36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
Penelitian dilakukan dari tahun 2011 - 2013 pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian sebanyak 28
perusahaan perbankan di BEI, dimana metode yang digunakan adalah purposive sampling yaitu suatu metode pengambilan sampel dengan cara menetapkan
kriteria - kriteria, dimana kriteria-kriteria pengambilan sampel dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1. Penggolongan Perusahaan Perbankan di BEI
Periode 2011 – 2013 No
Karakteristik Sampel Jumlah
1 Perusahaan Perbankan yang terdaftar dan aktif di Bursa
Efek Indonesia BEI 36
2 Perusahaan perbankan yang mengalami peristiwa stock
split dan saham baru listing 8
Sisa Sampel Penelitian 28
Sumber : Data diolah, Lampiran 1.
4.2 Proses Analisis
Dari 28 saham perbankan yang terpilih selama periode penelitian 2011- 2013, akan ditentukan saham apa saja yang menjadi kandidat portofolio. Untuk
melakukan analisa, digunakan rumus-rumus untuk menghitung variabel pasar dan saham, serta menentukan portofolio optimal, yang dalam hal ini menggunakan
model indeks tunggal.
Universitas Sumatera Utara
37
Berikut langkah-langkah dalam membentuk portofolio optimal dengan menggunakan model indeks tunggal :
1. Mengumpulkan data-data saham pada saham perbankan, data harga saham penutupan harian, data IHSG, dan tingkat suku bunga SBI selama periode
2011-2013. 2. Menghitung return saham R
i
Tingkat return saham, dirumuskan sebagai berikut :
Dimana : R
i
= realized return return realisasi saham P
t
= harga penutupan saham hari t P
t-1
= harga penutupan saham hari t-1 Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.
3. Menghitung tingkat keuntungan yang diharapkan [ERi] Tingkat keuntungan yang diharapkan, dirumuskan sebagai berikut :
n R
R E
N t
i i
∑
=
=
1
Dimana: ER
i
= expected return saham i R
i
= return realisasi saham i n
= jumlah return realisasi saham i
Nilai expected return saham perbankan dapat dilihat pada Tabel 4.2. berikut:
1 1
− −
− =
t t
t i
P P
P R
Universitas Sumatera Utara
38
Tabel 4.2. Nilai
Expected Return Saham Perbankan Periode 2011-2013
No Kode
ER
i
1 AGRO -0.000167
2 BACA
0.000480 3
BABP 0.000790
4 BAEK -0.000141
5 BBCA
0.000719 6
BBKP 0.000221
7 BBNI
0.000295 8
BBNP 0.000277
9 BBTN -0.000571
10 BDMN -0.000350 11
BEKS -0.000543 12
BJBR -0.000383
13 BKSW -0.000512 14
BMRI 0.000545
15 BNBA
0.000253 16 BNGA -0.000671
17 BNII
-0.001032 18
BNLI -0.000330
19 BSIM
-0.000983 20 BSWD 0.000534
21 BVIC
-0.000122 22
INPC 0.000216
23 MAYA 0.002392 24 MCOR 0.000380
25 MEGA 0.000070 26
NISP -0.000030
27 PNBN -0.000410
28 SDRA
0.002027
Sumber : Data diolah, Lampiran 2.
Universitas Sumatera Utara
39
Untuk menentukan expected return ER
i
digunakan metode rata-rata mean method. Metode rata-rata mengasumsikan expected return dapat dianggap
sama dengan rata-rata historisnya Jogiyanto, 2003. Selama periode penelitian, ER
i
tertinggi dihasilkan oleh saham Bank Mayapada Tbk MAYA yaitu sebesar 0.23. Sedangkan ER
i
terendah dihasilkan oleh saham Bank Internasional Indonesia Tbk BNII yaitu sebesar -0.10. Dari
tabel diatas dapat dilihat ada 14 saham yang memiliki nilai ER
i
yang positif yaitu saham : BACA 0.000480, BABP 0.000790, BBCA 0.000719,
BBKP 0.000221, BBNI 0.000295, BBNP 0.000277, BMRI 0.000545, BNBA 0.000253, BSWD 0.000534, INPC 0.000216, MAYA
0.002392, MCOR 0.000380, MEGA 0.000070, dan SDRA 0.002027. Tanda positif menunjukkan bahwa saham tersebut mengalami keuntungan
yang disebabkan oleh nilai harga saham yang cenderung naik. 4. Menghitung tingkat keuntungan pasar R
m
Tingkat keuntungan pasar, dirumuskan sebagai berikut :
1 1
− −
− =
t t
t m
IHSG IHSG
IHSG R
Dimana: R
m
= Tingkat keuntungan pasar IHSG
t
= IHSG pada hari t IHSG
t-1
= IHSG pada hari t-1
Universitas Sumatera Utara
40
Return pasar dihitung dengan menggunakan data Indeks Harga Saham Gabungan IHSG. Hal ini didasari karena IHSG mencerminkan pendapatan
semua sektor atau semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga lebih akurat jika digunakan untuk menghitung return pasar.
Rata-rata return pasar harian selama periode 2011 - 2013 menunjukkan angka positif yaitu sebesar 0,026 Lampiran 3. Dengan indikator tersebut, maka
seluruh saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode penelitian rata-rata telah mampu memberikan keuntungan bagi
investor. Angka positif menunjukkan kegairahan pasar bullish walaupun tidak terlalu besar yaitu sebesar 0,026. Kondisi pasar pada periode ini
sesuai dengan perumusan Model Indeks Tunggal yang menyatakan bahwa pergerakan harga saham individu akan bergerak bersama-sama mengikuti
pergerakan pasar. 5. Menghitung varian dari saham dan pasar
Varian dari saham, dirumuskan sebagai berikut :
[ ]
∑
=
− =
n t
i i
i
n R
E R
1 2
2
σ
Nilai varian saham perbankan selama periode penelitian tahun 2011 - 2013 dapat dilihat pada tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
41
Tabel 4.3. Varian Saham Perbankan Periode 2011-2013
No Kode
σ
2 i
1 AGRO 0.000666
2 BACA
0.001384 3
BABP 0.001571
4 BAEK 0.000784
5 BBCA 0.000357
6 BBKP 0.000574
7 BBNI 0.000483
8 BBNP 0.000058
9 BBTN 0.000627
10 BDMN 0.000697 11 BEKS
0.000727 12 BJBR
0.000499 13 BKSW 0.000780
14 BMRI 0.000557
15 BNBA 0.000632
16 BNGA 0.000403 17 BNII
0.000404 18 BNLI
0.000279 19 BSIM
0.000774 20 BSWD 0.000861
21 BVIC 0.000531
22 INPC 0.000820
23 MAYA 0.002836 24 MCOR 0.001260
25 MEGA 0.001158 26 NISP
0.000671 27 PNBN
0.000670 28 SDRA
0.000989
Sumber : Data diolah, Lampiran 2 .
Universitas Sumatera Utara
42
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai varian tertinggi dimiliki oleh saham MAYA sebesar 0.28 dan nilai varian terendah dimiliki oleh saham BBNP
sebesar 0.01 . Varian dari pasar, dapat dirumuskan sebagai berikut :
[ ]
∑
=
− =
n t
m mt
m
n R
E R
1 2
2
σ
Dari perhitungan IHSG diketahui expected return market ER
m
sebesar 0.000264 serta R
m
– ER
m 2
sebesar 0.115040 dengan periode pengamatan 740 hari, maka varian dari pasar sebesar 0.000156 atau 0.016 per hari.
Dengan expected return market yang positif, dapat disimpulkan bahwa pasar modal memberikan return bagi investor.
6. Menghitung tingkat pengembalian bebas risiko Rf Selain IHSG sebagai penentu return pasar, investor juga akan menetapkan
tingkat pengembalian investasinya berdasarkan return bebas risiko sebagai ukuran tingkat pengembalian minimum pada saat risiko bernilai nol. Untuk
menentukan return bebas risiko digunakan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia SBI yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Pergerakan tingkat suku bunga SBI berlawanan arah dengan pergerakan IHSG, hal ini dikarenakan investor sebagai pemilik modal akan cenderung
lebih memilih investasi pada saham daripada berinvestasi pada deposito apabila suku bunga SBI terus menurun. Dalam penelitian ini, diperoleh return
Universitas Sumatera Utara
43
bebas risiko sebesar 0.015 yang dihitung berdasarkan rata-rata tingkat suku bunga SBI harian selama periode penelitian tahun 2011-2013.
Berikut ini adalah tabel suku bunga SBI bulanan pada Januari 2011- Desember 2013.
Tabel 4.4. Perhitungan Tingkat Pengembalian Bebas Risiko Rf
Periode 2011- 2013
Sumber : Data diolah, Lampiran 4.
Bulan Tahun
2011 2012 2013
Jan 6.50
4.88 4.84 Feb
6.71 3.82 4.86
Mar 6.72
3.83 4.87 Apr
7.18 3.93 4.89
May 7.36
4.24 5.02 Jun
7.36 4.32 5.28
Jul 7.28
4.46 5.52 Aug
6.78 4.54 5.86
Sep 6.28
4.67 6.96 Oct
5.77 4.75 6.97
Nov 5.22
4.77 7.22 Dec
5.04 4.80 7.22
Rata-rata Rftahun 16.72
Rata-rata Rfbulan 0.465
Rata-rata Rfhari 0.0154
Universitas Sumatera Utara
44
7. Menghitung koefisien alpha α ,beta β, dan variance error masing-masing
saham. Dalam penelitian ini untuk menghitung koefisien α dan β dengan
menggunakan model indeks tunggal dengan persamaan regresi sebagai
berikut : R
i
= ER
i
= α
i
+ β
i
. ER
m
Dimana : R
i
= Return saham R
m
= Return pasar α
= Konstanta yang merupakan titik potong garis regresi dengan sumbu vertikal
β = slope garis regresi
Berikut ini adalah tabel koefisien α, β dan Var ei pada periode pengamatan 2011 - 2013 :
Tabel 4.5. Alpha, Beta, dan Variance Error Saham
No Kode Saham Alpha α Beta β Varian ei
1 AGRO
-0.000341 0.650291 0.000666
2 BACA
0.000417 0.237822 0.001384
3 BABP
0.000691 0.374529 0.001571
4 BAEK
-0.000157 0.061485 0.000784
5 BBCA
0.000440 1.052146 0.000357
6 BBKP
-0.000072 1.109680 0.000574
7 BBNI
-0.000045 1.286383 0.000483
8 BBNP
0.000270 0.027640 0.000058
9 BBTN
-0.000903 1.257664 0.000627
Universitas Sumatera Utara
45
10 BDMN
-0.000386 0.771269 0.000697
11 BEKS
-0.000637 0.355715 0.000727
12 BJBR
-0.000671 1.086943 0.000499
13 BKSW
-0.000533 0.079609 0.000780
14 BMRI
0.000168 1.428234 0.000557
15 BNBA
0.000161 0.348467 0.000632
16 BNGA
-0.000895 0.844312 0.000403
17 BNII
-0.001188 0.591065 0.000404
18 BNLI
-0.000443 0.428948 0.000279
19 BSIM
-0.000493 0.685176 0.000774
20 BSWD
-0.000327 0.777341 0.000861
21 BVIC
-0.000327 0.777341 0.000531
22 INPC
0.000076 0.526405 0.000820
23 MAYA
0.002270 0.462158 0.002836
24 MCOR
0.000359 0.078956 0.001260
25 MEGA
0.000031 0.154031 0.001158
26 NISP
-0.000120 0.338349 0.000671
27 PNBN
-0.000661 0.953317 0.000670
28 SDRA
0.001834 0.730689 0.000989
Sumber : Data diolah, Lampiran 5 .
Nilai beta β
i
merupakan risiko pasar atau risiko sistematis yaitu parameter yang mengukur perubahan yang diharapkan R
i
jika terjadi perubahan pada R
m,
sedangkan varian ei σ
ei 2
digunakan untuk mengukur risiko tidak sistematis. Nilai beta terbesar dimiliki oleh saham Bank Mandiri Persero
Tbk BMRI yaitu sebesar 1.428. Nilai beta ini disebut nilai beta agresif karena nilainya lebih besar dari satu, artinya saham tersebut mempunyai
kepekaan yang tinggi terhadap kondisi pasar. Sedangkan nilai beta terkecil
Universitas Sumatera Utara
46
dimiliki oleh saham Bank Nusantara Parahyangan Tbk BBNP yaitu sebesar 0.0227.
Besarnya koefisien beta β yang normal adalah β = 1. Bila β1 disebut
sebagai saham yang lemah defensive stock yang berarti jika ada kenaikan return pasar sebesar X maka return saham akan naik kurang dari X dan
begitu pula sebaliknya. β1 disebut saham agresif aggressive stock, yang berarti jika return naik sebesar X maka saham akan mengalami kenaikan
lebih dari X dan begitu pula sebaliknya. Yang termasuk dalam saham yang lemah β1 dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.6. Saham-saham yang mempunyai
nilai β1 No
Kode Perusahaan
βi
1 AGRO Bank Agroniaga Tbk.
0.650291 2
BACA Bank Capital Indonesia Tbk. 0.237822
3 BABP Bank ICB Bumiputera Tbk.
0.374529 4
BAEK Bank Ekonomi Raharja. 0.061485
5 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk.
0.027640 6
BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk. 0.771269
7 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk.
0.355715 8
BKSW Bank QNB Kesawan Tbk. 0.079609
9 BNBA Bank Bumi Artha Tbk.
0.348467 10 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk.
0.844312 11
BNII Bank Internasional Indonesia Tbk
0.591065 12
BNLI Bank PeRmata Tbk.
0.428948 13
BSIM Bank SinaRmas Tbk
0.685176 14 BSWD Bank of India Indonesia Tbk.
0.777341
Universitas Sumatera Utara
47
15 BVIC
Bank Victoria Internasional Tbk. 0.777341
16 INPC
Bank Artha Graha Internasional Tbk. 0.526405
17 MAYA Bank Mayapada Tbk. 0.462158
18 MCOR Bank Windu Kentjana Internasional Tbk. 0.078956 19 MEGA Bank Mega Tbk.
0.154031 20
NISP Bank OCBC NISP Tbk.
0.338349 21
PNBN Bank Pan Indonesia Tbk. 0.953317
22 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk.
0.730689
Sumber : Data diolah, Lampiran 5.
Dari tabel 4.6. telah dikelompokkan saham apa saja yang memiliki nilai β1,
sehingga dapat dilihat saham yang memiliki nilai β1 ada 22 saham. Sedangkan yang ter
masuk saham agresif β1 sebagai berikut :
Tabel 4.7. Saham-saham
yang mempunyai nilai β1 No
Kode Perusahaan
βi
1 BBCA Bank Central Asia Tbk.
1.052146 2
BBKP Bank Bukopin Tbk. 1.109680
3 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk.
1.286383 4
BBTN Bank Tabungan Negara Tbk. 1.257664
5 BJBR BPD Jawa Barat dan Banten Tbk. 1.086943
6 BMRI Bank Mandiri Persero Tbk.
1.428234
Sumber : Data diolah, Lampiran 5.
Dari tabel diatas, dapat dilihat terdapat 6 saham yang memiliki nilai β1, saham-saham tersebut yaitu saham BBCA, BBKP, BBNI, BBTN, BJBR,
BMRI. Saham-saham tersebut merupakan saham agresif kalau terjadi perubahan naik maupun turun tingkat keuntungan portofolio 10, maka
tingkat keuntungan saham-saham tersebut berubah dengan arah yang sama sebesar 10.
8. Menghitung Excess Return to Beta ERB masing-masing saham
Universitas Sumatera Utara
48
Perhitungan untuk menentukan portofolio optimal akan sangat dimudahkan jika hanya didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah
suatu sekuritas dapat dimasukkan ke dalam portofolio optimal tersebut. Angka tersebut adalah rasio antara excess return dengan beta excess return
to beta ratio. Excess return didefinisikan sebagai selisih return ekspektasi dengan return
aktiva bebas risiko. Excess return to beta berarti mengukur kelebihan return relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat dideversifikasikan yang
diukur dengan beta. Rasio ini juga menunjukkan hubungan antara dua faktor penentu investasi, yaitu return dan risiko.
Excess Return to Beta ERB, dirumuskan sebagai berikut :
i BR
i
R R
E ERB
β −
=
Dimana: ERB
i
= Excess return to beta sekuritas i R
BR
= Return aktiva bebas risiko Pada model indeks tunggal, langkah pertama yang dilakukan adalah
menyusun ke-28 saham tersebut ke dalam peringkat berdasarkan rasio excess return to beta ERB dari yang tertinggi sampai yang terendah. Nilai ERB
saham perbankan dapat dilihat pada tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
49
Tabel 4.8. Hasil perhitungan Excess return to Beta ERB peringkat ERB
saham dari yang Terbesar Sampai yang Terkecil Kode
ERB MAYA
0.004841 BBNP
0.004426 MCOR
0.002853 SDRA
0.002562 BABP
0.001696 BACA
0.001369 BBCA
0.000536 BSWD
0.000488 BNBA
0.000281 BMRI
0.000273 INPC
0.000115 BBNI
0.000109 BBKP
0.000060 BVIC
-0.000356 BDMN
-0.000438 AGRO
-0.000495 BJBR
-0.000495 NISP
-0.000547 MEGA
-0.000551 BBTN
-0.000577 PNBN
-0.000592 BSIM
-0.000681 BNGA
-0.000979 BNLI
-0.001130 BEKS
-0.001961 BNII
-0.002008 BAEK
-0.004804 BKSW
-0.008374
Sumber : Data diolah, Lampiran 6.
Universitas Sumatera Utara
50
Berdasarkan tabel diatas, saham yang memiliki nilai ERB tertinggi adalah saham MAYA sebesar 0.004841 dan saham yang memiliki nilai ERB terkecil
adalah saham BKSW sebesar -0.008374. Semakin tinggi nilai ERB suatu saham mengindikasikan semakin tinggi kemampuan saham memberikan
tingkat return dan sebaliknya semakin rendah nilai ERB suatu saham, maka semakin rendah kemampuan saham memberikan tingkat return.
Dari perhitungan tabel diatas dapat dilihat pula terdapat 13 saham yang nilai ERB nya positif dan 15 saham yang memiliki nilai ERB yang negatif. Saham-
saham yang memiliki nilai ERB negatif tidak memenuhi syarat untuk membentuk portofolio yang optimal dan dikeluarkan sebagai kandidat
portofolio. 9. Menghitung nilai C
i
C
i
adalah nilai C untuk sekuritas ke-i yang dihitung dari akumulasi nilai-nilai A
1
sampai dengan A
i
dan nilai-nilai B
1
sampai dengan B
i
. Misalnya C
3
menunjukkan nilai C untuk sekuritas ke-3 yang dihitung dari akumulasi A
1
, A
2
, A
3
, dan B
1
, B
2
,B
3
. Nilai C
i
dirumuskan sebagai berikut :
∑ ∑
= =
+ =
i j
j M
i j
j M
i
B A
C
1 2
1 2
1 σ
σ
Universitas Sumatera Utara
51
Dimana : Ci = Cut of Rate
A
j
= Nilai akumulasi A
1
sampai dengan A
i
B
j
= Nilai akumulasi B
1
sampai dengan B
i
Untuk nilai A
i
dan B
i
masing-masing saham ke-i dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
A
i
=
[ ]
2 ei
i BR
i
R R
E σ
β −
2 2
ei i
i
B σ
β =
Tabel 4.9. Perhitungan Cut Off Rate Ci Periode 2011-2013
Kode
∑
= i
j j
M
A
1 2
σ
∑
=
+
i j
j M
B
1 2
1 σ
Ci
MAYA 0.000057 1.011752
0.000056 BBNP 0.000066
1.013806 0.000065
MCOR 0.000068 1.014578
0.000067 SDRA 0.000284
1.098809 0.000258
BABP 0.000308 1.112742
0.000276 BACA 0.000316
1.119120 0.000283
BBCA 0.000576 1.603147
0.000359 BSWD 0.000629
1.712685 0.000367
BNBA 0.000638 1.742664
0.000366 BMRI 0.000794
2.313908 0.000343
INPC 0.000800
2.366613 0.000338
BBNI 0.000858
2.900975 0.000296
BBKP 0.000878 3.235488
0.000271
Sumber : Data olah, Lampiran 7.
Universitas Sumatera Utara
52
10. Menentukan cut off point C Nilai cut off point C adalah nilai C
i
maksimum dari sederetan nilai C
i
saham. Nilai cut-of-point digunakan sebagai titik pembatas untuk menentukan saham yang masuk kandidat dengan yang tidak masuk kandidat portofolio.
Hasil perhitungan nilai cut off point pada penelitian ini adalah sebesar C = 0.000367.
11. Menentukan saham kandidat portofolio. Saham yang menjadi kandidat portofolio adalah saham yang mempunyai nilai
excess return to beta lebih besar atau sama dengan nilai cut off point. Saham yang mempunyai nilai excess return to beta lebih kecil dari nilai cut off point
dikeluarkan sebagai kandidat portofolio. Tabel 4.10. berikut ini memperlihatkan perbandingan antara nilai ERB saham
dengan nilai cut off rate nya C
i
.
Tabel 4.10. Perbandingan nilai ERB dengan Cut Off Rate C
i
Periode 2011-2013 Kode
ERB C
i
Keterangan MAYA 0.004841 0.000056 Kandidat Portofolio
BBNP 0.004426 0.000065 Kandidat Portofolio
MCOR 0.002853 0.000067 Kandidat Portofolio
SDRA 0.002562 0.000258 Kandidat Portofolio
BABP 0.001696 0.000276 Kandidat Portofolio
BACA 0.001369 0.000283 Kandidat Portofolio
BBCA 0.000536 0.000359 Kandidat Portofolio
BSWD 0.000488 0.000367 Kandidat Portofolio
BNBA 0.000281 0.000366 Bukan Kandidat Portofolio
BMRI 0.000273 0.000343 Bukan Kandidat Portofolio
Universitas Sumatera Utara
53
INPC 0.000115 0.000338 Bukan Kandidat Portofolio
BBNI 0.000109 0.000296 Bukan Kandidat Portofolio
BBKP 0.000060 0.000271 Bukan Kandidat Portofolio
Sumber : Data diolah, Lampiran 7.
Dari tabel 4.10. dapat diketahui bahwa ada 8 saham yang memenuhi kriteria untuk masuk ke dalam pembentukan portofolio yang optimal, karena nilai
ERB dari masing-masing saham tersebut lebih besar dari nilai masing-masing cut off rate Ci. Saham tersebut adalah : MAYA Bank Mayapada Tbk,
BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk, MCOR Bank Windu Kentjana Tbk, SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk, BABP Bank ICB
Bumiputera Tbk, BACA Bank Capital Indonesia Tbk, BBCA Bank Central Asia, BSWD Bank of India Indonesia Tbk. Untuk penentuan cut off
point C yang merupakan nilai Ci tertinggi optimum berada pada angka 0.000367 atau pada saham BSWD Bank of India Indonesia Tbk. cut off
point ini menunjukkan batas pemisah antara penerimaan dan penolakan saham untuk portofolio efisien.
12. Menentukan proporsi dana masing-masing saham pembentuk portofolio Setelah mengetahui saham yang terpilih untuk masuk ke dalam pembentukan
portofolio yang optimal, maka akan di hitung besarnya proporsi Wi yang layak diinvestasikan pada saham-saham terpilih tersebut. Proporsi dana
masing-masing saham dalam portofolio dapat dilihat pada tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
54
Tabel 4.11. Proporsi Dana Setiap Saham dalam Portofolio Optimal
Kode βi
σ
ei 2
ERB C
Zi Wi
MAYA 0.462158 0.002836 0.004841 0.000367 0.729174 0.131775
BBNP 0.027640
0.000058 0.004426 0.000367
1.932949 0.349319
MCOR 0.078956 0.001260 0.002853 0.000367 0.155708 0.028139 SDRA
0.730689 0.000989
0.002562 0.000367 1.621339
0.293005 BABP
0.374529 0.001571
0.001696 0.000367 0.31668
0.05723 BACA
0.237822 0.001384
0.001369 0.000367 0.172078
0.031098 BBCA
1.052146 0.000357
0.000536 0.000367 0.496578
0.089741 BSWD 0.777341 0.000861 0.000488 0.000367 0.108973 0.019693
∑ 5.53348
1
Sumber : Data diolah, Lampiran 7.
Tabel 4.11. menunjukkan proporsi dana untuk membentuk portofolio yang optimal selama tahun 2011-2013 :
1. MAYA Bank Mayapada Tbk sebesar 0.131775 atau 13.18 2. BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk sebesar 0.34932 atau
34.93 3. MCOR Bank Windu Kentjana Tbk sebesar 0.02814 atau 2.81
4. SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk sebesar 0.29301 atau 29.30
5. BABP Bank ICB Bumiputera Tbk sebesar 0.05723 atau 5.72 6. BACA Bank Capital Indonesia Tbk sebesar 0.0311 atau 3.11
7. BBCA Bank Central Asia sebesar 0.08974 atau 8.97 8. BSWD Bank of India Indonesia Tbk sebesar 0.01969 atau 1.97
Universitas Sumatera Utara
55
12. Menghitung expected return dan risiko portofolio yang terbentuk. Setelah menghitung proporsi masing-masing saham pembentuk portofolio,
dapat dilakukan perhitungan expected return dan risiko dari portofolio tersebut
Tabel 4.12. Expected Return dan Risiko Portofolio
Kode β
i
α
i
W
i
MAYA 0.462158 0.002270 0.131775 BBNP 0.027640 0.000270 0.349319
MCOR 0.078956 0.000359 0.028139 SDRA 0.730689 0.001834 0.293005
BABP 0.374529 0.000691 0.05723
BACA 0.237822 0.000417 0.031098 BBCA 1.052146 0.000440 0.089741
BSWD 0.777341 -0.000327 0.019693
β
p
0.425432
α
p
0.001026
ER
p
0.001139
σ
p 2
0.000028
Sumber : Data diolah
Setelah beta portofolio dan alpha portofolio maka return ekspektasi portofolio dapat dihitung. Secara matematis return ekspektasi portofolio dapat dihitung
dengan rumus : ER
p
= α
p
+ β
p
. ERM Dari rumus tersebut maka besarnya return ekspektasi portofolio dapat
diperoleh sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
56
ER
p
= 0.001026 + 0.425432 x 0.000264 = 0.0011389
= 0.11 Setelah diketahui besarnya return ekspektasi portofolio, langkah selanjutnya
adalah menghitung besarnya risiko portofolio. Risiko portofolio bukan merupakan rata-rata tertimbang dari risiko masing-masing saham pembentuk
portofolio. Risiko portofolio dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
α
p 2
= β
p 2
. σ
M 2
Berdasarkan rumus di atas maka besarnya risiko portofolio dapat dihitung sebagai berikut :
α
p 2
= 0.425432
2
x 0.000156 = 0.180993 x 0.000156
= 0.000028 = 0.0028
Dari hasil analisis, expected return portofolio dari 8 delapan perusahaan yang masuk ke dalam portofolio adalah sebesar 0.11 per hari. Return
tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan expected return pasar yaitu sebesar 0.03 , lebih tinggi jika dibandingkan dengan pengembalian bebas
risiko yaitu sebesar 0.02 dan lebih tinggi jika dibandingkan return masing- masing saham individual. Meskipun pada beberapa saham perusahaan seperti
MAYA dan SDRA memiliki expected return yang lebih tinggi dibanding
Universitas Sumatera Utara
57
expected return portofolio namun keduanya memiliki risiko yang lebih besar dibanding risiko portofolio. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sukarno yang menyimpulkan bahwa rata-rata return saham- saham yang didiversifikasi akan lebih tinggi dibanding dengan return saham
yang tidak didiversifikasi. Sedangkan varian portofolio yang terbentuk adalah sebesar 0.0028 lebih kecil dari seluruh varians saham perusahaan sampel
baik yang memiliki ERB positif maupun yang tidak. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Setiawan dan Mukodim yang menyimpulkan
bahwa risiko yang diperoleh setelah pembentukan portofolio optimal ini lebih kecil dibandingkan dengan berinvestasi dengan saham individual. Oleh sebab
itu dapat dikatakan bahwa portofolio ini merupakan portofolio yang optimal dan layak menjadi pertimbangan investor.
4.3. Uji Hipotesis