63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
C. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa simpulan yang merupakan jawaban terhadap permasalahan yang telah
disusun yaitu : 1.
Perda Kota Medan No. 31 Tahun 2002 tentang Tempat Rekreasi Dan
Olahraga terbatasnya sumber dana, kurang lancarnya komunikasi yang terjalin antara aparat dengan masyarakat dsan sikap aparat yang kurang
memenuhi komitmennya dalam memberikan pelayanan yang mudah, murah dan memuaskan.
2. Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar ketiga di Indonesia,
sehingga kota Medan memiliki sarana dan prasarana tempat rekreasi dan olahraga yang bertaraf internasional
3. Hambatan yang timbul dalam pelaksanaan peraturan daerah ini adalah
terbatasnya kualitas dan kuantitas personil pihak pelaksana, kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung tempat rekreasi dan olah raga,
kurangnya promosi dan pemasaran obyek-obyek wisata, kurangnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan peraturan daerah, kurangnya
kerjasama pihak pelaksana dengan instansi-instansi terkait, kurangnya tindakan pengawasan dan penyidikan terhadap pelanggaran di bidang
retribusi daerah.
D. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat diajukan beberapa saran antara lain : 1.
Mengingat sosialisasi khususnya dalam bentuk penyuluhan sangat penting dalam memberikan pemahaman masyarakat tentang substansi kebijakan,
maka sudah seharusnya kegiatan ini lebih ditingkatkan lagi baik dari segi frekuensi maupun jangkauan pelaksanaannya.
Universitas Sumatera Utara
2. Sarana dan prasarana yang ada saat ini sangat terbatas, ini sangat
menghambat peningkatan PAD. Sehingga PAD juga ikut menurun, dikarenakan fasilitas di stadium teladan kurang menunjang dan fasilitas di
lapangan yang masuk kategori sarana olahraga lain. 3.
Untuk mengatasi kendala terbatasnya dana, dapat melibatkan peran RT selaku kepanjangan tangan pemerintah dalam menginformasikan
kebijakannya.
Universitas Sumatera Utara
23
BAB II IZIN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
D. Pengertian Izin
Pemerintah menggunakan izin sebagai sarana yuridis untuk mengendalikan tingkah laku warga. Menurut Spelt dan Ten Berge, izin adalah
suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan Undang-Undang atau peraturan pemerintah, untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan larangan
perundang-undangan. Sementara itu Ridwan HR, dengan merangkum serangkaian pendapat para sarjana menyimpulkan bahwa izin adalah perbuatan pemerintah
bersegi satu berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk diterapkan pada peristiwa konkret menurut prosedur dan persyaratan tertentu. Dengan
mendasarkan pengertian seperti itu, maka unsur dalam perizinan meliputi instrumen yuridis, peraturan perundang-undangan, organ pemerintah, peristiwa
konkret, prosedur dan persyaratan. Sebagai sebuah keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah, maka izin
dapat digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu berupa keinginan untuk mengarahkan mengendalikan aktivitas-aktivitas tertentu, mencega bahaya bagi
lingkungan, keinginan melindungi obyek-obyek tertentu, hendak membagi benda- benda yang sedikit, dan juga dapat ditujukan untuk pengarahan, dengan
menyeleksi orang-orang dan aktivitas-aktivitas tertentu.
17
Seperti diketahui dari luas wilayah yang begitu besar, jumlah penduduk yang banyak, maka pemekaran daerah dilakukan. Sebagai konsekuensi dari asas
desentralisasi, maka berbagai urusan pemerintahan diserahkan ke daerah menjadi urusan daerah. Penyerahan kewenangan dalam kerangka desentralisasi tersebut
dimaksudkan untuk menjembatani kebutuhan efisiensi dan efektivitas penanganan masalah, optimalisasi peran lokal, sekaligus akomodasi terhadap keanekaragaman
daerah. Dengan kenyataan yang demikian maka penanganan terhadap masalah perizinan pun juga menjadi salah satu yang didistribusi, tidak hanya menjadi
17
Ateng Syafrudin, Butir-butir Bahan Telaahan Tentang Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Layak Untuk Indonesia, dalam Paulus Efendi Lotulung, Himpunan Makalah Asas-Asas
Umum Pemerintahan yang Baik. Citra Aditya Bhakti, Bandung, 1994. hal. 64
Universitas Sumatera Utara
kewenangan pemerintah pusat akan tetapi juga menjadi kewenangan pemerintah daerah.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, pemerintah yang sedang membangun memiliki beberapa fungsi yakni: memimpin warga
masyarakat leading, mengemudikan pemerintahan governing, memberi petunjuk instructing, menghimpun potensi gathering, menggerakkan potensi
actuating, memberikan arah directing, mengkoordinasi kegiatan coordinating, memberi kesempatan dan kemudahan facilitating, memantau dan
menilai evaluating, mengawasi controlling, menunjangmendukung supporting, membina developing, melayani servicing, mendorong
motivating dan melindungi protecting. Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut pemerintah membuat
perencanaan het plan baik untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Perencanaan yang dibuat oleh pemerintah tersebut seringkali digunakan
sebagai pedoman bagi kegiatan masyarakat maupun pemerintah sendiri. Instrumen yang digunakan oleh pemerintah untuk mengarahkan kegiatan-kegiatan
masyarakat seperti itu antara lain menggunakan sarana perizinan. Izin dapat pula pemerintah mengendalikan dan mengontrol kegiatan
masyarakat. Hal seperti itu misalnya nampak dalam hal anggota masyarakat sebagai pemegang izin diwajibkan untuk mendaftar ulang ataupun mengajukan
perpanjangan izinnya untuk setiap periode tertentu. Dalam hal seperti itu setiap kali pendaftaran ulang atau perpanjangan dilakukan, maka akan dilihat pula
dampak dari kegiatan yang diizinkan. Apabila kegiatan itu memberikan dampak positif bagi masyarakat di sekitarnya maupun bagi pemerintah sendiri, atau
setidak-tidaknya tidak menimbulkan kerugian dan dampak negatif bagi pihak lain, maka perpanjangan atau pendaftaran dapat dilayani. Hal tersebut penting untuk
diperhatikan, mengingat dalam Hukum Ekonomi, asas pengawasan publik dan
Universitas Sumatera Utara
asas campur tangan terhadap kegiatan ekonomi merupakan bagian dari asas utama dari Hukum Ekonomi.
18
Utrecht sebagaimana dikutip oleh Bachsan Mustafa : Bilamana pembuat peraturan tidak umumnya melarang suatu perbuatan, tetapi masih juga
mernperkenankannya asal saja diadakan secara yang ditentukan untuk masing- masing hal konkret, maka perbuatan administrasi negara yang memperkenankan
perbuatan tersebut bersifat suatu izin verguning. Izin dapat dipandang sebagai perdoman dan sekaligus jaminan bagi
kegiatan usaha mereka. Masalah perizinan dewasa ini sering dikeluhkan oleh masyarakat luas. Tak jarang terdengar keluhan para investor yang mengatakan
rumit dan panjangnya proses pengurusan perizinan. Hal yang seperti itu tentu perlu diantisipasi antara lain dengan mengadakan koordinasi dengan instansi-
instansi terkait, sehingga birokrasi-birokrasi yang tidak begitu penting dapat ditiadakan untuk kemudian disatukan dalam bagian lainnya. Memang ada yang
memandang izin sebenarnya dapat dikatakan sebagai sebuah insentif bagi kegiatan usaha, di mana dengan adanya berbagai kemudahan untuk pengurusan perizinan
maka akan memberikan rangsangan bagi pengusaha untuk memulai investasi. Akan tetapi sebenarnya mengenai insentif itu sendiri tidak selamanya mendesak
bagi dunia usaha. Pada umumnya pasal undang-undang yang bersangkutan berbunyi : Dilarang tanpa izin memasuki areallokasi ini. Selanjutnya larangan
tersebut diikuti dengan rincian daripada syarat-syarat, kriteria dan sebagainya yang perlu dipenuhi oleh pemohon untuk memperoleh dispensasi dari larangan
tersebut, disertai dengan penetapan prosedur atau petunjuk pelaksanaan kepada pejabatpejabat administrasi negara yang bersangkutan.
19
Kata perizinan kita peroleh atau kita dengar dan sepintas lalu kata perizinan mengandung arti yang sederhana yaitu pemberian izin terhadap sesuatu
yang berkaitan dengan aktivitas atau kegiatan, namun bila kita telusuri lebih jauh
18
Redjeki Hartono, Perspektif Hukum Bisnis pada Era Teknologi. Pidato Pengukuhan Peresmian Jabatan Guru Besar di dalam Hukum Dagang pada Fakultas Hukum Diponegoro,
Semarang, 1995. hal. 18.
19
Bachsan Mustafa, Sistem Hukum Athninistrasi Negara Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, hal. 80.
Universitas Sumatera Utara
mengenai pengertian perizinan itu tidaklah semudah apa yang kita sebutkan tadi. Lalu apa sebenarnya perizinan tersebut.
Perizinan adalah salah satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan bersifat pengendalian yang dimiliki oleh pemerintah terhadap kegiatan yang
dilakukan oleh masyarakat. Perizinan maksudnya dapat berbentuk pendaftaran, rekomendasi sertifikat, penentuan kuota dan izin untuk melaksanakan sesuatu
usaha yang biasanya hams dimiliki atau diperoleh suatu organisasi perusahaan atau seseorang sebelum yang bersangkutan dapat melakukan suatu kegiatan atau
tindakan yang dilakukan. Setelah kita memahami arti daripada perizinan maka timbul suatu pertanyaan apa yang dimaksud dengan hukum perizinan ? Hukum
perizinan adalah : ketentuan yang berkaitan dengan pemberian izin atau bentuk lain yang berkaitan dengan itu yang d.ikeluarkan oleh pemerintah sehingga
dengan pemberian izin tersebut melahirkan hak bagi pemegang izin baik terhadap seseorang, badan usaha, organisasi, LSM dan sebagainya untuk beraktivitas
N.M. Spelt dan J.B.J.M ten Berge, izin merupakan suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah untuk dalam
keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan larangan perundang-undangan izin dalam arti sempit.
20
Spelt dan ten Berge tersebut agak berbeda dengan pandangan Van der Pot. Menurut Van der Pot, izin merupakan keputusan yang memperkenankan
dilakukannya, perbuatan yang pada prinsipnya tidak dilarang oleh pembuat peraturan.
Berdasarkan apa yang dikatakan oleh Spelt dan ten Berge, alam izin dapat dipahami bahwa suatu pihak tidak dapat melakukan sesuatu
kecuali diizinkan. Artinya kemungkinan untuk seseorang atau suatu pihak bertutup kecuali diizinkan oleh pemerintah. Dengan demikian, pemerintah
mengikatkan perannya dalam kegiatan yang dilakukan oleh orang atau pihak yang bersangkutan.
21
20
N.M. Spelt dan J.B.J.M ten berge, disunting Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Perizinan, Surabaya : Yuridika, 1993. hal 2-3
21
Van der Pot dalam Utrecht dan Moh. Saleh Djindang, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, cetakan Kedelapan, Jakarta : Balai Buku Ikhtiar, 1985 hal 143
Menurut Prajudi Atmosudirdjo, izin veruning adalah suatu penetapan yang merupakan dispensasi pada suatu larangan oleh undang-undang.
Universitas Sumatera Utara
Pada umumnya pasal undang-undang yang bersangkutan berbunyi ; dilarang tanpa izin..melakukan… dan seterusnya. Selanjutnya, larangan tersebut diikuti dengan
perincian syarat-syarat, kriteria dan sebagainya yang perlu dipenuhi oleh pemohon untuk memperoleh dispensasi dari larangan, disertai dengan penetepan prosedur
dan petunjuk pelaksaaan juklak kepada pejabat-pejabat administrasi Negara yang bersangkutan
22
Hukum perizinan merupakan hukum publik yang pelaksanaannya dilakukan oleh pemerintah baik pemerintah di pusat maupun di daerah sebagai
aparatur penyelenggaraan negara mengingat hukum perizinan ini berkaitan dengan pemerintah maka mekanisme media dapat dikatakan bahwa hokum
perizinan termasuk disiplin ilmu Hukum Administrasi Negara atau hukum Tata Pemerintahan seperti yang kita ketahui pemerintah adalah : sebagai pembinaan
Dalam hal izin kiranya perlu dipahami bahwa sekalipun dapat dikatakan dalam ranah keputusan pemerintah, yang dapat mengeluarkan izin ternyata tidak
selalu organ pemerintah. Izin tidak sama dengan pembiaran. Kalau ada suatu aktivitas dari anggota yang sebenarnya dilarang oleh peraturan perundang-
undangan yang berlaku, tetapi ternyata tidak dilakukan penindakan oleh aparatur yang berwenang, pembiaran seperti itu bukan berarti diizinkan. Untuk dapat
dikatakan izin harus ada keputusan yang konstitutif dari aparatur yang berwenang menerbitkan izin.
Selain pengertian izin yang diberikan oleh beberapa sarjana tersebut di atas, ada pengertian izin yang dimuat dalam peraturan yang berlaku, misalnya
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu di daerah. Dalam
ketentuan tersebut izin diberikan pengertian sebagai dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah berdasarkan peraturan daerah atau peraturan lain yang
merupakan bukti legalitas, menyatakan sah atau diperbolehkannya seseorang atau badan untuk melakukan usaha atau kegiatan tertentu. Pemberian pengertian izin
tersebut menunjukkan adanya
22
Pramudji Atmosudirdjo, Hukum Administrasi Negara, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1983 hal. 94
Universitas Sumatera Utara
dan pengendalian dari masyarakat dan salah satu fungsi pemerintah di bidang pembinaan dan pengendalian izin adalah pemberian izin kepada masyaralat dan
organisasi tertentu yang merupakan mekanisme pengendalian administratif yang harus dilakukan di dalam praktek pemerintahan.
Jadi fungsi pemberian izin disini adalah fungsi pemerintah itu sendiri yang dilaksanakan oleh departemen sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 1 Keppres
No. 44 Tahun 1974 yang menyatakan bahwa setiap departemen menyelengaraan fungsi kegiatan perumusan kebijaksanaan pelaksanaan dan kebijaksanaan teknis,
pemberian bimbingan dan pembinaan serta pemberian perizinan sesuai dengan kebijaksanaan umum yang ditetapkan oleh Presiden dan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Jadi kesimpulan dari pengertian izin adalah dokumen yang dikeluarkan
oleh pemerintah daerah berdasarkan peraturan daerah atau peraturan lainnya yang merupakan bukti legalitas, menyatakan sah atau diperbolehkannya seseorang atau
badan untuk melakukan usaha atau kegiatan tertentu baik dalam bentuk izin maupun tanda daftar usaha.
E. Proses Mendapatkan Izin