaitu cara mekanik dan kimia. Pembersihan cara mekanik menggunakan alat ultrasonic cleaner atau sikat gigi dengan atau tanpa bahan abrasif yang efektif dalam menghilangkan plak, namun jika dilakukan berulang-ulang dapat menyebabkan keausan pada basis gigitiruan resin akrilik sehingga dapat menyebabkan gigitiruan menjadi tidak retentif. Pembersihan secara kimia dapat dilakukan dengan cara merendam gigitiruan dalam larutan pembersih. Perendaman dapat dilakukan selama 15 menit, 30 menit, 1 jam, dan sepanjang malam tergantung bahan pembersih yang digunakan. Bahan pembersih gigitiruan yang paling sering digunakan adalah alkalin peroksida dan hipoklorit. 1,8 Universitas Sumatera Utara Gambar 3. Perendaman gigi tiruan dalam larutan pembersih 2.6 Jambu Biji 2.6.1 Penyebaran Jambu Biji