12
2.2 Return Saham
Return dapat diartikan sebagai tingkat keuntungan yang diperoleh atau diharapkan dari suatu investasi dalam periode tertentu yang akan diperoleh dimasa
yang akan dating. Return ini dibedakan menjadi dua, yaitu return realisasi yang sudah terjadi dan return ekspektasi yang belum terjadi diharapkan terjadi di masa
yang mendatang. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan dan juga berguna sebagai dasar penentuan return
ekspektasi dan risiko dimasa yang akan datang. Return saham terdiri dari capital gain dan dividend yield. Capital gain adalah selisih antara harga jual dan harga
beli saham per lembar dibagi dengan harga beli, dan dividend yield adalah dividen per lembar dibagi dengan harga beli saham per lembar.
Melalui investasi, investor berkeinginan mendapatkan keuntungan yang sebesar mungkin. Namun, perlu dipahami bahwa hubungan risiko dengan return
adalah berbanding lurus. Semakin besar return yang diharapkan maka semakin besar pula risiko yang harus ditanggung.
Rate of return merupakan ukuran terhadap hasil suatu investasi. Dalam melakukan investasi, orang akan memilih investasi yang akan memberikan hasil
rate of return yang tinggi. Rate of return saham dinyatakan sebagai berikut :
Rate of return saham =
� Harga Jual −Harga Beli �+ Dividen Harga Beli
Expected return pengembalian yang diharapkan dari portofolio secara sederhana adalah rata-rata tertimbang dari tingkat pengembalian yang diharapkan
dari masing-masing saham. Expected return dari portofolio dapat dihitung sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
13
E R
p
= ∑
�
� �=1
R
1
X
1
Dimana : ER
p
= ER dari portofolio ER
1
= ER dari investasi saham i X
i
= proporsi dana yang diinvestasikan pada saham i
2.3. Risiko Saham
Risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan expected return dengan tingkat pengembalian aktual actual
return.Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya Halim, 2005
Dalam konteks portofolio risiko dibedakan menjadi dua, yaitu risiko sistematis systematic risk dan risiko tidak sistematis unsystematic risk. Risiko
sistematis merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang
dapat memengaruhi pasar secara keseluruhan. Misalnya perubahan tingkat bunga, kebijakan pemerintah, kurs valuta asing, dan sebagainya. Risiko ini juga disebut
risiko yang tidak dapat didiversifikasi undiversifiable risk. Risiko tidak sistematis merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan
diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Misalnya faktor struktur modal, struktur aset, tingkat likuiditas, tingkat
keuntungan, dan sebagainya. Risiko ini disebut juga risiko yang dapat didiversifikasi diversifiable risk.
Universitas Sumatera Utara
14
Berikut beberapa jenis risiko investasi yang mungkin timbul dan perlu dipertimbangkan dalam membuat keputusan investasi :
1 Risiko bisnis business risk, merupakan risiko yang timbul akibat
menurunnya profitabilitas perusahaan emiten. 2
Risiko likuiditas liquidity risk, merupakan risiko yang berkaitan dengan kemampuan saham yang bersangkutan untuk dapat segera diperjualbelikan
tanpa mengalami kerugian yang berarti. 3
Risiko pasar market risk, merupakan risiko yang timbul akibat kondisi perekonomian negara yang berubah-ubah dipengaruhi oleh resesi dan
kondisi perekonomian lain. 4
Risiko daya beli purchasing power-risk, merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan tingkat inflasi.
5 Risiko mata uang currency risk, merupakan risiko yang timbul akibat
pengaruh perubahan nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang negara lain.
6 Risiko tingkat bunga interest rate risk, merupakan risiko yang timbul
akibat perubahan tingkat bunga yang berlaku dipasar. Risiko-risiko di atas satu sama lain tidak saling berhubungan, tetapi dapat
terjadi secara bersamaan. Risiko nomor 1 sampai dengan 2 termasuk risiko yang dapat dihindari risiko tidak sistematis, sedangkan risiko nomor 3 sampai dengan
6 termasuk risiko utama yang tidak dapat dihindari risiko sistematis. Risiko portofolio saham sangat berbeda dari rata-rata risiko masing-
masing saham dalam portofolio tersebut. Risiko individual dapat diperkecil
Universitas Sumatera Utara
15
dengan membentuk portofolio, hal ini dilakukan dengan harapan apabila terjadi penurunan pengembalian saham yang lain satu saham akan ditutup oleh kenaikan
pengembalian saham yang lain,dengan syarat koefisien korelasi kedua saham tersebut negatif. Varian portofolio dua saham dapat lebih kecil daripada varian
masing-masing saham dalam portofolio. Dengan demikian dapat diketahui bahwa risiko portofolio dipengaruhi
oleh: 1
Risiko masing-masing saham. 2
Proporsi dana yang diinvestasikan pada masing-masing saham. 3
Kovarians covariance atau koefisien korelasi antarsaham dalam portofoliio.
4 Jumlah saham yang membentuk portofolio.
Salah satu pengukur risiko adalah deviasi standar atau varian yang merupakan kuadrat dari deviasi standar. Pengukuran ini digunakan untuk
mengukur risiko dari seberapa besar nilai tiap-tiap item meyimpang dari rata- ratanya. Risiko portofolio juga dapat diukur dengan besarnya deviasi standar atau
varian dari nilai-nilai return sekuritas-sekuritas tunggal yang ada di dalamnya.
2.4. Portofolio Saham