commit to user
f Guru melakukan evaluasi terhadap tampilan semua kelompok tentang aktivitas berbicara di depan kelas.
g Guru memberi penghargaan terhadap pasangan yang tampil bagus di depan teman-temannya.
3 Guru mengadakan simulasi pembelajaran berbicara dengan metode pasangan terstruktur.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Dalam satu siklus, dengan alokasi waktu 2 X 40 menit, sesuai skenario
pembelajaran. Tahap ini dilakukan bersamaan dengan observasi terhadap dampak tindakan.
c. Tahap Observasi
Tahap ini dilakukan dengan mengamati dan menginterpretasi aktivitas penerapan metode pasangan terstruktur pada proses pembelajaran aktivitas guru dan
siswa maupun pada hasil pembelajaran berbicara yang telah dilaksanakan untuk mendapatkan data tentang kekurangan dan kemajuan aplikasi tindakan pertama.
d. Tahap Analisis dan Refleksi
Pada tahap ini, dilakukan analisis hasil observasi dan interpretasi sehigga diperoleh kesimpulan bagian mana yang perlu diperbaiki atau disempurnakan dan
bagian mana yang telah memenuhi target.
2. Rancangan Siklus II dan Siklus III
Pada siklus II dilakukan dengan tahapan-tahapan seperti pada siklus I tetapi didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada
siklus I refleksi, sehingga kelemahan yang terjadi pada siklus I tidak terjadi pada siklus II. Demikian halnya pada siklus III dan seterusnya, termasuk perwujudan tahap
pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi yang mengacu pada siklus sebelumnya.
commit to user
I. Indikator Keberhasilan Penelitian
Untuk mengukur keberhasilan tindakan, peneliti perlu merumuskan indikator-indikator ketercapaiannya. Indikator keberhasilan penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut: Tabel 3. Indikator Keberhasilan Penelitian
Aspek yang Diukur Persentase
Pencapaian Cara mengukur
Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
berbicara 75
Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi
dihitung dari jumlah siswa yang menampakkan keaktifan selama
pembelajaran
Keberanian siswa untuk berbicara di depan kelas
75 Diamati saat pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi dihitung dari jumlah siswa yang
menampakkan keberaniannya untuk berbicara di depan kelas
Kemampuan siswa dalam melakukan kerjasama dengan
teman pasangannya 75
Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi
dihitung dari jumlah siswa yang melakukan kerjasama dengan
kelompoknya
Kemampuan siswa dalam melakukan praktek berbicara
di depan kelas dengan kriteria
ketuntasan minimum 65
75 Diamati saat pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi dihitung dari jumlah siswa yang
praktik berbicaranya mencapai batas ketuntasan ≥ 65
commit to user
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Awal
Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan survei awal untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Survei
ini dilakukan dengan cara observasi lapangan, wawancara dengan guru kelas dan siswa. Survei dilaksanakan pada hari Senin, 20 April 2010 untuk melihat proses
pembelajaran serta keterampilan berbicara siswa kelas VII E SMP Negeri 2 Karangjati . Hasil dari kegiatan survei awal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan bahasa lisan siswa masih rendah. Berdasarkan nilai pembelajaran berbicara dari guru, nilai kemampuan berbicara
siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai siswa yang mencapai batas ketuntasan hanya mencapai 40,62. Berdasarkan wawancara dengan siswa,
mereka mengatakan bahwa mereka masih takut, grogi dan sering lupa apa yang akan dibicarakan. Ditambahkan lagi sewaktu mereka di rumah, mereka lebih suka
memakai bahasa jawa dengan anggota keluarga lainnya ataupun dengan teman- temannya. Akibatnya mereka sulit mengucapkan bahasa Indonesia dengan baik
dan benar ataupun masih terkesan kaku. 2. Guru kesulitan dalam membangkitkan minat siswa.
Berdasarkan pengamatan peneliti selama proses pembelajaran berbicara, siswa kurang menunjukkan sikap yang peduli terhadap proses pembelajaran yang sudah
berlangsung. Sikap guru pun hanya sesekali terlihat memperingatkan atau menegur siswa yang perhatiannya tidak terfokus pada proses pembelajaran. Selain
itu, posisi guru ketika kegiatan pembelajaran lebih banyak berdiri di depan kelas tanpa mencoba berjalan berkeliling dan melakukan pendekatan mengajak siswa
untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Akibatnya, banyak siswa yang mengalihkan perhatiannya pada saat pembelajaran berlangsung. Beberapa
orang siswa nampak berbicara dengan temannya dan tidak memperhatikan