2.2 Kognisi
Kognisi adalah kemampuan untuk mengenal mengetahui hal mengenai benda atau keadaan atau situasi, yang dikaitkan dengan pengalaman pembelajaran
dan kapasitas intelejensi seseorang. Termasuk dalam fungsi kognisi adalah memori daya ingat, konsentrasi perhatian, orientasi, kemampuan berbahasa, berhitung,
visuospatial, fungsi eksekutif, abstraksi, dan taraf intelejensi. Dharmono, 2013.
2.2.1 Konsentrasi Berpikir
Konsentrasi berpikir adalah pemusatan dari aktivitas mental yang memperbolehkan manusia mengambil sebagian terbatas informasi dari luasnya
aliran informasi yang tersedia dari dunia sensorik dan memori. Manusia terkadang memusatkan aktivitas mental kita karena ingin memberi perhatian ke beberapa
stimulus spesifik. Matlin, M. W., 2009. Sensasi
Proses terkontrol Memori
PerhatianKonsentrasi Tindakan
Proses berpikir Proses otomatis
Gambar 2.2 Konsentrasi Berpikir Sumber: Matlin, M., W. 2009
2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Berpikir
Fungsi suatu organ atau penyimpangan yang terlihat pada perilaku dan pikiran seseorang dapat disebabkan oleh berbagai faktor yakni faktor organik dan
faktor psikologik. Faktor organik yang dapat mempengaruhi pikiran dan perilaku seseorang antara lain kerusakan sel-sel otak, ketidakseimbangan hormon, atau
terjadinya degenerasi jaringan. Faktor psikologik yang mempengaruhi pikiran dan perilaku antara lain suatu peristiwa yang menggoncangkan emosi, sikap, perilaku,
dan perkataan seseorang. Elvira, S. D., 2013. Secara sosio-demografik, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
kemampuan perkembangan kognisi yakni berat badan ketika lahir kemampuan lebih rendah ditemukan pada berat bayi lahir rendah, jenis kelamin kemampuan
Universitas Sumatera Utara
lebih rendah ditemukan pada laki-laki, kesulitan pertumbuhan ketika anak, usia ibu ketika melahirkan semakin tua usia ibu semakin tinggi kemampuan kognisi anak,
tingkat pendidikan orang tua, jumlah anak dalam keluarga, pendapatan keluarga, tipe single parent dan jam kerja orangtua keluarga. Bromley C., 2009.
2.2.3 Trail Making Test
Dua strategi utama dalam penilaian neuropsikologikal adalah dengan pendekatan kualitatif atau gejala pathognomonik dan penggunaan skor kuantitatif.
Pendekatan gejala pathognomonik mengasusmsikan adanya perbedaan karakter indikasi kerusakan otak. Rotasi dan perservasi adalah contoh dari gejala-gejalanya.
Tambahan lainya dapat berupa afasia, tremor, distorsi menggambar, kesulitan dalam berhitung pembagian serial, respon clang, menghiraukan porsi dari lapangan
pandang visual neglect, atau kesulitan membedakan apakah stimulus di kanan atau kiri ketika diberikan secara bersamaan supresi bilateral dan stimulus
simultan. Gorth-Marnat, 2003 Trail Making Test adalah tes yang mudah untuk dikerjakan dan digunakan
secara luas yang mengharuskan klien untuk menggambar garis yang menghubungkan secara konsekutif angka lingkaran Part A diikuti oleh tugas
serupa yang mana mereka menggambar garis penghubung antara angka dan huruf dalam lingkaran Part B. Skor didasarkan pada total waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan Part A dan total waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan Part B. Tes ini awalnya dikembangkan oleh U.S. Army psychologists dan
dipertimbangakan untuk umum. Jadi tes ini dapat direproduksi tanpa membutuhkan ijin. Bentuk lainnya telah dikembangkan Trails C yang dapat digunakan untuk tes
yand diulang dengan mengurangi bias peningkatan performa karena efek latihan. Petunjuk interpretative menunjukkan bahwa skor yang rendah
menggambarkan kesulitan pasien dalam menangani lebih dari satu stimulus dalam satu waktu dan mempertahankan fleksibilitas mental dan orientasi.
Reitan dan Wolfson 1993 dalam Gorth-Marnat, Gary 2003 memberikan klasifikasi umum untuk skor Trail A dengan jarak normal dari 0 sampai 39;
Universitas Sumatera Utara
kerusakan ringan, 40 sampai 50; dan kerusakan sedang hingga berat, 52 atau lebih. Performa normal Trails B berjarak normal antara 0 dan 85; kerusakan ringan, 86-
120; dan kerusakan berat adalah 121 atau lebih. Meskipun begitu, karena Trail Making dipengaruhi oleh usia, edukasi, dan intelegensia, kebanyakan penulis
merekomendakasikan penggunaan skor yang disesuaikan dengan usia dan edukasi Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Skor Trail Making sesuai Usia Sumber : Gorht-Marnat, Gary 2003
2.3 Biomolekul