Model Indeks Tunggal Penelitian Terdahulu

17 2 Fungsi utilitas dan kurva indiferen Fungsi utilitas bisa diartikan sebagai suatu fungsi matematis yang menunjukkan nilai dari semua alternatif pilihan yang ada. Dalam konteks manajemen portofolio, fungsi utilitas menunjukkan preferensi seorang investor terhadap berbagai pilihan investasi dari masing-masing risiko dan tingkat pendapatan yang diharapkan. 3 Aset berisiko dan aset bebas risiko Aset berisiko adalah aset-aset yang tingkat pendapatan aktualnya di masa depan masih mengandung ketidakpastian. Salah satu contoh aset berisiko adalah saham. Sedangkan aset bebas risiko merupakan aset yang tingkat pengembalian di masa depan sudah dapat dipastikan pada saat ini, dan ditunjukkan oleh varians pendapatan yang sama dengan nol. Salah satu contoh aset bebas risiko adalah obligasi jangka pendek yang diterbitkan oleh pemerintah.

2.5. Model Indeks Tunggal

Model indeks tunggal merupakan sebuah model yang didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Model indeks tunggal single index model pertama kali dikembangkan oleh William Sharpe tahun 1963 yang bertujuan untuk menyederhanakan perhitungan pada model Markowitz. Di samping itu, model indeks tunggal dapat juga digunakan untuk menghitung pendapatan yang diharapkan dan risiko portofolio. Universitas Sumatera Utara 18 Jogiyanto 2003:246 menyatakan model indeks tunggal menggunakan asumsi-asumsi yang merupakan karakteristik model ini, sehingga menjadi berbeda dengan model-model lain, yaitu sebagai berikut: 1. Beta dari portofolio β p merupakan rata-rata tertimbang dari beta masing- masing sekuritas β i 2. Alpha dari portofolio α p juga merupakan rata-rata tertimbang dari alpha tiap- tiap sekuritas α i Asumsi-asumsi dari model indeks tunggal mempunyai implikasi bahwa sekuritas bergerak bersama-sama bukan karena efek di luar pasar misalnya efek dari industriperusahaan itu sendiri, melainkan karena hubungan umum terhadap indeks pasar. Asumsi-asumsi ini digunakan untuk menyederhanakan masalah. Portofolio yang optimal akan berisi saham-saham yang mempunyai nilai rasio ERB yang tinggi. Saham-saham dengan nilai ERB yang rendah tidak dapat dimasukkan ke dalam portofolio. Untuk menentukan nilai ERB terendah yang dapat dimasukkan ke dalam portofolio, digunakan titik pembatas Cut off point yang menentukan nilai ERB lebih besar dari Cut off point akan dimasukkan dalam portofolio. Sebaliknya untuk nilai ERB yang lebih kecil dari Cut off point akan dikeluarkan dari portofolio karena akan menghasilkan pendapatan yang bernilai negative mengalami kerugian. Excess Return to Beta ERB dengan menggunakan formula sebagai berikut: ERB = i i i R R E β − Universitas Sumatera Utara 19 Dimana : ER i = return ekspektasi berdasarkan model indeks tunggal untuk sekuritas ke-i R f = risk free rate β i = beta saham i

2.6. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang mengkaji tentang pemilihan saham dan portofolio optimal telah banyak dilakukan oleh peneliti terdahulu. diantaranya penelitian Bawasir dan Sitanggang 1994 menggunakan Cut-off Rate dalam memilih saham untuk membentuk portofolio optimal dengan batas efisiensi C. Penelitian memfokuskan pada pengujian perbedaan pilihan portofolio antara investor asing dan investor domestik. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa tidak ada perbedaan antara investor domestik asing dengan investor domestik dalam pemilihan saham pembentuk portofolio optimal. Investor asing dan investor domestik tidak memilih saham dalam batas efisien C untuk membentuk portofolio. Rasionalitas investor dapat dilihat dari cara mereka menentukan portofolio optimal, yang dipengaruhi oleh preferensi investor terhadap return dan risiko. Sukarno 2007 yang menganalisis pembentukan portofolio optimal saham menggunakan metode single indeks di bursa efek Jakarta. Portofolio optimal pada penelitian ini dibentuk oleh saham yang mempunyai return tertinggi pada tingkat risiko yang relatif sama. Dari hasil hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara return saham kandidat dengan return Universitas Sumatera Utara 20 saham non kandidat. rata-rata return saham kandidat lebih tinggi 24,43 dibandingkan rata-rata return saham non kandidat 11,53. Penelitian Yeprimar 2009 yang menganalisis penentuan saham optimal di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan model indeks tunggal dan model random menyatakan bahwa penentuan portofolio dengan model indeks tunggal memberikan return yang optimal dibandingkan dengan penentuan portofolio dengan secara random atau acak. Sulistyowati 2012 meneliti pembentukan portofolio optimal pada saham LQ-45 periode Agustus 2008-Januari 2011 dengan model indeks tunggal menyimpulkan bahwa terdapat tujuh saham yang masuk kandidat portofolio optimal, yaitu: BBNI, SMGR, UNTR, LISP, BBCA, ASII, dan INDF. Penelitian ini menyatakan bahwa walaupun termasuk kedalam kandidat portofolio, akan tetapi rata-rata frekuensi perdagangan saham kandidat portofolio menunjukkan bahwa investor tidak memilih saham berdasarkan cut-off point C selama Agustus 2008-Januari 2011. Penelitian Suramaya 2013 tentang pembentukan portofolio optimal saham-saham pada periode bullish di Bursa Efek Indonesia menyatakan bahwa ada perbedaan return saham dari kandidat portofolio dibandingkan dengan return saham non kandidat portofolio. Namun hasil pengujian hipotesis kedua menyatakan bahwa tidak ada perbedaan dalam risiko saham yang termasuk dalam kandidat portofolio dibandingkan dengan non kandidat portofolio. Penelitian ini menggunakan model indeks tunggal. Universitas Sumatera Utara 21 Dari penelitian terdahulu dia atas, maka dapat dilihat pada Tabel 2.1. ringkasan peneliti terdahulu sebagai berikut : Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu NAMA PENELITI JUDUL PENELITIAN ALAT ANALISIS HASIL PENELITIAN Bawasir dan Sitanggang 1994 Memilih Saham Untuk Portofolio Optimal Cut-off Rate Tidak ada perbedaan antara investor asing dan domestik dalam pemilihan portofolio. Investor asing tidak menggunakan C untuk membentuk portofolio Mokhamad Sukarno 2007 Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham Menggunakan Metode Single Indeks di Bursa Efek Jakarta Metode Single Indeks Terdapat perbedaan signifikan antara return saham kandidat dengan return saham non kandidat. Rata-rata return saham kandidat lebih tinggi dibandingkan rata- rata return saham non kandidat Yeprimar Risnawati 2009 Analisis Investasi dan Penetuan Portofolio Saham Optimal di Bursa Efek Indonesia Studi Komparatif Penggunaan Model Indeks Tunggal dan Model Random Pada Saham LQ-45 Model Indeks Tunggal dan Model Random Model indeks tunggal memberikan return yang optimal dibandingkan dengan penentuan portofolio dengan secara random atau acak Nurul Sulistyowati 2012 Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal untuk Pengambilan Keputusan Investasi Studi Kasus Saham LQ-45 di BEI Agustus 2008-Januari 2011 Metode Indeks Tunggal Walaupun masuk kandidat portofolio, akan tetapi rata-rata frekuensi perdagangan saham kandidat portofolio menunjukkan bahwa investor tidak memilih saham berdasarkan cut-off point C selama periode penelitian. Universitas Sumatera Utara 22 Suramaya Suci Kewal 2013 Pembentukan Portofolio Optimal Saham-saham pada Periode Bullish di Bursa Efek Indonesia Model Indeks Tunggal Terbukti ada perbedaan return antara saham yang masuk kandidat portofolio dengan yang tidak masuk portofolio, sementara dilihat risikonya terbukti tidak ada perbedaan. Sumber : Berbagai Penelitian Terdahulu

2.7 Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

Pembentukan Portofolio Optimal Pada Instrumen Reksadana Saham Syariah Menggunakan Metode Single Index Model

1 9 141

Komposisi Portofolio Saham di Bursa Efek Indonesia Menggunakan Single Index Model

0 3 8

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM-SAHAM Analisis Portofolio Optimal Pada Saham-Saham Jakarta Islamic Index ( Jii ) Dengan Menggunakan Model Indeks Tunggal Dan Model Random Di Bursa Efek Indonesia ( BEI ).

1 0 13

Analisis Pembentukan dan Evaluasi Kinerja Portofolio Saham Optimal Menggunakan Model Single Indeks di Bursa Efek Indonesia.

0 0 23

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN PENDEKATAN SINGLE INDEX MODEL (studi Kasus: Saham-saham Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 7

Analisis Perbandingan Kinerja Portofolio Optimal Saham Sektor Properti dengan Saham Sektor Perbankan yang Dibentuk Menggunakan Metode Single Index Model di Bursa Efek Indonesia.

0 0 22

18. BMAS PT Bank Maspion Indonesia, Tbk - Analisis Pembentukan Portofolio Saham Optimal Menggunakan Single Index Model Pada Saham-Saham Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 65

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi - Analisis Pembentukan Portofolio Saham Optimal Menggunakan Single Index Model Pada Saham-Saham Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Pembentukan Portofolio Saham Optimal Menggunakan Single Index Model Pada Saham-Saham Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Analisis Pembentukan Portofolio Saham Optimal Menggunakan Single Index Model Pada Saham-Saham Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 0 11