Langkah-Langkah Pembelajaran Keterampilan Berbicara dengan Metode

commit to user

b. Langkah-Langkah Pembelajaran Keterampilan Berbicara dengan Metode

Pasangan Terstruktur Langkah-langkah pembelajaran berbicara dengan metode pasangan terstruktur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1 Guru memberikan pengenalan mengenai tema atau topik yang akan dibahas. Guru bisa menuliskan tema di papan tulis dan menanyakan apa yang siswa ketahui mengenai tema tersebut. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap mengahadapi bahan pembelajaran yang baru. Dalam kegiatan ini, guru perlu menekankan bahwa kesiapan mereka dalam mengantisipasi bahan pelajaran yang akan diberikan pada hari itu dan keharusan bekerja sama dalam pasangannya. 2 Siswa dikelompokkan secara berpasangan, masing-masing pasangan terdiri dari 2 orang. Pembagian kelompok siswa sesuai dengan perbedaan kemampuan berbicaranya yaitu siswa yang kemampuan berbicaranya baik dipasangkan dengan siswa yang kemampuan berbicaranya kurang, sehingga siswa yang bisa berbicara dengan baik dapat memotivasi siswa yang kemampuan berbicaranya kurang. 3 Siswa diminta mempelajari atau mendiskusikan tentang tema yang sudah ditentukan oleh guru mata palajaran bahasa Indonesia dengan pasangannya. 4 Setelah waktu diskusi selesai, guru memberi kesempatan pasangan siswa untuk tampil ke depan kelas dan mereka mempraktekkan tema yang sudah didiskusikan bersama pasangannya. Ketika ada pasangan yang tampil ke depan kelas untuk mempraktekkan keterampilan berbicara yang sudah didiskusikan, maka pasangan lain yang tidak tampil harus memperhatikan pasangan yang tampil di depan kelas. 5 Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai tema dalam bahan pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilakukan antara pasangan atau dengan seluruh kelas. Penerapan metode pasangan terstruktur di kelas dilakukan dengan perencanaan yang menekankan pada pembelajaran yang kooperatif. Selama proses pembelajaran siswa diharuskan bekerja sama untuk melengkapi tugas yang diberikan commit to user oleh guru. Kegiatan ini bisa dilakukan dalam batas waktu yang singkat maupun lama. Hal ini mengandung pengertian bahwa guru menerapkan pembelajaran kooperatif dalam satu waktu tertentu dan seiring dengan perkembangannya guru bisa melakukan improvisasi dan memadukannya dengan beberapa teknik yang lain. Masing-masing guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan situasi kelas agar penerapan metode pasangan terstruktur dapat lebih diefektifkan.

B. Penelitian yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Yuni Susilowati 2008 dengan judul “Peningkatan Keterampilan Bercerita dengan metode Paired Storytelling pada Siswa Kelas V SD Negeri Pringanom 1 Masaran Sragen”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran bercerita dengan metode paired storytelling mampu mengefektifkan waktu pembelajaran bercerita sehingga kemampuan bercerita siswa dapat terkembangkan dengan optimal dan meningkatnya kualitas proses dan hasil pembelajaran bercerita. Dengan diterapkannya metode paired storytelling dalam pembelajaran bercerita di depan kelas, kemampuan bercerita siswa dapat terkembangkan. Semula, sebagian siswa tidak dapat tampil bercerita di depan kelas karena keterbatasan waktu pembelajaran bercerita yang tersedia. Dengan metode ini mereka semua dapat tampil bercerita di depan kelas karena metode ini dapat mengefektifkan waktu pembelajaran. Selain itu, metode paired storytelling dapat memupuk kerja sama siswa, dan memotivasi siswa untuk tampil bercerita sehingga mereka tidak lagi takut, malu, dan grogi saat diminta tampil bercerita di depan kelas.

Dokumen yang terkait

Peningkatan Keterampilan Berbicara Tematik dengan Metode Komunikatif pada Siswa Kelas XA MAN Kendal Tahun Ajaran 2010 2011

2 14 138

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN METODE PASANGAN TERSTRUKTUR PADA SISWA KELAS VII E SMP NEGERI 2 KARANGJATI TAHUN AJARAN 20092010

0 4 165

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 GUNUNGJAYA TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 2 47

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN STRATEGI ROLE PLAYING PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Penerapan Strategi Role Playing Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kebonharjo Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN STRATEGI ROLE PLAYING PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Penerapan Strategi Role Playing Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kebonharjo Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 12

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN CONTEKSTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 SIDOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010.

0 1 8

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR IDOLA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 AMPEL TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 2 7

Peningkatan Keterampilan Berbicara Ekspresif dengan Teknik Simulasi Tokoh Idola pada Siswa Kelas VII G SMP Negeri I Mayong Jepara Tahun Ajaran 2008/2009.

0 1 215

Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi melalui Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 16 Surakarta.

0 0 19

Peningkatan Keterampilan Berbicara Sesuai Unggah-ungguh Basa Melalui Metode Sosiodrama Pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 1 Kebakkramat Karanganyar.

0 0 8