4. Pengamatan dapat dicek dan dikontrol mengenai
keabsahannya.Bungin, 2008: 115 Sebagai pembanding, peneliti akan melakukan observasi atau
pengamatan langsung ke lapangan Misalnya dengan melakukan kunjungan ke beberapa
Gemstone‟s yang ada di kota Medan.
3.6. Keabsahan Data
Keabsahan data
adalah setiap
keadaan harus
memenuhi; 1
mendemonstrasikan nilai yang benar, 2 menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan, dan 3 memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang
konsistensi dari prosedur dan kenetralan dari temuan dan keputusan-keputusannya Moleong, 2007:320. Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah : a.
Perpanjangan keikutsertaan Kehadiran peneliti dalam setiap penelitian kualitatif membantu peneliti
untuk memahami semua data yang dihimpun dalam penelitian. Peneliti kualitatif adalah orang yang langsung melakukan wawancara dan
observasi dengan informan-informannya. Karena itu peneliti kualitatif adalah peneliti yang memiliki waktu yang lama bersama dengan informan
di lapangan, bahkan sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Bungin, 2008:254
b. Ketekunan pengamatan
Untuk memperoleh derajat keabsahan data yang tinggi, maka hal yang dilakukan adalah meningkatkan ketekunan dalam pengamatan di lapangan.
Pengamatan bukanlah suatu teknik pengumpulan data yang hanya mengandalkan kemampuan satu panca indera seperti penglihatan, namun
juga semua panca indera termasuk pendengaran, perasaan, dan insting peneliti. Dengan meningkatnya ketekunan pengamatan di lapangan maka
Universitas Sumatera Utara
derajat keabsahan data telah ditingkatkan pula Bungin, 2008:256. Selain itu, ketekunan pengamatan dilakukan dengan maksud menemukan ciri-ciri
dan unsur-unsur dalam situasi yang relevan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
3.7. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Kriyantono, 2009:165
Tahap analisis data memegang peranan penting dalam riset kualitatif, yaitu sebagai faktor utama penilaian kualitas riset. Penelitian ini menggunakan teknik
analisis data kualitatif dimana analisis data yang digunakan bila data-data yang terkumpul dalam riset adalah data kualitatif berupa kata-kata, kalimat-kalimat,
atau narasi-narasi, baik yang diperoleh dari wawancara mendalam maupun obervasi. Melalui data kualitatif, data yang diperoleh dari lapangan diambil
kesimpulan yang bersifat khusus kepada yang bersifat umum kemudian disajikan dalam bentuk narasi. Kriyantono, 2009:194
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif yang dikembangkan oleh Miller dan Huberman 1992,
yaitu : 1.
Reduksi Data Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian,
pengabstraksian dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Proses ini berlangsung selama penelitian dilakukan, dari awal sampai akhir
penelitian. Pada
awal, misalnya
melalui kerangka
konseptual,
Universitas Sumatera Utara
permasalahan, pendekatan pengumpulan data yang diperoleh. Selama pengumpulan data, misalnya membuat ringkasan, kode, mencari tema-
tema, menulis memo dan lain-lain. Reduksi merupakan bagian dari analisis, bukan terpisah. Fungsinya untuk menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan sehingga interpretasi bisa ditarik. Dalam proses reduksi ini peneliti benar-
benar mencari data yang benar-benar valid. Ketika peneliti menyangsikan kebenaran data yang diperoleh akan di cek ulang dengan informan lain
yang dirasa peneliti lebih mengetahui.
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Bentuk penyajiannya antara lain berupa teks naratif, matriks, grafik, jaringan dan bagan. Tujuannya adalah untuk memudahkan pembaca dan
menarik kesimpulan. Oleh karena itu sajiannya harus tertata secara apik. Penyajian data juga merupakan bagian dari analisis, bahkan mencakup
pula reduksi data. Dalam proses ini peneliti mengelompokkan hal-hal yang serupa menjadi kategori atau kelompok satu, kelompok dua, kelompok
tiga, dan seterusnya. Masing-masing kelompok tersebut menunjukkan tipologi yang ada sesuai dengan rumusan masalahnya. Masing-masing
tipologi terdiri atas sub-sub tipologi yang bisa jadi merupakan urutan- urutan atau prioritas kejadian. Dalam tahap ini peneliti juga melakukan
penyajian data secara sistematik, agar lebih mudah untuk dipahami interaksi antar bagian-bagiannya dalam konteks yang utuh bukan
segmental atau fragmental terlepas satu dengan lainnya. Dalam proses ini, data diklasifikasikan berdasarkan tema-tema inti.
3. Menarik kesimpulan atau verifikasi
Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama
penelitian berlangsung. Makna-makna yang muncul dari data harus selalu diuji kebenaran dan kesesuaiannya sehingga validitasnya terjamin. Dalam
Universitas Sumatera Utara
tahap ini, peneliti membuat rumusan proposisi yang terkait dengan prinsip logika, mengangkatnya sebagai temuan penelitian, kemudian dilanjutkan
dengan mengkaji secara berulang-ulang terhadap data yang ada, pengelompokan data yang telah terbentuk dan proposisi yang telah
dirumuskan. Langkah selanjutnya yaitu melaporkan hasil penelitian lengkap, dengan „temuan baru‟ yang berbeda dari temuan yang sudag ada.
Bedasarkan uraian di atas, langkah analisis data dengan pendekatan ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3.1 Analisis Data Model Interaktif dari Miles dan Huberman 1994
Reduksi data Penyajian data
Reduksi data
Pemaparan kesimpulan
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil 4.1.1. Proses Penelitian
Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan baik secara observasi maupun dengan cara wawancara langsung terhadap
informan yang telah ditetapkan. Penelitian ini berlangsung selama lebih kurang tiga bulan dari bulan September 2015 hingga November 2015.Penelitian
dilakukan terhadap pecinta batu akikdi Kota Medan. Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi mengenai karakteristik
dan jumlah subjek yang akan dijadikan sebagai informan dalam penelitian. Adapun karakteristik informan yang menjadi subjek penelitian yaitu :
1. Subjek harus menggeluti hobi batu akik minimal selama 2 tahun
2. Subjek harus memiliki koleksi batu akik yang bervariasi.
Proses awal penelitian dimulai dengan melakukan pengajuan judul kepada Jurusan dan disetujui oleh dosen pembimbing. Setelah mendapat persetujuan
untuk melakukan penelitian sesuai dengan judul yang peneliti ajukan, maka peneliti melakukan segala persiapan yang berhubungan dengan penelitian.
Persiapan awal dimulai dengan melakukan observasi mengenai para pecinta batu akik yang berada di lingkungan peneliti. Selanjutnya, peneliti membuat pedoman
Universitas Sumatera Utara
wawancara yang berguna sebagai acuan dalam mengajukan pertanyaan- pertanyaan kepada informan mengenai konsep diri para pecinta batu akik.
Peneliti melanjutkan penelitian dengan mencari informan yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Penentuan kriteria ditetapkan atas dasar
penjelasan bahwa seorang yang sudah dua tahun menggeluti hobi batu akik sudah cukup paham dengan seluk beluk batu akik dan bagaimana perilaku pemakainya
ketika beraktifitas sehari-hari. Informan yang menjadi subjek penelitian adalahberasal dari kalangan orang dewasa yang memakai cincin batu akik.
Penelitian dilanjutkan dengan melakukan pendekatan kepada calon-calon informan. Peneliti mendapatkan info dari orang tua peneliti bahwa ada salah satu
temannya yang sudah lama menjadi pecinta batu akik dan memiliki koleksi yang cukup banyak terkait batu akik. Informan tersebut adalah Bapak Basyarudin yang
merupakan teman dari orang tua peneliti. Saya pergi ke rumah informan yang terletak di perumahan Dosen Unimed, beliau bekerja sebagai dosen di Unimed.
Informan menyambut baik maksud dari peneliti yang ingin mewawancarainya. Dalam proses wawancara dengan informan pertama yakni bapak
Basyarudin, beliau memberitahu bahwa isterinya juga seorang pecinta batu akik. Bapak Basyarudin pun menganjurkan agar peneliti mewawancarai isterinya jika
bersedia. Akhirnya dengan saran dari informan tersebut, peneliti mencoba untuk mewawancarai istri bapak Basyarudin. Isteri bapak Basyarudin pun dengan
senang hati mengijinkan peneliti untuk mewawancarinya.Isterinya baru sekitar dua tahun menggeluti hobi batu akik tersebut.
Kemudian informan ketiga berasal dari teman peneliti, yang memberitahu peneliti bahwa saudaranya merupakan salah seorang pecinta batu akik.Secara
kebetulan saudara dari teman peneliti tersebut cukup dikenal oleh peneliti.Kemudian peneliti mencoba meminta tolong kepada teman peneliti
tersebut untuk menghubungkan dengan saudaranya yang pecinta batu akik tersebut.Setelah itu kami pergi ke rumah calon informan tersebut, setelah sampai
peneliti menjelaskan maksud dari penelitian tersebut dan akhirnya informan bersedia untuk diwawancarai. Informan ketiga tinggal di Jalan mustafa krakatau,
beliau bekerja di Kantor Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam. 42
Universitas Sumatera Utara
Informan keempat merupakan penjual bakso yang sering berjualan di dekat Gelanggang Mahasiswa pintu I USU. Perjumpaan peneliti dengan informan
berawal ketika peneliti bersama teman-teman peneliti makan bakso di dekat Gelanggang Mahasiswa.Ketika peneliti ingin memesan bakso kepada si penjual,
peneliti melihat penjual bakso tersebut memakai banyak sekali cincin batu akik di jemari tangannya. Peneliti pun akhirnya bertanya lebih detil mengenai batu
akiknya tersebut, akhirnya peneliti berksimpulan bahwa penjual bakso tersebut cocok dengan kriteria untuk menjadi informan. Kemudian peneliti menanyakan
kesedian penjual bakso tersebut untuk diwawancarai, penjual bakso tersebut pun bersedia untuk diwawancarai oleh peneliti.Informan menyarankan peneliti untuk
datang keesokan harinya ke rumahnya. Kemudian informan terakhir peneliti adalah bapak Dr. Zulfendri, M.kes
berusia 51 tahun dan bekerja sebagai dosen di Fakultas di Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Sumatera Utara. Informan yang terakhir ini merupakan
informan yang saya temui di media sosial. Proses wawancara
dilakukan diberbagai tempat sesuai dengan permintaan masing
–masing informan yang menjadi subjek penelitian. Lokasi wawancara dilaksanakan di rumah informan,
karena keempat informan merupakan orang yang sudah berkeluarga. Sehingga merasa lebih baik jika harus diwawancarai dirumahnya. Peneliti harus mendatangi
informan kerumahnya pada jam dan hari-hari tertentu saja, karena terkait dengan pekerjaan para informan. Untuk Informan yang bernama bapak Basyarudin dan
isterinya peneliti harus mewawancarai mereka pada hari minggu, karena dihari- hari biasa mereka harus mengajar kuliah di Unimed. Pada proses wawancara
peneliti hanya sekali saja mewawancarai peneliti di rumahnya. Wawancara dilakukan pada siang hari hingga malam.Hal ini dikarenakan peneliti juga
sekalian ingin bersilaturahmi dengan saudara peneliti. Pada informan keempat peneliti melakukannya juga di hari minggu. Peneliti
ditemani oleh teman peneliti berangkat kerumah informan di Jalan mustafa krakatau. Peneliti melakukan wawancara ketika siang hari dan memakan waktu
sekitar dua jam.Untuk informan yang keempat, peneliti menjumpainya ketika pagi hari. Hal ini kerena informan harus berjualan bakso ketika sore hari, sehingga
waktu pagi hari merupakan waktu yang paling tepat untuk mewawancarai
Universitas Sumatera Utara
informan. Waktu penelitian terlebih dahulu ditetapkan bersama-sama dengan cara mencari waktu senggang, sehingga proses wawancara dapat berlangsung dengan
lancar tanpa banyak mengalami intervensi. Peneliti tidak mengalami kesulitan yang berarti saat mewawancarai informan. Para informan juga sangat terbuka,
karena hal-hal yang ditanyakan juga yang menyangkut dengan hobinya. Peneliti pada awalnya hanya menetapkan jumlah informan yang menjadi
subjek penelitian sebanyak IV empat orang. Namun, akhirnya peneliti menambah I satu orang informan lagi sehingga informan dalam penelitian ini
adalah V lima orang. Dengan demikian informan yang ditetapkan dalam penelitian ini sebanyak empat orang yaitu dua orang Dosen, satu orang Guru
SMP, dan seorang lagi penjual bakso Arema yang sering mangkal di kampus USU.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai bagaimana konsep diri dan presentasi diri pemakai batu akik di Kota Medan dan untuk
mengetahui bagaimana konsep diri dalam proses komunikasi pemakai batu akik dengan orang lain. Proses wawancara berlangsung sesuai dengan pedoman
wawancara, yaitu dengan memberikan pertanyaan kepada informan yang menyangkut tujuan penelitian. Melalui proses wawancara, peneliti akan
memperoleh data mengenai informan secara lebih mendalam. Setelah wawancara selesai dilakukan, maka penelitian dilanjutkan ketahap
berikutnya yaitu tahap analisis data.Pada tahap ini, peneliti menguraikan hasil wawancara terhadap keempat informan. Kemudian peneliti melakukan reduksi
data hasil wawancara yaitu dengan cara merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan mencari pola serta tema data hasil
wawancara. Kemudian peneliti melakukan penyajian data dan melakukan penarikan kesimpulan.
4.1.2. Hasil wawancara dan pengamatan terhadap informan Informan I
Nama : Drs. H. Basyarudin Daulay M.Kes
Usia : 51 tahun
Universitas Sumatera Utara
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Dosen
Informan pertama dalam penelitian ini bernama Drs. H. Basyarudin Daulay M.Kes.berusia 51 tahun dan bekerja sebagai dosen di Fakultas Ilmu
Keolahragaan di Universitas Negeri Medan. Bapak Basyarudin telah menikah dan memiliki dua orang anak yang masing-masing sedang menyelesaikan studinya di
perguruan tinggi. Bapak Basyarudin sudah 13 tahun menggeluti hobi batu akik atau lebih
tepatnya sudah sejak tahun 2002. Awal mula Bapak Basyarudin menggeluti batu akik adalah karena ikut-ikutan dengan temannya di lingkungan rumah.Seringkali
pada saat berkumpul di lingkungannya teman-temannya bercerita mengenai serba- serbi batu akik yang mereka miliki.Pada saat itu menurutnya ada temannya yang
menawarkan secara gratis cincin batu akik untuk dipakai oleh Bapak Basyarudin. Awalnya Bapak Basyarudin tidak mau untuk memakai batu akik tersebut, karena
takut akan ikut-ikutan juga. Namun, karena melihat teman-temannya yang begitu semangat untuk menyuruhnya memakai batu akik tersebut akhirnya dirinya
bersedia untuk memakainya. Mulai dari saat itu dirinya mulai tertarik dengan batu akik tersebut.Bapak
Basyarudin pun akhirnya mencari tahu berbagai informasi mengenai batu akik.Agar pada saat berkumpul dengan temannya bapak Basyarudin bisa
mengikuti perbincangan tersebut.Menurut bapak Basyarudin dirinya begitu tertarik dengan bagaimana Tuhan menciptakan batu akik begitu indahnya.Batu
akik menurutnya memiliki nilai khusus tersendiri dibanding batu mulia lainnya. Hal ini disebabkan oleh bentuk, warna dan pola batu akik yang bila makin
dalam kita gali maka keindahan batu akik tersebut menjadi tidak terbatas. Bila semakin lama menggosok batu tersebut juga akan semakin mempercantik warna
batu tersebut. Lebih lanjut bapak Basyarudin mengatakan : “ . . . ternyata batu akik itu diciptakan Tuhan dengan begitu indah
yang keindahannya harus kita gali . . .”
Universitas Sumatera Utara
Dari penuturan bapak Basyarudin dirinya memiliki koleksi batu akik yang sangat banyak, bahkan dirinya sendiri tidak tahu sudah berapa banyak batu akik
yang dia miliki. “ . . . kalau dihitung-hitung ya bisa ratusan lebih. Karena batu
yang saya punya itu bukan hanya saya beli tetapi banyak juga yang dikasih sama teman ataupun keluar
ga . . .” Dari sekian banyak koleksi batu akik yang bapak Basyarudin ada satu
jenis batu yang paling disukainya. yaitu batu Bacan Doko Super.Batu Bacan Doko adalah salah satu dari sekian banyak jenis yang memiliki nilai jual tinggi dan
masuk dalam jenis batu akik termahal yang dijual dipasaran.Tempat asal
penambangannya adalah, sesuai dengan namanya, berada di Desa Doko Maluku Utara, lebih tepat lagi berada di Halmahera, Kecamatan Bacan Barat yang masih
dalam pulau Kasiruta. Warna dominan dari Doko ini adalah hijau, ada yang warnanya hijau tua
agak kehitaman dan ada pula yang hijau bening.Menurut bapak Basyarudin dikalangan pecinta b
atu akik banyak yang menyebut bahwa ini adalah „batu hidup‟. Ini karena kemampuan batu permata ini untuk melakukan metamorfosis
layaknya tumbuhan, atau kalau para maniak Akik menyebutnya melakukan pengkristalan yang mana dari awalnya memiliki seat atau guratan di dalamnya,
lambat laun akan berubah menjadi bening dan bersih. Di samping itu, keunikan lain yang menurut bapak Basyarudin didapati
dari batu bacan ini adalah karena ia mampu menyerap unsur logam yang melekat padanya, misalnya saja dibuat dalam bentuk batu cincin kemudian pengikat atau
gagangnya dari emas, maka lama kelamaan akan terlihat seperti bintik emas di permukaannya karena kemampuan tadi, yaitu bisa menyerap unsur yang ada
didekatnya. itulah sebabnya hingga kini, kualitas super dari batu mulia ini diburu dan berada di peringkat no. 1 dari semua jenis akik yang ada.
Batu Bacan Doko Super juga merupakan batu paling mahal yang pernah bapak Basyarudin beli yakni Rp.25.000.000 yang langsung dipesannya dari desa
asal Bacan Doko Super tersebut lewat perantara temannya. Menurut bapak
Universitas Sumatera Utara
Basyarudin bagi para pecinta batu akik harga bukan menjadi masalah selama kualitas dan keindahan batu benar-benar luarbiasa.Bahkan menurutnya harga
puluhan juta masih dalam taraf wajar bagi pecinta batu akik sejati. “. . . kalau harga itu tidak jadi masalah, karena kalau sudah suka
dengan batu akik yang kita lihat, sudah pasti uang cuma perkara kecil. Kalau untuk pecinta batu akik harga puluhan masih wajar,
karena yang miliyaran pun banyak yang beli . . .” Menurut bapak Basyarudin hal tersebut memang tidak logis bagi orang
yang tidak mengetahui batu akik.Namun, sebenarnya selain menjadi hobi batu akik juga memiliki nilai investasi layaknya emas dipasaran.Misalnya saja batu-
batu yang dibelinya Rp.21.000.000 bisa dijualnya dengan harga Rp.40.000.000. “. . . ya karena sambil sebagai hobi, juga bisa menjadi income
buat saya.Saya beli 21 juta bisa saya jual 40 juta . . . “
Dari sekian banyak batu yang berharga mahal milik bapak Basyarudin ada satu batu yang tidak akan pernah dijual oleh bapak Basyarudin. Batu tersebut
adalah batu Kalimaya yang diberikan oleh isterinya ketika bapak Basyarudin berulangtahun.Menurutnya pada saat itu isterinya memberikan dirinya batu akik
tersebut karena melihat bapak Basyarudin yang sangat menyukai cincin batu akik.Isterinya juga berpesan bahwa Bapak Basyarudin tidak boleh menjual hadiah
tersebut walau apapun yang terjadi. “ . . . iya kemarin pernah dikasih cincin sama ibu‟, cincinnya jenis
Kalimaya. Dikasihnya pas waktu saya ulang tahun, jadinya berkesan lah liat cincinnya. E
nggak akan saya jual itu . . .” Secara khusus bapak Basyarudin memang tidak menyiapkan dana setiap
bulan untuk membeli batu akik. Namun, menurutnya jika ada rezeki lebih setiap bulan maka akan disisikan untuk membeli batu akik. Harga yang mahal dan
perawatan yang tidak sembarang tentu akan menambah biaya pengeluaran disetiap bulannya. Dalam kehidupan keluarga tentu hal tersebut akan menimbulkan
masalah. Namun, hal tersebut tidak terjadi pada bapak Basyarudin. Menurut
Universitas Sumatera Utara
Bapak Basyarudin hal itu terjadi karena mertua laki-lakinya juga merupakan pecinta batu akik. Bahkan jauh sebelum bapak Basyarudin menyukai batu akik.
Hal ini lah yang membuat istri bapak Basyarudin mendukung hobi suaminya dalam menggeluti batu akik. Menurutnya ada juga jenis batu akik yang berkhasiat
untuk memperlancar hubungan rumah tangga. Batu kecubung merupakan batu akik yang mampu memperbaiki permasalahan rumah tangga sehingga keluarga
bisa selalu damai dan tenteram. Walaupun sebenarnya hal tersebut tidak bisa dipastikan secara empiris.
Didalam keluarganya sendiri mula-mulanya anak-anak dan isterinya sempat heran juga dengan hobinya tersebut. Dalam keluarga bapak Basyarudin
juga heran melihat hobinya tersebut, karena adik-adik, kakak-kakak, dan ipar- iparnya tidak ada yang menggeluti hobi batu akik tersebut selain bapak
Basyarudin. Namun, untuk bapak iparnya dirinya menjadi kesayangan karena sama-sama menggeluti hobi batu akik.
Dalam kegiatan sehari-harinya seperti saat bekerja bapak Basyarudin juga memakai batu akik. Bapak Basyarudin yang merupakan seorang dosen sering
bercerita dengan teman-teman satu dosennya mengenai batu akik. Berawal dari rasa penasaran mereka hingga menanyakan berbagai pertanyaan seputar batu akik.
Bahkan menurutnya banyak rekan kerjanya yang ikut menggeluti hobi batu akik seperti dirinya.
“ . . . mereka kepingin jadinya karena mereka sering melihat dan berdiskusi dengan saya, akhirnya mereka tertarik. Ada beberapa
batu yang saya berikan dan ada juga yang saya jual ke mereka . . .”
Menurut beberapa teman yang melihatnya memakai batu akik banyak yang mengatakan bahwa bapak Basyarudin bertamba macho setelah memakai
batu akik. Ditempat bapak Basyarudin juga banyak yang memakai cincin batu akik seperti dirinya. Namun, diantara semua teman-temannya dirinya merupakan
pioneer ditempatnya bekerja dalam memakai batu akik.
Universitas Sumatera Utara
Bapak Basyarudin menuturkan bahwa batu akik juga merupakan salah satu objek perbincangan yang sangat seru baik untuk kalangan pecinta batu akik,
maupun bagi orang yang hanya ikut-ikutan ingin tahu. Hal tersebut terjadi karena hampir semua batu akik melekat berbagai cerita mulai dari asal-usul warna,
manfaat kesehatan sampai cerita mistis yang membuatnya semakin sedap untuk menjadi bahan perbincangan.
Dalam setiap perbincangan dengan berbagai teman, tidak jarang bapak Basyarudin memberikan beberapa koleksi batu akiknya kepada teman-temannya
untuk dipakai.Semua teman yang diberinya batu akik menjadi ikut menggandrungi batu akik setelahnya. Bahkan menurutnya ada beberapa teman
yang menjadi lebih fanatik dibanding dirinya dalam mengoleksi batu akik. Menurut bapak Basyarudin batu akik merupakan suatu kebutuhan yang
wajib ada dan dipakai pada saat beraktifitas dirumah maupun diluar. Menurutnya kepercayaan dirinya akan berkurang jika tidak memakai batu akik ke tempatnya
bekerja. “ . . . ya dasarnya kebutuhan karena kalau gak ada yang dipakai di
tangan seperti ada yang kurang, dan bikin pengen langsung pulang saja karena merasa tidak percaya diri . . .”
Bentuk yang bermacam-macam, ada yang kecil dan bahkan ada yang besar biasa dipakai oleh bapak Basyarudin. Namun, menurutnya tidak ada orang yang
pernah mengejeknya karena memakai batu akik. Kesan kuno dan tradisional bagi orang yang memakai batu akik menurutnya lama-kelamaan hilang bersamaan
dengan tren batu akik yang luar biasa akhir-akhir ini. Pendapat orang lain di sekitar bapak Basyarudin juga mempengaruhinya
dalam menggeluti batu akik. Semua orang disekitarnya mendukung hobinya tersebut, karena efek positifnya lebih banyak dibandingkan dengan efek
negatifnya. Ketika memakai batu akik dalam beraktifitas sehari-hari bapak Basyarudin memakai minimal III tiga batu akik di jarinya. Setiap hari batu akik
yang dipakai oleh bapak Basyarudin juga berbeda karena menurutnya akan menambah rasa kepercayaan yang lebih. Bahkan jika bapak basyarudin pergi
Universitas Sumatera Utara
keluar kota dirinya sudah menyiapkan stok batu akik yang akan dia bawa selama ke luar kota.
“ . . . minimal tiga cincin batu akik, jadi kalau saya kerja ke luar kota saya hitung berapa hari disana, kalau tiga hari berarti
minimal 9 batu akik haru saya bawa untuk persediaan . . .” Menurut bapak Basyarudin pemakaian batu akik juga disesuaikannya
dengan busana apa yang dipakainya. Hal tersebut menurutnya penting untuk dilakukan karena akan lebih menambah indah penampilannya. Jika dalam acara
formal biasanya bapak Baysarudin akanmemakai batu akik yang mahal miliknya dan bentuknya juga agak lebih kecil. Bahkan menurutnya pengetahuan fashion
seorang pengguna batu akik sangat penting untuk mengeluarkan keindahan maksimal batu akik yang dipakai.
“ . . . karena warnanya, gak mungkin lah saya pakai baju putih terus saya pakai batu akik yang terang juga. Biasa saya pakai batu
akik yang lebih gelap. Ibaratnya pandai-pandai kita memadu padankan busana yang kita pakai de
ngan cincin yang cocok . . .” Dengan melihat tren batu akik saat ini dirinya cukup senang karena lebih
banyak lagi orang yang mengetahui mengenani batu akik seperti dirinya. Bapak Basyarudin bukan lah gelombang orang yang baru mengikuti trend batu akik
akhir-akhir ini. Dirinya sudah lama menggeluti hobi batu akik tersebut dan sudah memiliki banyak pengetahuan tentang batu akik. Lamanya bapak Basyarudin
menggeluti hobi batu akiknya tersebut sebenarnya juga membuat heran dirinya sendiri. Ada kepuasan yang melatar belakangi hobinya tersebut, dan dirinya juga
merasa hobinya membawa pintu rezeki yang lebih banyak lagi. “. . . ada kepuasan, dan jujur saja saya kadang-kadang merasa
heran karena rezekinya bertambah dan ada terus untuk hobi saya ini. Dari semua koleksi batu yang saya sukai hampir semua saya
pakai.Terkadang kalau dihitung-hitung dengan kemampuan uang dari mana saya punya uang sebanyak itu untuk membeli semua
batu koleksi saya ini . . . “
Universitas Sumatera Utara
Berbagai macam cerita yang melatar belakangi batu akik menjadi pelengkap si batu akik tersebut. Bahkan cerita-cerita magis kerap kali
mengiringinya. Namun, menurut bapak Basyarudin dirinya tidak mempercayai cerita-ceirta terseebut walaupun sering kali bagian mistis menjadi bagian cerita
dirinya ketika berdiskusi soal batu akik dengan teman-temannya. Menurutnya percaya dengan hal tersebut merupakan perbuatan sirik dan menduakan Tuhan.
Informan II
Nama : Anita S.pd
Usia : 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Guru SMP
Informan kedua dalam penelitian ini bernama Anita S.pd berusia 45 tahun dan pekerjaannya sebagai seorang Guru SMP. Ibu Nita merupakan isteri dari
Bapak Basyarudin yang juga menjadi informan dalam penelitian ini. Pemilihan ibu Nita sebagai informan mengacu pada teknik Snowball yang menghendaki
penambahan informan berdasarkan rujukan dari informan sebelumnya guna menambah kekayaan data.
Beda dengan suaminya yang sudah 13 tahun menggeluti hobi batu akik, ibu Nita baru menggeluti hobi batu akik sekitar II dua tahun belakangan ini.
Awal mula ibu Nita menggeluti hobi batu akik ini adalah karena ikut-ikutan dengan temannya di lingkungan rumah seperti di dalam kelompok pengajian dan
arisan keluarga. Seringkali pada saat berkumpul baik dalam suatu acara maupun hanya berbincang-bincang biasa teman-temannya selalu bercerita mengenai serba-
serbi batu akik yang mereka miliki. Hampir sama dengan suaminya dimana pada awalnya ada temannya yang menawarkan secara gratis cincin batu akik untuk
dipakai oleh ibu Nita. Awalnya Ibu Nita tidak mau untuk memakai batu akik tersebut, karena menurutnya pada saat itu orang yang memakai batu akik terkesan
kuno dan ketinggalan jaman. Apalagi dirinya masih menganggap bahwa cincin emas lebih memiliki nilai keindahan yang lebih tinggi dibanding batu akik.
Universitas Sumatera Utara
Namun, karena teman-temannya terus menerus memaksanya untuk memakai batu akik tersebut akhirnya dirinya bersedia untuk memakainya.
Menurut cerita ibu Nita pada saat dirinya pulang kerumah memakai cincin akik tersebut, suaminya melihat hal tersebut dan memuji ibu Nita karena terlihat
cantik menggunakan batu akik tersebut. Karena mendengar pujian tersebut ibu Nita akhirnya mulai tertarik dengan batu akik tersebut. Ibu Nita yang mengetahui
bahwa suaminya juga merupakan pecinta batu akik akhirnya mulai bertanya kepada suaminya mengenai batu akik apa yang cocok dipakai oleh perempuan.
Bapak Basyarudin pun akhirnya mencari tahu berbagai informasi mengenai batu akik yang cocok dipakai oleh perempuan. Pada awalnya ibu Nita diberikan oleh
temannya batu yang berwarna merah namun dirinya tidak tahu jenis batu apa itu. Pada saat suaminya mencari batu akik yang cocok untuk dipakai ibu Nita
akhirnya pilihan jatuh kepada cincin batu akik berjenis lavender yang memiliki warna teduh seperti bunga lavender. Menurut suaminya kala itu batu lavender
tersebut cocok untuk ibu Nita karena warnanya yang cocok dengan perempuan. Pada saat itu suaminya memberikan cincin batu akik lavender yang dibentuk kecil
dan juga menggunakan pengikat berwarna kuning keemasan. Awalnya ibu Nita sangat terpukau dengan keindahan batu akik yang
dibawa oleh suaminya tersebut. Warna lavender yang teduh dan juga pengikat yang berwarna keemasan menambah cantik batu akik tersebut. Karena penasaran
ibu Nita pun menanyakan berapa harga batu akik tersebut, dan suami ibu Nita pun menjawab bahwa batu akik tersebut berharga Rp.1.500.000, dan sontak saja ibu
Nita terkejut mengetahui harga batu akik tersebut. Pada saat itu ibu Nita langsung memarahi suaminya karena membeli batu
akik yang kelewat mahalnya. Kemudian suaminya pun menjelaskan bahwa harga cincin batu akik ini mahal karena pengikat yang dipakaikan ke cincin berasal dari
emas, sehingga wajar jika harganya mahal. Ibu Nita pun akhirnya memaklumi harga yang dibayar oleh suaminya tersebut. Namun, ibu Nita sedikit heran dengan
suaminya karena selama pernikahan mereka ibu Nita mengaku belum pernah diberi hadiah semahal ini. Ibu Nita lebih lanjut mengatakan bahwa :
Universitas Sumatera Utara
“ . . . jarang-jarang suami saya memberi hadiah yang semahal itu. Malah waktu dia ngasih hadiah yang mahal, rupanya cincin batu
akik. Memang gak masalah, cuman lucu aja saya melihatnya . . .” Ibu Nita juga mengatakan bahwa suaminya memberitahu dirinya bahwa
batu akik itu sangat istimewa, karena keindahannya tergantung ketelatenan si pemiliknya untuk memperindahnya. Hal ini disebabkan oleh bentuk, warna dan
pola batu akik yang bila makin dalam kita gali maka keindahan batu akik tersebut menjadi tidak terbatas. Bila semakin lama menggosok batu tersebut juga akan
semakin mempercantik warna batu tersebut. Ibu Nita pun akhirnya mulai tertarik dengan batu akik ini. Bahkan menurut ibu Nita dirinya tidak akan pernah menjual
batu akik pertama pemberian suaminya tersebut walau berapapun harganya. Karena menurutnya batu tersebut merupakan pemberian yang istimewa dan juga
berharga. Dari penuturan ibu Nita, beliau menyebutkan bahwa dirinya menggemari
batu akik selain karena keindahannya tetapi juga karena alasan lain, yakni agar lebih mendapat perhatian dari suaminya. Menurut ibu Nita suaminya sangat
senang ketika melihat ibu Nita memakai dua atau tiga cincin batu akik yang berlainan warna. Bahkan jika ibu Nita membeli batu akik yang baru, hal itu pasti
akan memancing perbincangan antara ibu Nita dengan suaminya. Lebih lanjut ibu Nita mengatakan bahwa :
“ . . . saya memang suka dengan batu akik ini, tapi poin pentingnya itu saya menggemari batu akik karena suami saya juga
suka dan menarik perhatian suami saya . . .” Bahkan menurut ibu Nita tidak jarang suaminya memberikan pujian ketika
melihat ibu Nita memakai cincin ataupun asesoris yang terbuat dari batu akik lainnya. Hal ini lah yang semakin membuat ibu Nita merasa memakai batu akik
ada keuntungannya juga. “ . . . suami saya sering muji saya waktu melihat saya make batu
akik, banyak lah pujiannya. Itu makannya saya suka sekarang pake batu akik i
ni. Ibarat nya bisa menarik hati suami . . .”
Universitas Sumatera Utara
Dari penuturan ibu Nita dirinya memiliki koleksi batu akik yang tidak terlalu banyak. Namun,selain cincin batu akik dirinya juga mengoleksi jenis
aksesoris yang terbuat dari batu akik. “ . . . saya punya koleksi cincin batu akik cuma 12 buah. Tetapi
saya bukan cuma mengoleksi cincin saja, tetapi kalung juga saya punya 5, bros saya punya 3, gelang saya punya 7 yang semuanya
itu terbuat dari batu akik . . .” Dari sekian banyak koleksi batu akik yang ibu Nita punya, ternyata ibu
Nita juga memiliki batu akik favorit yang sama dengan suaminya yakni menyukai jenis batu Bacan Doko Super. Batu Bacan Doko adalah salah satu dari sekian
banyak jenis yang memiliki nilai jual tinggi dan masuk dalam jenis batu akik termahal yang dijual dipasaran.
Warna dominan dari Doko ini adalah hijau, ada yang warnanya hijau tua agak kehitaman dan ada pula yang hijau bening. Menurut ibu Nita dikalangan
pecinta batu akik banyak yang menyebut bahwa ini adalah „batu hidup‟. Ini karena kemampuan batu permata ini untuk melakukan metamorfosis layaknya
tumbuhan, atau kalau para maniak Akik menyebutnya melakukan pengkristalan yang mana dari awalnya memiliki seat atau guratan di dalamnya, lambat laun
akan berubah menjadi bening dan bersih. Di samping itu, keunikan lain yang menurut Ibu Nita didapati dari batu
bacan ini adalah karena ia mampu menyerap unsur logam yang melekat padanya, misalnya saja dibuat dalam bentuk batu cincin kemudian pengikat atau gagangnya
dari emas, maka lama kelamaan akan terlihat seperti bintik emas di permukaannya karena kemampuan tadi, yaitu bisa menyerap unsur yang ada didekatnya. itulah
sebabnya hingga kini, kualitas super dari batu mulia ini diburu dari semua jenis akik yang ada.
Batu Bacan Doko Super juga merupakan batu paling mahal yang pernah ibu Nita beli yakni Rp.5.000.000 yang dipesannya lewat perantara suaminya.
Menurut ibu Nita bagi para pecinta batu akik yang lain harga bukan menjadi masalah selama kualitas dan keindahan batu benar-benar luarbiasa. Namun, bagi
Universitas Sumatera Utara
dirinya ibu Nita berprinsip bahwa batu akik yang dia beli tidak lah boleh melebihi harga Rp.5.000.000 karena bila sudah melebihi harga tersebut hal itu sudah tidak
bisa diterima oleh ibu Nita. “. . . untuk orang yang suka sekali dengan batu akik harga itu
tidak jadi masala. Tetapi, itu jadi masalah buat saya.Karena kalau saya bisa ngeluarin uang sebanyak puluhan juta cumin untuk beli
batu akik ya bisa bangkrut keluarga saya. Suami saya juga saya kasi tau supaya jangan beli batu yang terlampau mahal, karena
kan nilai jualnya hanya bertahan ketika tren seperti sekarang ini. Kalau sudah tidak tren lagi kan harganya bisa jatuh . . .”
Menurut ibu Nita jika dikelola dengaan baik batu akik memang dapat membawa keuntungan bagi pemiliknya. Karena bila pemiliknya pandai dalam
mengelola koleksi batu akiknya hal itu bisa menjadi sumber pemasukan bagi pemiliknya. Misalnya saja kalung batu kalimaya yang dibelinya seharga
Rp.500.000 bisa dijualnya dengan harga Rp.2.000.000 kepada seorang temannya. “. . . pernah saya beli kalung kalimaya seharga Rp.500.000
kemudian saya jual lagi ke teman saya bisa laku Rp.2000.000. memang tergantung kepandaian kita mengelolanya .
. . “ Secara khusus ibu Nita tidak menyiapkan dana setiap bulan untuk membeli
batu akik. Sama dengan penuturan suaminya menurutnya jika ada rezeki lebih setiap bulan maka akan disisikan untuk membeli batu akik. Harga yang mahal dan
perawatan yang tidak sembarang tentu akan menambah biaya pengeluaran disetiap bulannya. Dalam kehidupan keluarga tentu hal tersebut akan menimbulkan
masalah. Namun, hal tersebut tidak terjadi pada keluarga ibu Nita dan bapak Basyarudin. Menurut ibu Nita hal itu terjadi karena dirinya dan suaminya bisa
mengelola hobi tersebut menjadi sebuah sumber pemasukan. Terlebih lagi orang tua ibu Nita juga merupakan pecinta batu akik jauh
sebelum suaminya menggemari batu akik. Hal ini pula lah yang membuat ibu Nita mendukung hobi suaminya dan bersama-sama dalam menggeluti batu akik.
Didalam keluarganya sendiri mula-mulanya dirinya dengan anak-anak adalah
Universitas Sumatera Utara
orang-orang yang menentang hobi suaminya. Namun, saat ini dirinya malah ikut- ikutan juga menggeluti hobi batu akik ini.
Dalam kegiatan sehari-harinya seperti dalam acara perwiritan ataupun acara-acara kekeluargaan lainnya ibu Nita selalu memakai cincin ataupun
aksesoris batu akik. Pada saat berkumpul seperti sekarang ini ibu Nita sudah terbiasa berbincang mengenai batu akik dengan teman-temannya tersebut, bahkan
saat ini ibu Nita menjadi panutan dalam hal batu akik diantara teman-temannya. Teman-temannya pun tidak jarang ada yang meminta saran mengenai batu akik
jenis apa yang cocok mereka kenakan. Bahkan ada yang meminta ibu Nita untuk menemani membeli batu akik agar tidak tertipu barang palsu.
“ . . . banyak teman-teman saya di pengajian, arisan atau di lingkungan rumah yang nanya-nanya tentang batu akik. Padahal
dulu teman-teman saya yang ngajari saya buat makai batu akik. Sekarang mereka yang minta saya buat nemenin mereka kalau
mau beli cincin akik. Saya juga kan sudah punya beberapa kenalan penjual batu akik yang bukan cuma cincin saja tetapi juga juga
kalung, gelang, bros d an juga aksesoris lainnya. . .”
Menurut beberapa teman yang melihatnya memakai batu akik banyak yang mengatakan bahwa ibu Nita semakin terlihat anggun setelah memakai batu
akik. Ditempat tinggal ibu Nita juga banyak yang memakai cincin batu akik seperti dirinya.Namun, diantara semua teman-temannya dirinya merupakan
contoh dalam urusan memadupadankan busana yang dipakai dengan batu akik sebagai aksesoris.
Ibu Nita menuturkan bahwa batu akik juga merupakan salah satu objek perbincangan yang sangat seru baik untuk kalangan pecinta batu akik, maupun
bagi orang yang hanya ikut-ikutan ingin tahu. Hal tersebut terjadi karena hampir semua batu akik melekat berbagai cerita mulai dari asal-usul warna, manfaat
kesehatan sampai cerita mistis yang membuatnya semakin sedap untuk menjadi bahan perbincangan. Bahkan disela-sela acara pengajian dan juga arisan para ibu-
Universitas Sumatera Utara
ibu juga tidak lupa berbincang-bincang mengenai batu akik yang mereka miliki dan seberapa banyak uang yang mereka keluarkan untuk membelinya.
Dalam setiap perbincangan dengan berbagai teman, tidak jarang ibu Nita memberikan beberapa koleksi batu akiknya kepada teman-temannya untuk
dipakai. Semua teman yang diberinya batu akik menjadi ikut menggandrungi batu akik setelahnya. Bahkan menurutnya ada beberapa teman ibu Nita yang memaksa
suaminya untuk membelikannya cincin batu akik. Ibu Nita merasa pengetahuan dan jumlah batu akik yang beliau miliki menjadikannya berada di posisi atas
diantara teman-temannya yang lain. Ada suatu kebanggaan tersendiri ketika banyak teman-teman yang memuji dan meminta saran kepada dirinya terkait batu
akik tersebut. Tidak seperti suaminya yakni bapak Basyarudin yang menganggap batu
akik merupakan suatu kebutuhan yang wajib ada dan dipakai pada saat beraktifitas dirumah maupun diluar, ibu Nita tidak terlalu mewajibkan dirinya
untuk selalu memakai batu akik. Menurut ibu Nita tidak ada urusan kepercayaan dirinya akan berkurang jika tidak memakai batu akik. Ibu Nita menganggap hal
itu hanya sebuah sugesti belaka “ . . . kalau masalah percaya diri atau enggak itu tergantung
sugesti si pemakainya saja. Kalau dia merasa percaya diri bila memakai batu akik ya memang seperti itu lah fikirannya terbentuk.
Tetapi kalau seperti saya ini orangnya ya baik-baik aja kalau pun enggak pakai batu akik . . .”
Bentuk yang bermacam-macam, ada yang berbentuk cincin, kalung, bros dan gelang sering dipakai oleh ibu Nita dalam berbagai acara. Namun,
menurutnya tidak ada orang yang pernah mengejeknya karena memakai batu akik. Kesan kuno dan tradisional bagi orang yang memakai batu akik menurutnya lama-
kelamaan hilang bersamaan dengan tren batu akik yang luar biasa akhir-akhir ini. Bahkan menurutnya batu akik mengalahkan perhiasan lain seperti emas maupun
perak dari segi keindahannya.
Universitas Sumatera Utara
Pendapat orang lain di sekitar ibu Nita juga mempengaruhinya dalam menggeluti batu akik. Semua orang disekitarnya mendukung hobinya tersebut,
karena efek positifnya lebih banyak dibandingkan dengan efek negatifnya.Ketika memakai batu akik dalam beraktifitas sehari-hari ibu Nita memakai minimal 2
batu akik di jarinya. Sama seperti suaminya setiap hari batu akik yang dipakai oleh ibu Nita juga berbeda karena menurutnya akan menambah kecantikan yang
lebih. Namun, untuk keluar rumah sendirian ibu Nita hanya memakai cincin- cincin yang tidak terlalu mahal saja. Karena menurutnya akan berbahaya jika dia
memakai cincin atau kalung yang harganya mahal. “ . . . kalau saya pergi ke pasar mau belanja saya enggak mau
pakai koleksi cincin atau aksesoris saya yang berharga mahal. Karena kan takut ngundang penjahat buat ngejambret. Lagian
sekarang ini batu akik itu bisa mengundang orang buat berbuat jahat juga . . .”
Menurut ibu Nita pemakaian batu akik juga disesuaikannya dengan busana apa yang dipakainya. Hal tersebut menurutnya penting untuk dilakukan karena
akan lebih menambah indah penampilannya. Jika dalam acara formal biasanya ibu Nitaakan memakai cincin dan aksesoris yang terbuat dari batu akik lainnya yang
harganya mahal. Menurut ibu Nita seorang pengguna batu akik harus mengerti untuk mengkombinasikan aksesoris yang dia miliki dengan pakaian yang dia
kenakan. Karena hal tersebut akan menentukan seberapa besar keindahan batu akik akan terpancar dari si penggunanya.
“ . . . pemakaian batu akik ini baik cincin maupun aksesoris lainnya tidak boleh sembarang. Karena kalau asal-asalan
mengkombinasikan warnanya bisa-bisa batu akiknya bukan jadi cantik tetapi malah jadi jelek dan norak . . .”
Universitas Sumatera Utara
Informan III
Nama : Muhardani Budi Septian, SH.
Usia : 30 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Informan ketiga dalam penelitian ini bernama Muhardani Budi Septian, SH. berusia 30 tahun dan bekerja di Kantor Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam. Budi
yang merupakan nama sapaannya ini telah menikah dan memiliki satu orang anak yang baru berusia III tiga tahun dari perkawinannya yang sudah memasuki usia
V lima tahun dengan isterinya yang bernama Ratna. Beda dengan bapak Basyarudin yang sudah 13 tahun menggeluti hobi batu
akik, bapak Budi merupakan salah seorang diantara sekian banyak pecinta batu akik yang baru muncul akhir-akhir ini. Awal mula Bapak Budi menggeluti batu
akik adalah karena penasaran dengan maraknya masyarakat yang memakai batu akik sebagai cincin dan setiap harinya tidak habis membicarakan segala hal
tentang batu akik. Bahkan hampir seluruh teman kantornya juga membicarakan batu akik. Seringkali pada saat berkumpul di tempatnya bekerja di Kantor
Kejaksaan teman-temannya bercerita mengenai berbagai hal tentang batu akik yang mereka miliki danbanyak diantara mereka yang menawarkan bapak Budi
untuk memakai salah satu cincin milik mereka. Pada saat itu temannya menawarkan secara gratis cincin batu akik untuk
dipakai oleh bapak Budi.Bapak Budi sangat senang karena diberikan batu akik secara gratis untuk dipakai. Pada saat itu temannya menunjukan deretan batu yang
bisa diambilnya untuk kemudian dipakai. Dari sekian banyak cincin batu akik yang berwarna-warni tersebut ada salah satu cincin batu akik yang sangat indah
menurutnya, cincin batu akik tersebut adalah jenis batu akik lavender. Batu Lavender salah satu dari sekian banyak batu akik yang tengah
menjadi incaran banyak kolektor dan penghobi. Batu dengan khas warna ungu
Universitas Sumatera Utara
layaknya bunga lavender ini, memiliki pesona dan keindahan tersendiri. Bahkan menjadi salah satu batu paling populer saat ini, selain batu bacan, sungai dareh,
batu kalimaya, batu cempaka atau jenis batu terkenal lainnya.Akik lavender banyak ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia dan masuk dalam jenis batu
Chalcedony jenis batu yang tidak bening dengan banyak macam warna.sedangkan untuk jenis lavender ciri khas ungu, namun masing-masing
daerah punya ciri khas tersendiri baik pada kristal batu atau warnanya, misalnya warna lebih tua atau lebih muda.
Mulai dari saat itu dirinya mulai tertarik dengan batu akik tersebut. Bapak Budi pun akhirnya mencari tahu berbagai informasi mengenai batu akik.Salah
satu tujannya untuk mencari informasi mengenai batu akik adalah agar tidak kalah ketika berdiskusi dengan temannya membahas batu akik. Hal ini terjadi karena
setiap berkumpul diwaktu istirahat atau saat berkumpul dengan teman kantornya walau dimanapun itu mereka selalu membicarakan batu akik. Batu akik
menurutnya memiliki nilai khusus tersendiri dibanding batu mulia lainnya, karena tidak aka nada masyarakat yang seramai ini bila membahas emas, perak ataupun
berlian. Namun, batu akik memiliki banyak cerita didalamnya untuk bisa diperbincangkan.
Satu hal lagi yang menurutnya sangat menarik bila melihat fenomena batu akik saat ini adalah hampir semua kalangan memakainya. Dari mulai satpam
penjaga kantor Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam hingga petinggi kantor tersebut. Hal ini menurutnya disebabkan oleh seberapa cerdas seseorang untuk bisa
mencari batu akik yang memiliki warna dan kualitas bagus dan pandai menegosiasikan harga. Sebab harga batu yang bisa mencapai puluhan juta bisa
saja menjadi ratusan ribu saja tergantung pengetahuan si pembeli untuk memilih barangnya.
“ . . . batau akik itu lintas dimensi, semua kalangan boleh pakai tua, muda, kaya ataupun miskin bisa pakai. Orang yang tidak
punya pengetahuan sama sekali tentang batu akik bisa saja mendapat batu akik yang harganya mahal dengan kualitas kaki
lima, tapi kalau yang sudah asli bisa dapat batu kualitas puluhan
Universitas Sumatera Utara
juta harga puluhan ribu. Tergantung seberapa banyak pengetahuan yang pemakai punya . . .”
Dari penuturan bapak Budi dirinya memiliki koleksi batu akik tidak terlalu banyak, pastinya menurut bapak Budi dirinya memiliki koleksi cincin batu
sebanyak 60 buah. “ . . . kalau dihitung-hitung ada 60 buah cincin batu akik. Saya
cumin punya cincin batu akik, kalau akik yang dijadikan kalung saya enggak mau koleksi.Karena saya juga enggak mau
memakainya, kesannya kampungan dan tua. Saya kan masi muda, paling tidak enggak tua . . .”
Dari sekian banyak koleksi batu akik yang bapak Budi punya ada satu jenis batu yang paling disukainya. Batu tersebut adalah batu Opal atau biasa
disebut batu Kalimaya. Di Indonesia Batu kalimaya banyak di temukan di Lebak Banten. Tepatnya di wilayah kecamatan Cimarga, Sajira dan Maja
Banten.Namun, batu ini juga diambil dari tempat ditemukanya dimana batu ini banyak ditambang sekitar sungai atau kali.
Letak keunikan dan keindahan pada batu Opal Banten ini adalah dari kemampuannya merefleksikan beragam warna-warni dari dalam batu. Satu buah
batu cincin bisa memunculkan lebih dari V lima warna beragam dan masing- masing batu yang sudah dibentuk, baik dalam bentuk batu cincin atau liontin tidak
akan memiliki corak dan pantulan warna yang sama.Berdasarkan warna dan corak yang ada pada batu kali maya terletak pada warna dasar diantaranya warna hitam,
putih susu, warna kopi, teh, kristal hijau dan lain-lain. Jenis kalimaya atau opal yang paling di incar kolektor dan penghobi adalah yang berwarna hitam atau lebih
dikenal dengan „Black Opal‟ Kalimaya.
Batu Kalimaya merupakan salah satu batu paling mahal yang pernah bapak Budi beli yakni Rp.2.000.000 yang dibelinya ketika mengunjungi pameran
batu akik di tempat perbelanjaan Palladium di Kota Medan. Menurut bapak Budi bagi para pecinta batu akik harga memang bukan menjadi masalah selama kualitas
dan keindahan batu benar-benar membuat pemakainya terlihat menawan. Bahkan
Universitas Sumatera Utara
menurutnya harga puluhan juta masih dalam taraf wajar bagi pecinta batu akik sejati.
“. . . yang namanya orang uda suka masalah harga itu uda bukan jadi masalah lagi dek, yang penting itu batu nya bisa buat kita
senang dengan keindahannya atau enggak. Banyak yang bahkan mau ngeluarin uang puluhan juta hanya untuk hobinya ngoleksi
batu akik . . .” Sama seperti bapak Basyarudin, bapak Budi juga memandang batu akik ini
dari segi investasi, bukan hanya sekedar hobi. Karena terkadang ketika dirinya berbincang dengan teman-temannya membahas batu akik, banyak yang tertarik
dengan cincin-cincin batu akik yang dipakai oleh bapak Budi. Misalnya saja baru- baru ini ada yang menawar cincin batu berjenis Sungai Dareh miliknya dengan
harga Rp. 300.000 sementara pada saat dia membelinya dalam bentuk bongkahan saat itu harganya hanya Rp.70.000, jadi bila ditotal dirinya untung sampai
Rp.200.000. “. . . tergantung sudut pandang orang yang hobi batu akik ini.
Kalau dia Cuma mau ngoleksi ya enggak papa, tapi kalau saya liat ini bisa jadi bisnis yang menguntungkan jadi saya putarkan lagi
buat saya jual . . . “
Secara khusus bapak Budi memang tidak menyiapkan dana setiap bulan untuk membeli batu akik. Namun, menurutnya kegiatan membeli batu akik bisa
dilakukannya kapan saja, tergantung pada momennya. Apa bila dirinya melihat ada batu yang bagus dan dia sukai maka dia akan membelinya. Harga yang
bervariasi, jumlah cincin batu yang banyak dan perawatan yang tidak sembarang tentu akan menambah biaya pengeluaran disetiap bulannya.
Dalam kehidupan keluarga tentu hal tersebut akan menimbulkan masalah. Namun, hal tersebut tidak menjadi suatu hal yang merepotkan bagi bapak
Budi.Menurut Bapak Budi hal itu terjadi karena isterinya juga ikut-ikutan
Universitas Sumatera Utara
menyukai cincin batu akik.Bahkan koleksi batu akik milik isteri pak Budi lebih berfariasi dari mulai cincin, kalung, liontin, hingga bros menjadi koleksi milik
isterinya.Hal ini lah yang membuat istri bapak Budi mendukung hobi suaminya dalam menggeluti batu akik.
Didalam keluarganya sendiri mula-mulanya anak-anak dan isterinya sempat heran juga dengan hobinya tersebut.Dalam keluarga bapak Budi juga
heran melihat hobinya tersebut, karena adik-adik, kakak-kakak, dan ipar-iparnya tidak ada yang menggeluti hobi batu akik tersebut selain bapak Budi.Namun,
setelah isterinya ikut menggeluti hobi batu akik saudara-saudaranya pun akhirnya memakluminya sebagai tren.
Dalam kegiatan sehari-harinya seperti saat bekerja bapak Budi juga memakai batu akik. Bapak Budi yang merupakan pegawai di Kantor Kejaksaan
Negeri Lubuk Pakam sering bercerita dengan teman-temannya satu kantor mengenai batu akik. Berawal dari rasa penasaran mereka hingga menanyakan
berbagai pertanyaan seputar batu akik.Bahkan smenurutnya banyak rekan kerjanya yang ikut menggeluti hobi batu akik seperti dirinya.
“ . . . batu akik itu kalau dipandang maka akan semakin kuat rasa tertarik seseorang untuk bertanya tentang batu akik tersebut.
Teman-teman di kantor saya juga begitu, dari pertamanya nanya- nanya kemudian tukar-
tukaran batu . . .” Menurut beberapa teman yang melihatnya memakai batu akik banyak
yang mengatakan bahwa bapak Budi memiliki aura yang bagus atau terlihat lebih berkarisma ketika memakai cincin batu akik, apalagi jika busana yang dipakai
cocok dengan cincin tersebut, maka akan menambah daya tarik si pengguna. Ditempat bapak Budi juga banyak yang memakai cincin batu akik seperti
dirinya.Namun, diantara semua teman-temannya dirinya termasuk baru-baru saja menjadi pecinta batu akik ditempatnya bekerja dalam memakai batu akik.
Bapak Budi menuturkan bahwa batu akik juga merupakan salah satu objek perbincangan yang sangat seru baik untuk kalangan pecinta batu akik, maupun
bagi orang yang hanya ikut-ikutan ingin tahu.Hal tersebut terjadi karena hampir
Universitas Sumatera Utara
semua batu akik melekat berbagai cerita mulai dari asal-usul warna, manfaat kesehatan sampai cerita mistis yang membuatnya semakin sedap untuk menjadi
bahan perbincangan. Dalam setiap perbincangan dengan berbagai teman, tidak jarang bapak
Budi memberikan beberapa koleksi batu akiknya kepada teman-temannya untuk dipakai.Semua teman yang diberinya batu akik menjadi ikut menggandrungi batu
akik setelahnya.Bahkan menurutnya ada beberapa teman yang menjadi lebih fanatik dibanding dirinya dalam mengoleksi batu akik.
Menurut bapak Budi batu akik merupakan suatu kebutuhan yang wajib ada dan dipakai pada saat beraktifitas dirumah maupun diluar. Menurutnya
kepercayaan dirinya akan berkurang jika tidak memakai batu akik ke tempatnya bekerja.
“ . . . kalau tidak memakai batu akik itu rasanya seperti ada yang kurang, terus saya merasa kurang pede kalau tidak memakai
cincin . . .” Bentuk yang bermacam-macam, ada yang kecil dan bahkan ada yang besar
biasa dipakai oleh bapak Budi. Namun, menurutnya tidak ada orang yang pernah mengejeknya karena memakai batu akik. Kesan kuno dan tradisional bagi orang
yang memakai batu akik menurutnya lama-kelamaan hilang bersamaan dengan tren batu akik yang luar biasa akhir-akhir ini.
Pendapat orang lain di sekitar bapak Budi juga mempengaruhinya dalam menggeluti batu akik. Semua orang disekitarnya mendukung hobinya tersebut,
karena efek positifnya lebih banyak dibandingkan dengan efek negatifnya. Ketika memakai batu akik dalam beraktifitas sehari-hari bapak Budi memakai minimal II
dua batu akik di jarinya. Setiap hari batu akik yang dipakai oleh bapak Budi juga berbeda karena menurutnya akan lebih menambah efek keindahan dan estetik.
Bahkan jika bapak Budi pergi keluar kota dirinya sudah menyiapkan stok batu akik yang akan dia bawa selama ke luar kota.
Universitas Sumatera Utara
“ . . . kalau saya pergi ke luar kota saya pasti bawa beberapa cincin akik saya. Biasa saya pakai minimal dua jadi kalau
misalnya saya pergi seeminggu ya saya bawa sekitar 8 cincin yang sering saya padu padankan . . .”
Menurut bapak Budi pemakaian batu akik juga disesuaikannya dengan busana apa yang dipakainya. Hal tersebut menurutnya penting untuk dilakukan
karena akan lebih menambah indah penampilannya. Jika dalam acara formal biasanya bapak Budi akan memakai batu akik yang mahal miliknya dan
bentuknya juga agak lebih kecil. Bahkan menurutnya pengetahuan fashion seorang pengguna batu akik sangat penting untuk mengeluarkan keindahan
maksimal batu akik yang dipakai. “ . . . kita yang memakai batu akik ini dituntut agar memiliki cita
rasa berbusana yang elegan. Orang yang memadu padankan cincin dengan busana yang dia pakai ujung-ujungnya bisa jadi
kampungan kesannya . . .” Dengan melihat tren batu akik saat ini dirinya cukup senang karena lebih
banyak lagi orang yang mengetahui mengenai batu akik seperti dirinya. Bapak Budi merupakan salah satu diantara sekian banyak gelombang orang yang baru
mengikuti trend batu akik akik akhir-akhir ini. Walaupun dirinya baru menggeluti hobi batu akik tersebut namun menurutnya dia sudah memiliki banyak
pengetahuan tentang batu akik. Intensitas bapak Budi menggeluti hobi batu akiknya tersebut sebenarnya juga membuat heran dirinya sendiri. Ada semacam
rasa candu ketika dirinya mendapat kepuasan ketika mendapatkan batu yang paling dia incar, dan dirinya juga merasa hobinya membawa pintu rezeki yang
lebih banyak lagi. “. . . kita tidak bisa mengukur seberapa besar rasa kecintaan
seseorang terhadap hobinya mengoleksi batu akik. Namun, apa yang dimulai berdasarkan rasa kesukaan kita pastinya akan
memb awa manfaat positif bagi orangnya juga . . . “
Universitas Sumatera Utara
Berbagai macam cerita yang melatar belakangi batu akik menjadi pelengkap si batu akik tersebut.Bahkan cerita-cerita magis kerap kali
mengiringinya. Bapak Budi merupakan salah satu orang yang percaya-percaya saja dengan apa yang orang katakan. Karena menurutnya hal tersebut lah yang
membuat batu akik menjadi eksis seperti saat ini.
Informan IV
Nama : Suryono
Usia : 41 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Penjual Bakso
Informan keempat dalam penelitian ini bernama Suryono.berusia 41 tahun dan bekerja sebagai penjual bakso Arema yang sering berjualan dilingkungan
kampus. Bapak Suryono telah menikah dan memiliki dua orang anak yang semua anggota keluarganya tinggal di Kota Surabaya.
Bapak Suryono sudah 20 tahun menggeluti hobi batu akik atau lebih tepatnya sudah sejak tahun 1995.Awal mula Bapak Suryonon menggeluti batu
akik adalah karena ikut-ikutan dengan temannya di lingkungan rumahnya di Surabaya.Pada masa mudanya Suryono seringkali mendengar teman-temannya
bercerita mengenai berbagai hal tentang batu akik yang mereka miliki.Hal yang sering mereka perbincangkan pada saat itu adalah kasiat mistis yang ada pada
cincin-cincin milik mereka. Pada saat itu menurutnya ada temannya yang menawarkan cincin batu akik berkasiat seharga Rp.200.000 kepada Bapak
Suryono.Awalnya Bapak Basyaraudin tidak mau untuk memakai batu akik tersebut, karena tidak mempunyai uang. Namun, karena tergiur dengan berbagai
manfaat yang ada pada cincin tersebut Suryono pun akhirnya menabung uang untuk membeli cincin tersebut.
Pada saat itu menurutnya ada temannya yang membuktikan bahwa setelah memakai cincin batu akik temannya tersebut menjadi kebal terhadap senjata
Universitas Sumatera Utara
tajam.Ada juga yang menawarkan dirinya batu cincin yang berkasiat sebagai pemurah rezeki.Mulai dari saat itu dirinya mulai tertarik dengan batu akik
tersebut.Bapak Suryonon pun akhirnya mencari tahu berbagai informasi mengenai batu akik. Menurut bapak Suryonon pada masyarakat Jawa kepercayaan seperti
itu masih banyak dipercayai. Fenomena batu akik menjadi mitos, bagi sebagian penggemarmya, adalah
sesuatu yang sulit dipungkiri. Ada kepercayaan di antara peminat bahwa batu akik membawa tuah, manna atau kekuatan magic tertentu. Batu akik dapat dijadikan
obat, batu akik dapat membawa keberuntungan, batu akik membawa spirit dan semangat tertentu, adalah bentu nyata adanya mitos pada batu akik.
Dalam sejarah kepercayaan umat ada fase dinamisme. Dinamisme dalam kaitan agama dan kepercayaan adalah pemujaan terhadap roh sesuatu yang tidak
tampak mata. Mereka percaya bahwa roh nenek moyang yang telah meninggal menetap di tempat-tempat tertentu, seperti pohon-pohon besar. Arwah nenek
moyang itu sering dimintai tolong untuk urusan mereka. Caranya, memasukkan arwah-arwah mereka ke dalam benda-benda pusaka, seperti batu hitam atau batu
merah delima.Ada juga yang menyebutkan bahwa dinamisme adalah kepercayaan yang mempercayai kekuatan abstrak yang berdiam pada suatu benda. Istilah
tersebut disebut dengan manna. Pak Suryono menggemari batu akik bukan hanya karena keindahannya
saja tetapi lebih penting lagi karena kasiatnya. Banyak sekali kasiat yang menurutnya terdapat pada batu akik salah satunya adalah untuk meningkatkan
karisma diri seseorang. Lebih lanjut Suryono mengatakan bahwa : “ . . . ada beberapa cincin batu akik yang punya manfaatnya
sendiri-sendiri ada yang buat pengasih, tahan senjata tajam dan juga ada yang berkasiat membuka aura. Orang lain yang melihat
bisa terkagum- kagum karena aura kita . . .”
Dari penuturan bapak Suryono dirinya memiliki koleksi batu akik yang sangat banyak, bahkan dirinya sendiri tidak tahu sudah berapa banyak batu akik
yang dia miliki selama 20 tahun ini.
Universitas Sumatera Utara
“ . . . kalau dihitung-hitung sudah ada ratusan cincin akik punya saya. Karena sudah 20 tahun saya mulai makai cincin akik ini.
Bahkan mungkin kalau orang lain melihat saya pasti heran karena batu akik saya banyak sekali . . .”
Dari sekian banyak koleksi batu akik yang bapak Suryono ada satu jenis batu yang paling disukainya. Batu tersebut adalah batu Merah Delima. Batu
Merah Delima adalah salah satu dari sekian banyak jenis yang memiliki nilai jual tinggi dan masuk dalam jenis batu akik termahal yang dijual dipasaran. Bahkan
keberadaan batu Merah Delima sangat langka dipasaran. Semarak batu akik di masyarakat kita sampai saat ini memang sudah
menampakkan tanda –tanda tren penurunan. Namun justru sebaliknya, saat ini
bahkan kepopuleran batu akik merambah sampai masyarakat pelosok desa. Tidak hanya orang dewasa anak-anak pun juga banyak yang memakainya.
Dari sekian banyak jenis batu akik, ada beberapa macam yang sangat disakralkan di kalangan masyarakat pada umumnya. Salah satu yang paling
disakralkan dan dikaitkan dengan dunia mistis adalah batu merah delima. Konon kabarnya batu merah delima ini yang asli sulit sekali didapatkan dan bukan
sembarang orang yang bisa dan mampu memilikinya. Karena menurut mitos yang berkembang, batu ini berkaitan langsung dengan alam gaib.
Batu Merah Delima milik Suryono merupakan cincin batu akik warisan dari orang tuanya ketika hendak merantau ke Pulau Sumatera. Orang tuanya
berpesan agar Suryono tidak boleh menjual batu tersebut apapun yang terjadi, dan hal itu pula lah yang selalu dituruti oleh Suryono sampai sekarang ini. Dari yang
pernah Suryono dengar harga batu merah delima asli bisa mencapai miliyaran Rupiah, sementara apabila ada batu akik yang dijual hanya seharga jutaan rupiah
saja maka bisa dipastikan itu merupakan batu merah delima yang palsu. Suryono mengatakan bahwa pemakaian batu delima dapat meningkatkan
aura seseorang hingga X sepuluh kali lipat dari biasanya, mengundang lancarnya rezeki hingga banyak perempuan akan terpikat dengan orang yang memakainya.
Namun, sekali lagi Suryono juga mengaku tidak dapat membuktikannya secara
Universitas Sumatera Utara
langsung.Untuk cincin merah delima miliknya Suryono pernah ditawari seorang pengusaha di Kota Surabaya seharga Rp.300.000.000, namun, Suryono tetap
menolaknya karena hal tersebut merupakan warisan dari orang tuanya yang sudah meninggal.
“. . . pernah ada yang menawar batu merah delima milik saya seharga Rp.300.000.000 tapi saya tolak langsung. Karena ini satu-
satunya warisan milik orang tua saya. Sampai saat ini pun saya enggak akan mau menjualnya . . .”
Menurut bapak Suryono hal tersebut memang tidak logis bagi orang yang tidak mengetahui batu akik. Namun, sebenarnya selain menjadi hobi batu akik
juga memiliki nilai investasi layaknya emas dipasaran. Misalnya saja batu-batu yang dibelinya rata-rata hanya pada kisaran Rp.50.000
– Rp.300.000 namun ketika dia memolesnya dan menambahkan berbagai macam cerita mengenai
khasiat batu miliknya batu tersebut bisa dijualnya dengan harga Rp.300.000 –
Rp.1.000.000. hal ini menurutnya bisa terjadi bila yang membeli kepadanya adalah orang-orang yang baru menggemari batu akik, sehingga tidak tahu apa-apa
mengenai batu akik yang bagus atau batu akik kualitas rendah. “. . . biasanya batu yang saya beli itu murah-murah, tetapi setelah
saya poles bisa jadi cantik bentuknya. Sering juga saya jual bisa berkali-kali lipat harganya dan biasanya yang saya jual itu jenis
Lavender, Sungai Dareh, Kecubung dan juga Giok Aceh . . . “ Secara khusus bapak Suryono memang tidak menyiapkan dana setiap
bulan untuk membeli batu akik. Namun, dirinya mempunya cara khusus agar mendapatkan batu akik dengan kualitas bagus dengan harga murah. Caranya
adalah dengan membeli dalam bentuk bongkahan dari daerah-daerah penghasil batu akik seperti di pulau Jawa, Sumatera Barat dan juga Aceh. Hal ini dilakukan
agar kualitas dan keaslian batu dapat terjamin dan juga harganya lebih murah. Harga yang mahal dan perawatan yang tidak sembarang tentu akan
menambah biaya pengeluaran disetiap bulannya. Dalam kehidupan keluarga tentu hal tersebut akan menimbulkan masalah. Namun, hal tersebut tidak terjadi pada
Universitas Sumatera Utara
Suryono. Menurut Suryono hal itu terjadi karena sejak awal pernikahan, isterinya sudah mengetahui bahwa Suryono sangat menggemari batu akik. Namun,
Suryono juga tidak melupakan tugas dan tangung jawabnya sebagai seorang suami yaitu mencari nafkah untuk keluarganya.
Didalam keluarganya sendiri anak-anak Suryono juga diberikannya cincin batu akik untuk dipakai, bahkan anaknya yang paling tua yang saat ini tinggal di
Surabaya merupakan penggemar batu akik seperti dirinya. Di keluarga besarnya sendiri hobi memakai cincin batu akik sendiri memang sudah ada sejak lama
sehingga reaksi keluarganya juga biasa-biasa saja. Tradisi manusia menggunakan batu akik, dan logam mulia emas, intan,
mutiara dan sejenisnya sudah ada sejak awal kehidupan. Namun, dalam perkembangan kehidupan pengunaan seni keindahan pada alam, batu akik dan
logam mulia yang sudah ada sejak kehidupan ada. Simbol tradisi merupakan hal yang melekat juga didalam batu akik ini, dimana pengunaan batu akik dan logam
mulia sebagai simbol tradisi, termasuk dalam simbol tradisi ritual pada kepercayaan animism dan dinamisme, adalah bentuk paling tua. Kesan dan sisa
kepercayaan yang menjadikan batu akik, benda tertentu seperti keris, emas, tembaga, perak, besi terdapat pada ritus pedukunan dan ilmu klenik di masyarakat
tertentu. Dalam kegiatan sehari-harinya seperti saat bekerja Suryono juga memakai
batu akik. Bapak Suryono yang merupakan seorang penjual bakso sering bercerita dengan teman-teman sesama penjual bakso mengenai batu akik. Banyak juga
diantara mereka yang sudah lama memiliki batu akik. Namun, diantara sekian banyak teman-temannya hanya Suryono lah yang memiliki batu akik hingga
mencapai seratus buah. Tidak jarang taman-tamannya yang memuji Suryono karena koleksi batu akik miliknya. Beberapa diantanya juga memuji Suryono
karena terlihat lebih berkarisma ataupun lebih macho ketika memakai batu akik. “ . . . diantara teman-teman saya banyak yang juga memakai batu
akik sama seperti saya. Tetapi menurut mereka cuma saya yang
Universitas Sumatera Utara
punya koleksi batu akik paling banyak. Mereka juga sering memuji saya karena batu akik milik saya . . .”
Menurut beberapa teman yang melihatnya memakai batu akik banyak yang mengatakan bahwa bapak Suryono bertamba macho setelah memakai batu
akik. Ditempat bapak Suryono juga banyak yang memakai cincin batu akik seperti dirinya. Namun, diantara semua teman-temannya dirinya merupakan pencinta
batu akik paling lama ditempatnya bekerja dalam memakai batu akik. Suryono menuturkan bahwa batu akik juga merupakan salah satu objek
perbincangan yang sangat seru baik untuk kalangan pecinta batu akik, maupun bagi orang yang hanya ikut-ikutan ingin tahu. Hal tersebut terjadi karena hampir
semua batu akik melekat berbagai cerita mulai dari asal-usul warna, manfaat kesehatan sampai cerita mistis yang membuatnya semakin sedap untuk menjadi
bahan perbincangan. Bahkan orang-orang yang membeli baksonya seringkali bertanya kepadanya mengenai batu akik miliknya. Hal tersebut juga menjadi suatu
kebanggan bagi Suryono. Dalam setiap perbincangan dengan berbagai teman, tidak jarang bapak
Suryono memberikan beberapa koleksi batu akiknya kepada teman-temannya untuk dipakai. Semua teman yang diberinya batu akik terkadang malah ikut
menggandrungi batu akik setelahnya. Menurut Suryono batu akik merupakan suatu kebutuhan yang wajib ada dan dipakai pada saat beraktifitas dirumah
maupun diluar. Menurutnya kepercayaan dirinya akan berkurang jika tidak memakai batu akik ke tempatnya bekerja.
“ . . . kalau saya pigi kemana aja bahkan didalam rumah pun saya tetap pakai cincin batu akik. Karena udah kebiasaan, malah kalau
enggak pakai cincin batu akiknya seperti ada yang kurang . . .” Bentuk yang bermacam-macam, ada yang kecil dan bahkan ada yang besar
biasa dipakai oleh bapak Suryono. Namun, menurutnya tidak ada orang yang pernah mengejeknya karena memakai batu akik. Kesan kuno dan tradisional bagi
orang yang memakai batu akik menurutnya lama-kelamaan hilang bersamaan dengan tren batu akik yang luar biasa akhir-akhir ini.
Universitas Sumatera Utara
Pendapat orang lain di sekitar bapak Suryono juga mempengaruhinya dalam menggeluti batu akik. Semua orang disekitarnya mendukung hobinya
tersebut, karena efek positifnya lebih banyak dibandingkan dengan efek negatifnya. Ketika memakai batu akik dalam beraktifitas sehari-hari bapak
Suryono memakai minimal 5 batu akik di jarinya. Setiap hari batu akik yang dipakai oleh bapak Suryono juga berbeda karena menurutnya akan menambah
rasa kepercayaan yang lebih. Namun, untuk pemakaian cincin merah delima miliknya Suryono hanya memakainya sekali setahun, yaitu pada Malam Satu
Suroh. “ . . . kalau cincin merah delima itu jarang sekali saya pakai.
Paling cumin sekali setahun itu pun waktu tertentu aja. Malam satu suroh saya pake sekaligus
buat nyuci cincinnya . . .” Menurut bapak Suryono pemakaian batu akik tidak perlu disesuaikan
dengan busana apa yang dipakainya. Hal tersebut menurutnya tidak penting untuk dilakukan karena batu akik akan cocok dipakai dengan pakaian apapun. Jika
dalam acara formal biasanya bapak Basyarudin akan memakai batu akik yang mahal miliknya dan bentuknya sedang. Pengetahuan fashion seorang pengguna
batu akik menurutnya tidak lah penting untuk mengeluarkan keindahan maksimal batu akik yang dipakai.
Informan V
Nama : Dr. Zulfendri, M.Kes
Usia : 51 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Dosen
Informan kelima dalam penelitian ini bernama Drs. Zulfendri, M.Kesberusia 51 tahun dan bekerja sebagai dosen di Fakultas di Fakultas
Kesehatan Masyarakat di Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
Bapak Zulfendri sudah 31 tahun menggeluti hobi batu akik atau lebih tepatnya sudah sejak tahun 1985.Awal mula Bapak Basyarudin menggeluti batu
akik adalah karena ikut-ikutan dengan temannya di lingkungan rumah.Namun menurut bapak Zulfendri dirinya tidak memiliki alasan yang khusus mengenai
mengapa dirinya menyukai batu akik. Bapak Zulfendri hanya menyukai warna batu akik yang beragam saja.
“ . . . saya suka batu akik ini sudah semenjak tahun 1985 pas saya masih muda. Awalnya dari teman-teman dekat rumah. Kalau
ditanya alasannya kenapa saya suka batu akik ya enggak ada alasan khusus sih, suka gitu aja lihat warnanya. . .”
Dari penuturan bapak Zulfendri dulunya beliau memiliki koleksi batu akik yang sangat banyak, bahkan dirinya sendiri tidak tahu sudah berapa banyak batu
akik yang dia miliki. Namun lama-kelamaan satu persatu koleksi batunya diberikannya kepada orang lain.
“ . . . kalau dihitung-hitung dulu koleksi saya ada sampai ratusan batu akik. Tapi sekarang udah tinggal sikit karena saya kasi-kasi
sama teman-teman saya yang ada di dekat rumah ataupun teman- teman sesama dosen . . .”
Dari sekian banyak koleksi batu akik yang bapak Zulfendri miliki ada satu jenis batu yang paling disukainya.Batu tersebut adalah batu Bacan.Batu Bacan
adalah salah satu dari sekian banyak jenis yang memiliki nilai jual tinggi dan masuk dalam jenis batu akik termahal
yang dijual dipasaran. Alasan bapak Zulfendri memilih batu bacan sebagai batu favoritnya
karena memiliki tingkat kekerasan yang paling tinggi diantara batu akik jenis lainnya. Alasan lainnya juga karena dikalangan pecinta batu akik hanya orang
yang sudah memiliki batu bacan lah yang baru disebut sebagai pecinta batu akik sejati.
“ . . . saya suka batu bacan ini karena memang lagi ngetrend saat ini dikalangan pecinta batu akik. Kemudian batu bacan ini lain
Universitas Sumatera Utara
kali sama batu akik yang sejenis karena dia punya tingkat kekerasan yang paling tinggi. Kemudian dikalangan pecinta batu
akik sendiri batu bacan itu batu wajib yang harus dimiliki sama pecinta batu akik . . .”
Meski batu Bacan merupakan batu favorit bapak Zulfendri namun, batu termahal yang pernah dibelinya adalah batu Sungai Dareh dari Sumatera Barat
dengan harga Rp.750.000. batu Sungai Dareh tersebut juga merupakan batu akik terakhir yang pernah dibeli oleh bapak Zulfendri. Setelahnya bapak Zulfendri
tidak pernah lagi membeli batu akik. Batu akik yang diperoleh bapak Zulfendri, seperti batu akik Bacan kesukaannya. Menurut bapak Zulfendri merupakan hal
yang normal bila mengeluarkan uang hingga berjuta-juta hanya untuk batu akik. Namun, bagi dirinya tetap ada batas maksimal harga batu yang bisa dibelinya.
“. . . wajar saja bagi pecinta batu akik ada yang ngeluarkan uang sampe berjuta-juta untuk beli batu akik. Kalau batu akik paling
mahal yang pernah saya beli itu Rp.750.000 sekitar sepuluh tahun lalu, jenisnya batu akik Sungai Dareh.Kalau sekarang saya enggak
pernah lagi beli batu akik, itu lah batu terakhir yang pernah saya beli. Selama ini juga kalau ada batu yang saya beli, enggak pernah
saya mau beli batu yang harganya sampe jutaan rupiah. . .” Secara khusus bapak Zulfendri tidak menyiapkan dana setiap bulan untuk
membeli batu akik. Bahkan ketika dulu bapak Zulfendri sering berburu batu akik dirinya juga tidak menyiapkan dana khusus. Namun, menurutnya jika ada rezeki
lebih setiap bulan maka akan disisikan untuk membeli batu akik. Dalam keluarga bapak Zulfendri menanggapi hobinya tersebut secara keseluruhan tidak lah
menjadi suatu masalah.Isteri bapak Zulfendri juga nyaman-nyaman saja melihat suaminya memakai batu akik. Keluarga bapak Zulfendri juga memiliki hobi
memakai batu akik juga sama sepertinya sehingga ada kecocokan dengan bapak Zulfendri. Bahkan keluarga bapak Zulfendri merasa aneh melihat bapak Zulfendri
menggosok batu akiknya sendiri. Hal ini terjadi karena bapak Zulfendri memiliki alat gosok sendiri yang diciptakannya dari barang-barang daur ulang.
Universitas Sumatera Utara
Didalam keluarganya sendiri anak-anak dan isterinya sudah biasa melihat hobi dari bapak Zulfendri. Hal ini terjadi karena semenjak berumahtangga bapak
Zulfendri sudah memakai batu akik, sehingga pandangan keluarga biasa-biasa saja. Dalam kegiatan sehari-harinya seperti saat bekerja bapak Zulfendri juga
memakai batu akik. Bahkan menurut bapak Zulfendri yang merupakan seorang dosen ini memakai batu akik saat bekerja adalah sesuatu hal yang wajib.
Bapak Zulfendri juga sering bercerita dengan teman-teman satu dosennya mengenai batu akik. Bapak Zulfendri menjuluki dirinya sebagai provokator
diantara teman-temannya ketika bercerita tentang batu akik. Bapak Zulfendri sering memicu pembicaraan tentang batu akik diantara teman-temannya dengan
sengaja menunjukan batu yang dimilikinya. Bapak Zulfendri juga sering membuat teman-teman dosen yang lain agar ikut memakai batu akik. Hal tersebut pun
sering berhasil mempengaruhi teman-temannya untuk memakai batu akik.Berawal dari rasa penasaran mereka hingga menanyakan berbagai pertanyaan seputar batu
akik, akhirnya teman-temannya ikut menggeluti hobi batu akik seperti dirinya. “ . . . saya itu sering jadi provokator kalau bincang-bincang sama
teman saya tentang batu akik. Saya suka sengaja ngeletakin batu akik saya biar mulai teman-teman ngebicarain batu akik.Kadang
saya juga suka ngomporin teman-teman yang lainnya yang belum pake batu akik supaya ikut pake. Akhirnya banyak juga yang ikut
make batu akik . . .” Menurut beberapa teman yang melihatnya memakai batu akik banyak
yang mengatakan bahwa bapak Zulfendri terlihat berbeda keika memakai batu akik, bahkan ada temannya yang mengatakan bahwa batu yang dipakai oleh bapak
Zulfendri memiliki aura panas sehingga bapak Zulfendri menjadi suka marah- marah. Namun, untuk keseluruhannya menurut bapak Zulfendri dirinya sangat
percaya diri ketika memakai batu akik. Bahkan menurutnya ketika memakai batu akik di kalangan yang memang pecinta batu akik maka dirinya akan memakai
cincin-cincin andalannya. Namun, jika hanya bertemu dengan orang-orang yang tidak paham dengan batu akik maka dirinya akan berpenampilan sewajarnya.
Universitas Sumatera Utara
Saat ini bapak Zulfendri memang tidak punya keinginan lagi untuk membeli batu akik.Namun, terkadang dalam perbincangan yang membahas batu
akik dengan berbagai teman-temannya, seringkali bapak Zulfendri memberikan beberapa koleksi batu akiknya kepada teman-temannya untuk dipakai.Bahkan
untuk orang yang awalnya tidak tertarik, akhirnya ikut menggandrungi batu akik.Namun, menurut bapak Zulfendri tetap saja ada penggemar batu yang
musim-musiman.
Tabel 4.1. Deskripsi Pemakai Batu Akik
No. Nama Informan Deskripsi Pemakai Batu Akik
1. Basyarudin
- Umur 51 Tahun -
Bapak Basyarudin sudah 13 tahun menggeluti hobi batu akik atau lebih tepatnya sudah sejak tahun 2002.
- Koleksi batu akik yang dimiliki sangat banyak, bahkan dirinya sendiri tidak tahu sudah berapa banyak batu akik
yang dia miliki. - Tidak menyiapkan dana setiap bulan untuk membeli
batu akik. - Dalam kegiatan sehari-harinya seperti saat bekerja
bapak Basyarudin juga memakai batu akik
2. Anita
- Umur 54 Tahun - I
bu Nita baru menggeluti hobi batu akik sekitar 2 tahun belakangan ini. Awal mula ibu Nita menggeluti
hobi batu akik ini adalah karena ikut-ikutan dengan temannya di lingkungan rumah
- Memiliki koleksi batu akik yang tidak terlalu banyak. Namun, selain cincin batu akik dirinya juga mengoleksi
jenis aksesoris yang terbuat dari batu akik. - Secara khusus ibu Nita tidak menyiapkan dana setiap
bulan untuk membeli batu akik.
-
Dalam kegiatan sehari-harinya seperti dalam acara perwiritan ataupun acara-acara kekeluargaan lainnya ibu
Nita selalu memakai cincin ataupun aksesoris batu akik
Universitas Sumatera Utara
3. Budi
- Umur 30 Tahun -
Budi merupakan salah seorang diantara sekian banyak pecinta batu akik yang baru muncul akhir-akhir ini.
Awal mula Bapak Budi menggeluti batu - Memiliki koleksi batu akik tidak terlalu banyak,
pastinya menurut bapak Budi dirinya memiliki koleksi cincin batu sebanyak 60 buah.
-
Secara khusus bapak Budi memang tidak menyiapkan dana setiap bulan untuk membeli batu akik.
- Batu akik merupakan suatu kebutuhan yang wajib ada dan dipakai pada saat beraktifitas dirumah maupun
diluar. Menurutnya kepercayaan dirinya akan berkurang jika tidak memakai batu akik ke tempatnya bekerja.
4. Suryono
- Umur 41 Tahun -
Bapak Suryono sudah 20 tahun menggeluti hobi batu akik atau lebih tepatnya sudah sejak tahun 1995. Awal
mula Bapak Suryonon menggeluti batu akik adalah karena ikut-ikutan dengan temannya di lingkungan
rumahnya di Surabaya. - Memiliki koleksi batu akik yang sangat banyak,
bahkan dirinya sendiri tidak tahu sudah berapa banyak batu akik yang dia miliki selama 20 tahun ini.
-
Secara khusus bapak Suryonon memang tidak menyiapkan dana setiap bulan untuk membeli batu akik
- Batu akik merupakan suatu kebutuhan yang wajib ada dan dipakai pada saat beraktifitas dirumah
5 Zulfendri
- Umur 51 Tahun - Bapak Zulfendri sudah 31 tahun menggeluti hobi
batu akik atau lebih tepatnya sudah sejak tahun 1985. Awal mula Bapak Basyarudin menggeluti
batu akik adalah karena ikut-ikutan dengan temannya di lingkungan rumah.
- Memiliki koleksi batu akik yang sangat banyak, bahkan dirinya sendiri tidak tahu sudah berapa
Universitas Sumatera Utara
banyak batu akik yang dia miliki. -
Secara khusus bapak Zulfendri memang tidak menyiapkan dana setiap bulan untuk membeli batu akik
-
Bapak Zulfendri dirinya sangat percaya diri ketika memakai batu akik.
4.2. Pembahasan