2.2 Resin Akrilik Polimerisasi Panas
Resin akrilik polimerisasi panas merupakan suatu polimer yang paling banyak digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan gigitiruan. Fungsi utama dari
penggunaan resin akrilik polimerisasi panas adalah sebagai basis gigitiruan untuk menyangga gigitiruan agar tetap berada pada protesa. Selain itu, akrilik juga
mempunyai peran dalam penyebaran daya kunyah selama proses pengunyahan.
1
Resin akrilik merupakan pilihan utama dalam pembuatan basis gigitiruan. Pemilihan resin akrilik mempunyai keunggulan dibandingkan dengan bahan lain.
Resin akrilik mempunyai kelebihan sebagai basis gigitiruan yaitu memiliki tampilan warna dan translusen yang alami, mudah diproses dan diperbaiki, serta harganya yang
terjangkau.
1,2,7
Pada umumnya resin akrilik polimerisasi panas dapat diproses dengan dua siklus. Siklus panjang dengan cara menempatkan kuvet di dalam waterbath dimulai dengan
suhu 0
o
C hingga mencapai 74
o
C selama 8 jam atau lebih, atau bisa juga dengan siklus pendek yaitu dengan cara pemrosesan yang dimulai dari suhu 0
o
C hingga mencapai 74
o
C dalam waterbath kurang lebih selama 1,5 jam dan kemudian temperatur ditingkatkan sampai pada suhu 100
o
C selama 1 jam.
7
2.2.1 Komposisi
Pada dasarnya komposisi bahan resin akrilik polimerisasi panas terdiri dari bubuk dan cairan. Bubuk pada bahan resin jenis ini ada yang bersifat transparan, sewarna
gigi, atau berwarna merah muda seperti gingiva. Cairannya tersedia dalam botol berwarna coklat untuk mencegah premature polymerization yang bisa disebabkan
oleh cahaya atau radiasi ultraviolet pada saat penyimpanan.
1,2,7
Komposisi resin akrilik polimerisasi panas terdiri dari:
1,7
1. Bubuk
Polimer : butiran atau granul poli metil metakrilat Inisiator : benzoil peroksida 0,2-0,5
Zat warna : merkuri sulfit atau cadmium sulfit, atau pewarna organik
Universitas Sumatera Utara
2. Cairan Monomer : metil metakrilat
Inhibitor : hidrokuinon 0,006 Agen Cross-Linked : etilen glikol dimetil metakrilat 1-2
2.2.2 Reaksi Polimerisasi
Proses polimerisasi dapat dicapai dengan menggunakan panas dan tekanan. Reaksinya dapat digambarkan sebagai berikut:
1
Bubuk polimer + Cairan monomer + Panas eksternal Polimer + Panas
reaksi.
1,2
Gambar 2. Reaksi polimerisasi resin akrilik polimerisasi panas Tahap-tahap polimerisasi antara lain:
1,5,7
Universitas Sumatera Utara
1. Induksi
Masa induksi merupakan masa berubahnya molekul dari isolator menjadi bertenaga atau bergerak dan memulai memindahkan energi pada molekul monomer.
Tinggi rendahnya suhu dipengaruhi oleh masa induksi. 2.
Propagasi Merupakan tahap dimana radikal bebas dapat bereaksi dengan monomer.
Berlangsungnya reaksi tersebut menyebabkan terbentuknya rantai polimer. 3.
Terminasi Merupakan tahap yang terjadi bila radikal bebas yang terbentuk bereaksi
membentuk suatu molekul yang stabil. 4.
Transfer rantai chains transfer Merupakan tahap pengikatan antar rantai polimer dan monomer.
2.2.3 Manipulasi
Pada umumnya resin akrilik polimerisasi panas dapat diproses dalam sebuah kuvet dengan menggunakan teknik compression-moulding. Perbandingan polimer dan
monomer biasanya 3:1 berdasarkan volumenya atau bisa juga 2:1 berdasarkan berat. Setelah bubuk dan cairan dicampur dengan perbandingan yang tepat, adonan atau
campuran akrilik akan mengalami empat tahap yaitu:
1,2
a. Tahap pertama: basah, seperti pasir wet sand stage
b. Tahap kedua: tahap lengket dan berserabut jika ditarik tacky fibrous selama
polimer mulai larut dalam monomer sticky stage c.
Tahap ketiga: tahap lembut seperti adonan yang halus, homogen, dan liat. Tahap ini merupakan waktu yang paling tepat untuk memasukkan adonan ke dalam
mould. d.
Tahap keempat: tahap kaku seperti karet rubbery-hard stage
2.2.4 Sifat-sifat