BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pestisida 2.1.1 Pengertian Pestisida
Pengertian pestisida luas sekali karena meliputi produk-produk yang digunakan di bidang pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakankesehatan
hewan, perikanan, dan kesehatan masyarakat Djojosumarto,P., 2009.
Istilah pestisida merupakan terjemahan dari pestiside Inggris yang berasal dari bahasa latin pestis dan caedo yang bisa diterjemahkan secara bebas
menjadi racun untuk mengendalikan jasad pengganggu. Istilah jasad pengganggu pada tanaman sering jugga disebut dengan organisma pengganggu tanaman OPT
Wudianto, R., 1997. Menurut pasal 1 ayat a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
7 Tahun 1973 tentang Pengawasan atas Peredaran, Penyimpanan, dan Penggunaan Pestisida. Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan
virus yang digunakan untuk a
Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang merusak tanaman, bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian
b Memberantas rerumputan
c Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan
Universitas Sumatera Utara
d Mematikan atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian
tanaman tidak termasuk pupuk e
Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan piaraan dan ternak
f Memberantas atau mencegah hama-hama air
g Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik
dalam rumah tangga, bangunan dan dalam alat-alat pengangkutan h
Memberantas atau pencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan
penggunaan pada tanaman, tanah atau air Komisi Pestisida, 2004. Pestisida sering digunakan sebagai pilihan utama untuk memberantas
organisma pengganggu tanaman. Sebab, pestisida mempunyai daya bunuh yang tinggi, penggunaannya mudah, dan hasilnya cepat untuk diketahui. Namun, bila
aplikasinya kurang bijaksana dapat membawa dampak pada pengguna, hama sasaran, maupun lingkungan yang sangat berbahaya. Dampak buruk tersebut
antara lain sebagai berikut. 1.
Bisa mengakibatkan keracunan bagi pengguna secara cepat ataupun lambat
2. Meracuni inang
3. Resistensi pada hama akibat penggunaan pestisida yang berbahan aktif
atau kelompok senyawa yanag sama secara terus menerus dengan dosis yang tidak tepat.
4. Terjadinya resurjensi, yaitu populasi hama generasi berikutnya justru
meningkat setelah aplikasi pestisida. Kemudian ini merupakan akibat ikut
Universitas Sumatera Utara
terbunuhnya musuh alami saat dilakukan aplikasi pestisida.dapat juga karena terjadinya perangsangan produksi telur hama akibat penggunaan
insektisida tertentu pada tingkat dosis tertentu. 5.
Munculnya hama sekunder. Dengan dibasminya hama utama, musuh alami hama utama dan bahkan musuh alami hama sekunder ikut terbunuh.
Akibatnya ham sekunder berkembang pesat dan malah berperan menjadi hama utama.
6. Merusak makhluk berguna misalnya serangga penyerbuk, predator,
parasit, dan patogen. 7.
Mencemari lingkungan, misalnya perairan, udara, dan sebagainya. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan tersebut, produk pestisida
sebaiknya memenuhi kriteria berikut. 1.
Mempunyai toksisitas oral yang rendah. 2.
Mempunyai toksisitas dermal yang rendah. 3.
Tidak persisten. Pestisida tidak bertahan di dalam tanah, tanaman dan perairan. Sebagai contoh Aldrin dan Dieldrin bisa bertahan samapai 10
tahun dalam tanah. Oleh karena itu pestisida berbahan aktif ini tidak diizinkan penggunaannya di Indonesia.
4. Tidak meninggalkan residu pada tanaman.
5. Tidak berakumulasi.
6. Efektif terhadap organisma sasaran.
7. Mempunyai spektrum yang sempit atau selektivitasnya tinggi. Artinya
yang terbunuh hanya jasad pengganggu, sedangkan jasad hidup yang lain tidak ikut terbunuh.
Universitas Sumatera Utara
8. Tidak fitotoksis, yaitu tidak meracuni tanaman itu sendiri.
9. Tidak menimbulkan resistensi atau timbulnya sifat kekebalan terhadap
organisma pengganggu atau organisme sasaran. 10.
Mudah didapat dan murah harganya. 11.
Tidak mudah terbakar atau meledak. 12.
Dapat disimpan lama tanpa mengurangi kualitas. 13.
Tidak merusak alat Wudianto, R., 1997. Untuk menghidari dampak negatif akibat penggunaan pestisida dan
sekaligus meningkatkan efektivitas penggunaannya, pemerintah memalui sistem
peraturan dan perundang-undangan telah mengatur peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida
di seluruh wilayah Indonesia Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973. Sebelum diedarkan dan sampai ke tangan petani,pestisida
harus terlebih dahulu dievaluasi oleh Komisi Pestisida. Komisi yang berada dalam naungan Departemen Pertanian ini berfungsi untuk memberi izin dan mengawasi
penggunaan pestisidda di seluruh Indonesia Komisi Pestisida, 2007. Untk mengawasi penggunaan pestisida di seluruh Indonesia, pemerintah telah
menjabarkannya dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 07PermentanSR.14022007 Pasal 1 yaitu ikut mengatur pendistribusian dan
penggunaan pestisida. Pengawasan pestisida bertujuan untuk: 1.
Melindungi kesehatan manusia, 2.
Melindungi kesehatan alam dan lingkungan hidup, 3.
Menjamin mutu dan efektifitas pestisida, dan 4.
Memberikan perlindungan kepada produsen, pengedar dan pengguna pestisida Hasibuan R., 2015.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Jenis Pestisida dan Cara Kerjanya
Pestisida diklasifikasikan menjadi beberapa macam sesuai dengan sasaran yang akan dikendalikan yaitu :
1. Insektisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang
bisa mematikan semua jenis serangga. 2.
Fungisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun dan bisa digunakan untuk memberantas dan mencegah fungi cendawan.
3. Bakterisida adalah seyawa yang mengandung bahan aktif beracun yang
bisa membunuh bakteri. 4.
Nematisida adalah racun yang dapat mengendalikan nematoda. 5.
Akarisida atau sering juga disebut dengan mitisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang digunakan untuk membunuh
tungau, caplak, dan laba-laba. 6.
Rodentisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang digunakan untuk mematikan berbagai jenis binatang pengerat, misalnya
tikus. 7.
Moluskisida adalah pestisida untuk membunuh moluska, yaitu siput telanjang, siput setengah telanjang, sumpil, bekicot, serta trisipan yang
banyak terdapat di tambak. 8.
Herbisida adalah bahan senyawa beracun yang dapat dimanfaatkan untuk membunuh tumbuhan pengganggu yang disebut gulma.
9. Pestisida lain merupakan pestisida yang masih jarang digunakan sehingga
dipasaran bisa dikatakan sulit ditemukan. Pestisida tersebut adalah :
Universitas Sumatera Utara
a. Pisisida, adalah senyawa kimia beracun untuk memngendalikan ikan
mujair yang menjadi hama di dalam tambak atau kolam b.
Algisida, merupakan pestisida pembunuh ganggang. c.
Avisida, pestisida pembunuh burung d.
Larvisida, pestisida pembunuh ulat e.
Pedukulisida, pestisida pembunuh kutu f.
Silvisida, pestisida pembunuh pohon hutan atau pembersih sisa-sisa pohon
g. Ovisida, pestisida perusak telur
h. Piscisida, pestisida pembunuh predator
i. Termisida, pestisida pembunuh rayap
j. Arborisida, pestisida pembunuh pohon, semak, dan belukar
k. Predasida, pestisida pembunuh hama vertebrata.
10. Pestisida berperan ganda adalah pestisida untuk membasmi 2 atau 3
golongan OPT. Berikut jenis pestisida yang dimaksud sesuai yang terdaftar di Komisi Pestisida.
a. Akarisida, fungisida yang berguna untuk mengendalikan penyakit
jamur dan tungau b.
Akarisida, insektisida c.
Arborisida, Herbisida d.
Fungisida, Insektisida dan nematisida e.
Fungisida f.
Fungisida, nematisida g.
Insektisida, fungisida untuk pengawet kayu Wudianto, R., 1997.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Sifat-sifat Ideal Pestisida
Pestisida merupakan sarana produksi pertanian yang mahal dan merusak lingkungan. Oleh karena itu penggunaannya harus secara rasional dengan
mempertimbangkan sifat kimia dan sifat fisika pestisida, biologi dan ekologi jazat pengganggu, serta musuh alami Widianto,R., 1997.
Para ahli kimia tidak henti-hentinya mencoba mencari pestisida yang ideal. Kemajuan telah banyak diperoleh, tetapi sebegitu jauh, pestisida yang benar-benar
ideal belum ada. Dari berbagai sumber, sifat-sifat ideal yang seyogianya dipunyai oleh pestisida adalah sebagai berikut :
1. Sifat Biologi
a. Efikasi biologis optimal dengan kata lain efektif
b. Takaran aplikasi rendah, tidak terlampau membebani lingkungan
c. Toksisitas terhadap mamalia rendah LD
56 -
nya tinggi sehingga kurang membahayakan penggunaan, konsumen, dan lingkungan
d. Sasarannya spesifik, khususnya untuk insektisida
e. Selektif
f. Tidak cepat menimbulkan resistensi dan resurjensi
2. Sifat Kimia Fisik
a. Tidak persisten
b. Tidak mudah menembus kulit manusia
3. Formulasi
a. Diformulasi dalam bentuk yang mendukung keselamatan pengguna,
konsumen, dan lingkungan
Universitas Sumatera Utara
b. Formulasinya cukup stabil
c. Mudah diaplikasikan Djojosumarto,P., 2009.
2.2 Insektisida Organofosfat 2.2.1 Pengertian Insektisida Organofosfat